Top Rank
Negara dengan Persentase Penduduk Tak Punya Toilet: Paling Banyak dari Afrika, Ada Papua Nugini
Berikut 10 negara dengan persentase penduduk tertinggi yang tidak memiliki layanan toilet, paling banyak dari Afrika.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ketersediaan toilet yang aman, bersih, mudah diakses, dan layak di fasilitas kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang tak terbantahkan.
Toilet yang layak sangat penting untuk layanan kesehatan berkualitas yang mencegah infeksi pada pasien, staf, dan pengunjung, serta melindungi martabat.
Toilet adalah fasilitas yang digunakan untuk membuang sisa-sisa metabolisme (feses dan urine) dari tubuh manusia.
Umumnya terdiri dari sebuah tempat duduk atau tandas yang dilengkapi sebuah cerobong atau saluran yang mengarah ke sebuah septic tank atau saluran pembuangan yang terpisah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap standar minimum sanitasi dasar adalah toilet untuk satu rumah tangga yang terhubung ke tangki septik atau pengomposan, lubang pembuangan, atau pipa pembuangan limbah.
Negara-negara tanpa toilet, atau negara-negara tanpa akses ke sanitasi dasar untuk menampung atau membuang kotoran, memang ada di seluruh dunia di mana akses air terbatas atau penduduknya kesulitan untuk menambahkan fasilitas ini ke rumah mereka.
WHO mencatat bahwa lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki sanitasi dasar di rumah mereka (jamban atau toilet pribadi).
Banyak dari mereka berada di Afrika, India, Karibia, dan kepulauan Pasifik.
Menurut World Population Review, berikut 10 negara dengan persentase penduduk tertinggi yang tidak memiliki layanan toilet:
- Kirgistan, Asia Tengah: 69 persen
- Pantai Gading, Afrika Barat: 50 persen
- DR Kongo, Afrika Tengah: 36 persen
- Nigeria, Afrika Barat: 32 persen
- Uganda, Afrika Bagian Timur: 32 persen
- Papua Nugini, Negara di Oseania: 32 persen
- Togo, Afrika Barat: 32 persen
- Guinea, Afrika Barat: 27 persen
- Niger, Afrika Barat: 26 persen
- Vanuatu, Negara di Oseania: 24 persen
Bahaya Negara Tanpa Toilet
Tanpa sanitasi dasar dan pembuangan serta pengolahan tinja yang tepat, berbahaya bagi manusia.
Penyakit, malnutrisi, pembangunan sosial-ekonomi, dan kesejahteraan secara keseluruhan merupakan masalah di negara-negara tanpa toilet.
Diare, disentri, kolera, tifus, polio, cacingan, dan resistensi antimikroba adalah beberapa masalah umum yang terkait dengan kurangnya toilet di negara-negara yang tidak memiliki langkah-langkah sanitasi dasar.
Baca juga: Penampakan Toilet Kecil Lokasi Siswa MAN Kota Tegal Dianiaya hingga Babak Belur
Tanpa toilet di banyak rumah tangga, banyak orang terpaksa buang air besar sembarangan di selokan, di tanah, atau di perairan setempat.
WHO menemukan bahwa sekitar 419 juta orang melakukan praktik ini di negara-negara tanpa toilet.
Kini jumlah negara tanpa toilet terus menurun seiring kontribusi organisasi lokal, nasional, dan internasional terhadap peningkatan sanitasi dasar di kota-kota kecil, besar, dan rumah tangga.
Layanan toilet keliling beroperasi di tempat-tempat seperti Etiopia, yang dulunya merupakan negara tanpa toilet nomor 1 di dunia, dan telah membantu mengurangi jumlah orang yang tidak memiliki toilet yang aman dan higienis.
Seiring dengan meningkatnya akses terhadap air bersih, sabun, dan edukasi kesehatan serta penyakit, langkah-langkah sanitasi di berbagai negara di dunia harus terus ditingkatkan.
Namun, penting untuk dipahami bahwa masih banyak tempat di dunia di mana lebih dari 50 persen penduduknya tidak memiliki toilet atau jamban di rumah, atau kesulitan menemukan toilet umum saat bepergian.
Baca juga: Menginspirasi Lewat Aksi Sosial: Agus Sudibyo dan Peran Agen BRILink Bangun Toilet Desa
Dilansir laman resmi WHO, setiap orang hendaknya peduli terhadap toilet karena akses terhadap sanitasi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai hak asasi manusia yang memberikan hak kepada setiap orang untuk memiliki akses fisik dan terjangkau terhadap sanitasi, di semua bidang kehidupan, yang aman, higienis, terjamin, dan dapat diterima secara sosial dan budaya, serta yang memberikan privasi dan menjamin martabat.
Semua orang harus peduli terhadap toilet karena kesehatan masyarakat bergantung pada toilet.
Hidup tanpa toilet yang layak itu kotor, berbahaya, dan tidak bermartabat.
Jika setiap orang di suatu komunitas tidak memiliki toilet yang aman, kesehatan semua orang akan terancam.
Toilet yang memadai dan dikelola dengan aman mendorong peningkatan kesetaraan gender, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
Toilet melindungi martabat, keselamatan, dan kesehatan perempuan dan anak perempuan, di rumah, sekolah, atau tempat kerja, terutama selama menstruasi dan kehamilan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.