Konflik Palestina Vs Israel
Demi Operasi Perluasan di Gaza, Israel Akan Kerahkan 60.000 Tentara Cadangan, Fase Baru Dimulai
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyetujui rencana untuk memulai fase baru operasi di beberapa wilayah terpadat di Gaza.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel mengatakan mereka akan memanggil puluhan ribu prajurit cadangan dan memperluas tugas prajurit lainnya untuk operasi militer yang diperluas di Kota Gaza.
Kota Gaza adalah sebuah kota di Jalur Gaza, Palestina.
Sebelum perang Israel-Hamas tahun 2023, kota ini merupakan kota terpadat di Palestina.
Kota Gaza merupakan basis militer dan pemerintahan Hamas, sekaligus salah satu tempat perlindungan terakhir di Gaza utara, tempat ratusan ribu orang berlindung.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyetujui rencana untuk memulai fase baru operasi di beberapa wilayah terpadat di Gaza.
Hal ini sebagaimana diungkapkan militer Israel pada Rabu (20/8/2025).
Rencana tersebut, yang diperkirakan akan mendapatkan persetujuan akhir dari kepala staf dalam beberapa hari mendatang, mencakup pemanggilan 60.000 prajurit cadangan dan perpanjangan masa tugas bagi 20.000 prajurit tambahan yang saat ini bertugas.
Di Israel, negara dengan jumlah penduduk kurang dari 10 juta orang, pemanggilan begitu banyak prajurit cadangan memiliki bobot ekonomi dan politik, dan terjadi beberapa hari setelah ratusan ribu orang berunjuk rasa menuntut gencatan senjata.
Dilansir AP News, seorang pejabat militer, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan militer, mengatakan bahwa pasukan akan beroperasi di beberapa wilayah Kota Gaza yang belum dikerahkan dan di mana Israel yakin Hamas masih aktif.
Pasukan Israel di Zeitoun dan Jabaliya - sebuah kamp pengungsi yang dibangun di Kota Gaza - sudah mempersiapkan landasan untuk operasi yang diperluas tersebut.
Dimulai dalam Beberapa Hari
Masih belum jelas kapan operasi akan dimulai, tetapi bisa jadi dalam hitungan hari dan mobilisasi pasukan cadangan seperti itu merupakan yang terbesar dalam beberapa bulan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan tujuan perang adalah untuk menjamin pembebasan sandera yang tersisa dan memastikan Hamas dan militan lainnya tidak akan pernah lagi mengancam Israel.
Baca juga: Meski Hamas Menanggapi Proposal Gencatan Senjata Israel, IDF Tetap Ancam Serang Gaza hingga 2026
Para jurnalis AP melihat kelompok-kelompok kecil bergerak ke selatan dari kota minggu ini, tetapi berapa banyak yang akan mengungsi secara sukarela masih belum jelas.
Beberapa mengatakan mereka menunggu perkembangan situasi sebelum bergerak lagi, dan banyak yang bersikeras tidak ada tempat yang aman dari serangan udara.
"Apa yang kita saksikan di Gaza sungguh merupakan realitas apokaliptik bagi anak-anak, keluarga mereka, dan generasi ini," ujar Ahmed Alhendawi, direktur regional Save the Children, dalam sebuah wawancara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.