Senin, 3 November 2025

Iran Alami Krisis Air Terparah dalam Sejarah, Presidennya Usulkan Pemindahan Ibu Kota

Iran menghadapi salah satu krisis air terparah dalam sejarah modernnya. Teheran, bahkan terancam tenggelam karena keringnya air di bawah tanah

tangkap layar/NW
KEKERINGAN - Selang waktu (time leapse) yang dibuat dari citra yang diambil oleh satelit Sentinel-2 milik Badan Antariksa Eropa antara November 2020 dan Oktober 2025 menunjukkan kekeringan dan penyusutan lahan basah yang dramatis di Iran. 

Iran Alami Krisis Air Terparah dalam Sejarah, Presidennya Usulkan Pemindahan Ibu Kota

TRIBUNNEWS.COM - Iran dilaporkan mengalami krisis air parah. Bencana ini bahkan mengancam keberadaan ibu kotanya, Teheran, NW melaporkan, dikutip Rabu (8/10/2025).  

"Lahan basah di Iran Utara lenyap, membuat habitat burung yang dulunya berkembang pesat menjadi sunyi senyap," tulis laporan itu menggambarkan kekeringan yang melanda.

Di Provinsi Golestan, ratusan ribu burung migrasi gagal tiba musim gugur ini akibat kekeringan.

Baca juga: Media Barat Gempar, Informasi Bocor Soal Jet Su-35 Siluman Rusia Diborong Iran: Jumlahnya Puluhan!

Adanya bendungan di hulu juga mendorong wilayah tersebut menuju kehancuran ekologis. 

"Tahun ini langit di atas Golestan kosong," lapor kantor berita Tasnim Iran.

Menurunnya lahan basah di utara mencerminkan krisis air yang sangat luas di Iran

Sungai dan danau menyusut, air tanah menipis dengan cepat, dan kekeringan berkepanjangan membebani pertanian dan wilayah perkotaan. 

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian dilaporkan telah mengusulkan pemindahan ibu kota negara, dengan alasan kerentanan Teheran, meskipun banyak pejabat memperingatkan bahwa salah urus air sistemik masih menjadi akar permasalahannya.

Mengapa Hal Ini Penting

Iran menghadapi salah satu krisis air terparah dalam sejarah modernnya, dengan konsekuensi yang jauh melampaui ekosistem lokal.

Kelangkaan air menghambat produksi pertanian di salah satu wilayah paling subur di kawasan tersebut, mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian pedesaan.

Kekeringan berkepanjangan, perubahan iklim, dan praktik irigasi yang tidak efisien telah mempercepat penipisan sungai, danau, dan akuifer, sementara penggunaan air yang berlebihan di pusat-pusat perkotaan telah memperparah penurunan tanah dan beban infrastruktur.

Kerusakan ekologi di wilayah utara juga merupakan tanda peringatan bagi wilayah lain.

Seiring mengeringnya lahan basah dan menyebarnya debu garam, masyarakat di seluruh Iran menghadapi peningkatan risiko kesehatan dan degradasi lingkungan.

Para ekonom dan perencana memperingatkan kalau tanpa reformasi sistemik, krisis air Iran dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan tekanan migrasi, dan memperparah ketimpangan regional.

Apa yang Perlu Diketahui

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved