Konflik Palestina Vs Israel
PM Malaysia Ajak Negara-negara Islam Lawan Arogansi Israel di Ajang GIFA 2025
Menanggapi kebiadaban Israel tersebut, Anwar meminta agar semua negara-negara Islam bersatu menentangnya
Penulis:
Bobby W
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim meminta dunia Muslim bersatu dan mengambil sikap prinsipil melawan kegilaan dan kesombongan yang telah Israel tunjukkan setelah melakukan serangan ke Qatar awal pekan ini.
Hal ini disampaikan Anwar dalam pidatonya saat menerima Penghargaan Keuangan Islam Global (GIFA) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis ini (11/9/2025) .
Penghargaan GIFA adalah even tahunan yang mengakui dan memberi penghargaan atas keunggulan dalam industri perbankan dan keuangan Islam global, dengan tujuan mempromosikan tanggung jawab sosial dan otentisitas syariat.
Penghargaan ini telah diselenggarakan setiap tahun sejak 2011.
Adapun tiap tahunnya GIFA memberikan penghargaan kepada berbagai institusi dan individu atas kontribusi mereka terhadap keuangan Islam.
Di tahun 2025 ini, salah satu penerima penghargaannya adalah Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
Pada pidatonya di GIFA 2025 tersebut, Anwar mengatakan bahwa dunia tampak tak berdaya menghadapi kekejaman yang dilakukan Israel di Gaza dan negara-negara lain.
“Dunia sedang kacau balau, satu negara menunjukkan kegilaan dan kesombongan dengan menimbulkan kerusuhan, bencana, dan kekejaman di kawasan serta dunia, sementara dunia terlihat tak berdaya menghadapinya." ungkap Anwar menyindir Israel.
Menanggapi kebiadaban Israel tersebut, Anwar meminta agar semua negara-negara Islam bersatu menentangnya sembari terus melakukan perbaikan diri.
"Sementara kita mengambil sikap prinsipil yang kuat melawan agresi, kolonisasi, serta sikap sombong dan pengabaian hukum internasional oleh Zionis Israel, kita perlu membenahi diri sendiri." ungkap Anwar.
Di pidatonya tersebut, Anwar juga mengajak para undangan di GIFA untuk terus memberantas korupsi dan tindakan ketidakadilan ekonomi lainnya.
Baca juga: Serangan Israel Meluas, 6 Negara Ini Dibombardir dalam 3 Hari
"Kita perlu mempromosikan standar etika serta membersihkan masyarakat dari korupsi endemik, ketidakadilan, dan ketimpangan, sekaligus mendorong perekonomian kita." ungkap sosok Perdana Menteri Malaysia tersebut.
Anwar juga mengajak para undangan yang ada untuk meyakinkan para pelaku industri finansial bahwa ekonomi berbasis syariah juga bisa diaplikasikan dalam ekonomi modern saat ini.
"Ketika keuangan Islam pertama kali diperkenalkan, ada kekhawatiran di kalangan elit yang berpendidikan Barat bahwa umat Muslim kembali ke zaman unta." buka Anwar.
"Namun, di Malaysia, dengan dukungan umat Muslim dan non-Muslim, keuangan Islam telah terbukti menjadi alternatif yang sesungguhnya,” sambungnya.
Terkait penghargaan yang ia terima pada GIFA 2025 kali ini, Anwar mengatakan bahwa ia memersembahkan kehormatan tesebut kepada seluruh pelaku usaha keuangan Islam di Malaysia.
“Saya hanyalah perwakilan kecil yang menerima penghargaan ini atas nama semua pihak yang telah berkomitmen dalam keuangan Islam, regulator, serta lembaga keuangan yang menerima inovasi untuk menyediakan solusi sesuai syariat dan bebas riba (bunga) secara luas,” kata Anwar.
Ia mengatakan bahwa dunia Muslim saat ini menghadapi ketimpangan, kemiskinan, dan marginalisasi, serta keuangan Islam dapat menjadi solusi yang layak karena nilai-nilai sosialnya.
“Keuangan Islam tidak hanya harus beradaptasi, tetapi juga menemukan infrastruktur berkelanjutan dan platform digital yang dapat meningkatkan instrumen sosial seperti wakaf dan zakat guna memperluas inklusi keuangan demi memberdayakan masyarakat,” ujar Anwar.
Ia juga mengatakan bahwa keuangan Islam harus berinvestasi dalam pengembangan dan keunggulan laboratorium untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam memupuk generasi mendatang berlandaskan prinsip etika.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.