Jumat, 3 Oktober 2025

Gempa di Filipina

Gempa 6,9 SR Guncang Filipina Tengah, 22 Orang Tewas dan Banyak Bangunan Runtuh

Guncangan dahsyat berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang wilayah tengah Filipina pada Selasa (30/9/2025), malam, waktu setempat.

Generated by AI
ILUSTRASI GEMPA BUMI - Foto ilustrasi tembok mengalami retak karena gempa bumi, diolah dengan artificial intelligence (AI), Senin (24/3/2025). Guncangan dahsyat berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang wilayah tengah Filipina pada Selasa (30/9/2025), malam, waktu setempat. 

TRIBUNNEWS.COM - Guncangan dahsyat berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang wilayah tengah Filipina pada Selasa (30/9/2025), malam, waktu setempat.

Gempa ini menewaskan 22 orang, merobohkan bangunan, memicu kepanikan massal hingga melumpuhkan aliran listrik di sejumlah kota.

Gempa terjadi sekitar pukul 10 malam waktu setempat, berpusat di bawah laut dengan kedalaman sekitar 10 kilometer, tepat di sebelah barat kota pesisir Palompon dan dekat kota Bogo di provinsi Cebu, wilayah yang padat penduduk dan rawan gempa.

Filipina disebut sebagai negara yang rentan terhadap bencana alam, terutama karena negara kepulauan ini berada di atas Cincin Api Pasifik, kawasan dengan aktivitas seismik dan vulkanik tertinggi di dunia.

Hanya dalam hitungan detik, kota-kota yang tenang berubah menjadi medan darurat, dinding runtuh, kabel listrik terputus dan warga berhamburan menyelamatkan diri

Korban jiwa terbanyak tercatat di kota Bogo dan San Remigio.

Menurut pejabat lokal, sedikitnya 14 orang meninggal di Bogo, sementara 6 lainnya, termasuk personal Penjaga Pantai, seorang anak kecil dan seorang petugas pemadam kebakaran, tewas di Remigio.

Salah satu insiden paling memilukan terjadi saat sebuah kompleks olahraga runtuh saat pertandingan bola basket berlangsung.

Insiden ini menewaskan sejumlah penonton dan personel keamanan.

Richard Gordon, Ketua Palang Merah Filipina, mengatakan lebih dari 60 orang terluka, sebagian besar akibat tertimpa reruntuhan.

Baca juga: Gempa 6,9 SR Guncang Filipina Saat Ajang Kecantikan Miss Asia Pacific International Digelar

“Gempa ini seperti mimpi buruk,” ujar Gordon, dikutip dari CNN.

“Itu datang tiba-tiba, menghancurkan, dan sangat menakutkan," tambahnya.

Kesaksian Warga dan Kerusakan Luas

Martham Pacilan, 25 tahun, warga Bantayan, sedang berada di dekat gereja saat gempa terjadi. 

Ia menggambarkan kepanikan massal saat batu-batu besar jatuh dari bangunan tua. 

"Saya mendengar suara dentuman keras dari arah gereja, lalu saya melihat batu-batu berjatuhan dari bangunan itu. Untungnya tidak ada yang terluka," ujarnya, dikutip dari The Guardian.

"Saya kaget sekaligus panik, tetapi tubuh saya tidak bisa bergerak. Saya hanya menunggu guncangan berhenti," tambahnya.

Rekaman yang tersebar di media sosial menunjukkan kebakaran di sebuah mal, kerusakan parah pada bangunan komersial seperti restoran cepat saji, dan bahkan kontestan lomba kecantikan berlarian dari panggung saat gempa mengguncang. 

Sebuah sekolah dan kantor pemadam kebakaran di Bogo rusak berat, sementara jalan desa retak dan akses terputus di beberapa wilayah terpencil.

Baca juga: 26 Tewas, 147 Terluka Setelah Gempa Magnitudo 6,9 di Cebu, Filipina

Pemadaman Listrik dan Ketakutan Akan Gempa Susulan

Gempa memutus aliran listrik di Cebu, Leyte, dan pulau-pulau sekitar. 

Philippine National Grid melaporkan kabel utama terputus dan sedang dalam penilaian tingkat kerusakan. 

Empat gempa susulan berkekuatan 5.0 SR atau lebih besar tercatat oleh USGS setelah gempa utama.

Warga diminta menjauhi bangunan rapuh dan berkumpul di area terbuka, sesuai imbauan dari Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, yang juga menyatakan bahwa bantuan dari pemerintah pusat sedang dalam perjalanan.

Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun segera dibatalkan oleh Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) setelah evaluasi.

Sekolah Diliburkan, Pemerintah Bergerak

Pemerintah kota Medellin di Cebu menghentikan semua aktivitas belajar mengajar hingga kondisi dinyatakan aman. 

Kantor-kantor pemerintahan ditutup sementara, dan bangunan-bangunan publik sedang dalam proses penilaian struktural untuk memastikan keamanan.

Di tengah kepanikan, pesan solidaritas dan ketenangan terus disuarakan oleh para pemimpin daerah. 

Gubernur Baricuatro dalam siaran langsung menyampaikan:

“Tetap tenang. Ketahuilah bahwa pemerintah provinsi sedang bekerja keras. Bantuan akan datang," jelasnya.

Filipina, yang setiap tahunnya menghadapi lebih dari 20 topan, juga tak luput dari ancaman gempa dan letusan gunung berapi. 

Tahun-tahun sebelumnya pun mencatat gempa besar yang merenggut banyak nyawa.

Seperti gempa 7,0 SR di Luzon tahun 2022 yang menewaskan lima orang, dan 6,1 SR pada 2019 yang menyebabkan 11 korban jiwa.

(Tribunnews.com/Farra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved