Minggu, 28 September 2025

Pimpinan Komisi I DPR Soal Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB: Langkah Diplomatik yang Berani

Menurut Dave Laksono, pidato Presiden Prabowo di PBB merupakan langkah diplomatik Indonesia yang berani dan strategis namun tetap memperhatikan prinsi

Sekretariat Presiden
PRABOWO PIDATO DI SIDANG PBB - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan pidato perdananya pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). Menurut Dave Laksono, pidato yang disampaikan Presiden Prabowo merupakan langkah diplomatik Indonesia yang berani dan strategis namun tetap memperhatikan prinsip keadilan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Laksono merespons soal isi pidato Presiden RI Prabowo Subianto di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Amerika Serikat.

Menurut Dave, pidato yang disampaikan oleh Presiden Prabowo merupakan langkah diplomatik Indonesia yang berani dan strategis, namun tetap memperhatikan prinsip keadilan.

"Saya memandang bahwa pernyataan Presiden Prabowo Subianto di forum PBB merupakan langkah diplomatik yang berani dan strategis, dengan tetap menempatkan prinsip keadilan dan kedaulatan sebagai fondasi utama," kata Dave saat dimintai tanggapannya, Rabu (24/9/2025).

Menurut legislator Fraksi Partai Golkar itu, pernyataan Presiden Prabowo atas pengakuan terhadap kedaulatan negara Israel apabila Palestina merdeka juga bukan bentuk suatu kompromi.

Dia berpandangan, apa yang disampaikan oleh Prabowo adalah tawaran yang konstruktif, karena pengakuan itu baru akan diberikan apabila Palestina diakui merdeka.

"Opsi pengakuan terhadap Israel yang disampaikan Presiden bukanlah bentuk kompromi, melainkan tawaran konstruktif yang mensyaratkan pengakuan penuh terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina terlebih dahulu," ucap dia.

Baca juga: Prabowo Kembali Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara dalam Konflik Palestina di Sidang Umum PBB

Dirinya lantas menganggap kalau apa yang disampaikan oleh Prabowo mencerminkan posisi Indonesia yang konsisten dalam mendukung solusi dua negara.

Hal itu menurut Dave sebagaimana diamanatkan oleh berbagai resolusi internasional, termasuk Resolusi PBB 1967. 

"Dalam konteks geopolitik saat ini, pendekatan seperti ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya bersuara, tetapi juga menawarkan jalan keluar yang adil dan bermartabat bagi kedua pihak," tukas dia.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan kembali posisi Indonesia dalam mendukung solusi dua negara bagi penyelesaian konflik Israel-Palestina. 

Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Selasa (23/9/2025).

Ia menyatakan bahwa Palestina harus merdeka. Sementara itu, Israel juga harus dijamin keselamatannya.

“Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus, kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita dapat memiliki kedamaian sejati, kedamaian sejati, dan tidak ada lagi kebencian dan kecurigaan,” ujar Prabowo.

Baca juga: Pidato Perdana Prabowo di Sidang Majelis Umum Ke-80 PBB Tuai Apresiasi

Eks Danjen Kopassus itu menekankan, satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi di Timur Tengah adalah dengan implementasi solusi dua negara. 

“Satu-satunya solusi adalah ini, solusi dua negara, dua keturunan Abraham harus hidup dalam rekonsiliasi, damai, dan harmoni,” katanya.

Prabowo juga menyinggung penderitaan warga sipil di Gaza yang masih berlangsung hingga kini. Ia mempertanyakan siapa yang akan menyelamatkan mereka jika dunia terus diam. 

“Saat ini, orang-orang tak berdosa menangis minta tolong. Menangis untuk diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang tak berdosa? Siapa yang akan menyelamatkan para lansia dan perempuan. Jutaan orang menghadapi bahaya saat ini, sementara kita duduk di sini,” ucapnya.

Prabowo mengingatkan bahwa setiap bangsa memiliki tanggung jawab moral untuk menghentikan ketidakadilan. Ia menyebut, sepanjang sejarah, penindasan justru melahirkan kekuatan yang mampu mengalahkan ketidakadilan itu sendiri.

“Kita mungkin lemah secara individu, tetapi rasa penindasan, rasa ketidakadilan, telah membuktikan dalam sejarah umat manusia bahwa rasa ketidakadilan ini, rasa penindasan ini, akan bersatu menjadi kekuatan yang kuat yang akan mengatasi penindasan ini, yang akan mengatasi ketidakadilan ini,” ujarnya.

PIDATO PRABOWO - Presiden Prabowo Subianto Pidato pada Sidang Umum PBB di New York,Amerika Serikat, pada Selasa, (23/9/2035).
PIDATO PRABOWO - Presiden Prabowo Subianto Pidato pada Sidang Umum PBB di New York,Amerika Serikat, pada Selasa, (23/9/2035). (YouTube Sekretariat Presiden)

Selain menyoroti konflik di Palestina, Prabowo mengingatkan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk rasisme, kebencian, dan penindasan. 

Menurutnya, semua bangsa perlu bersatu untuk menciptakan perdamaian dan keadilan global.

“Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia. Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi ini. Apakah ini mimpi? Mungkin, tetapi inilah mimpi indah yang harus kita perjuangkan bersama,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan