Konflik Palestina Vs Israel
Trump Tebar Janji ke Negara Arab: Bendung Ambisi Netanyahu, Tolak Israel Caplok Tepi Barat
Trump berjanji kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa ia tidak akan mengizinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencaplok Tepi Barat.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa ia tidak akan mengizinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencaplok Tepi Barat.
Janji itu disampaikan dalam sebuah pertemuan tertutup di markas besar PBB pada Rabu (24/9/2025).
Enam sumber yang mengetahui langsung jalannya diskusi, menjelaskan alasan utama Trump menolak rencana aneksasi atau pencaplokan Tepi Barat karena adanya kekhawatiran akan runtuhnya stabilitas politik di Timur Tengah.
Menurut Trump, langkah Israel mencaplok wilayah yang selama ini dikuasai Otoritas Palestina dapat memicu pecahnya Perjanjian Abraham yakni kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan beberapa negara Arab, yang diumumkan pada tahun 2020.
Adapun dalam kesepakatan tersebut Israel berjanji akan menunda rencana aneksasi wilayah Tepi Barat yang masih berada di bawah kendali Otoritas Palestina.
Bagi negara-negara Arab, pencaplokan akan melintasi garis merah yang tidak bisa ditoleransi, karena akan memicu kemarahan publik pro-Palestina dan melemahkan legitimasi pemerintahan mereka di dalam negeri.
Trump memahami risiko itu. Ia melihat pencaplokan bukan hanya ancaman bagi rakyat Palestina, tetapi juga bahaya bagi kelangsungan aliansi baru yang ia rawat dengan susah payah.
Jika Netanyahu tetap maju dengan langkah sepihaknya, negara-negara Arab kemungkinan akan menarik diri dari perjanjian dan menuduh Israel berkhianat, sehingga menutup peluang integrasi diplomatik yang telah dibangun selama beberapa tahun terakhir.
Selain itu, Trump menyadari bahwa pencaplokan Tepi Barat akan meruntuhkan pencapaian yang kerap ia sebut sebagai “pilar utama” kebijakan luar negerinya.
Warisan politik yang ia bangun di Timur Tengah bisa hancur dalam sekejap.
Baca juga: Di Depan Para Pemimpin Negara Muslim, Trump Janji Buat Terobosan di Gaza, AS Bakal Tahan Israel
Oleh karena itu, Trump menjanjikan kepada para pemimpin Arab bahwa ia akan membendung ambisi Netanyahu, sembari menyiapkan peta jalan damai untuk meredam konflik Gaza yang pecah pada Oktober 2023 silam.
Trump Kenalkan Rencana 21 Poin
Dalam pertemuan itu, Trump dan timnya mempresentasikan sebuah dokumen kebijakan berbentuk white paper yang disebut sebagai “Rencana 21 Poin Trump”.
Rencana ini diperkenalkan dalam pertemuan tertutup bersama para pemimpin Arab dan Muslim di sela Sidang Umum PBB di New York, dan dipaparkan lebih jauh oleh utusan khusus perdamaian Timur Tengah, Steve Witkoff, sehari setelahnya.
Menurut Witkoff, dokumen tersebut dikemas sebagai white paper berisi garis besar solusi pasca perang Gaza.
Isinya mencakup tata kelola, mekanisme keamanan, hingga janji penghentian rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat.
Ia menyebut proposal itu sebagai jawaban atas kekhawatiran Israel sekaligus merespons tuntutan negara-negara tetangga yang khawatir perang hampir dua tahun terakhir akan semakin merusak stabilitas kawasan.
“Kami mempresentasikan apa yang kami sebut rencana 21 poin Trump untuk perdamaian di Timur Tengah di Gaza. Saya pikir ini menjawab kekhawatiran Israel dan juga negara-negara tetangga,” ujar Witkoff di sela KTT Concordia, New York.
Rencana 21 Poin Trump menjadi sinyal bahwa presiden AS itu ingin memposisikan dirinya sebagai penengah konflik dan penjaga stabilitas Perjanjian Abraham.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.