Minggu, 2 November 2025

Krisis Kepemimpinan di Madagaskar: Rajoelina Kabur, Militer dan Parlemen Berebut Kekuasaan

Presiden Madagaskar Andry Rajoelina kabur setelah militer berbalik arah. Parlemen memakzulkan, negara kini tanpa pemimpin jelas.

Facebook
KRISIS POLITIK MADAGASKAR - Foto dari Facebook Presiden Madagaskar Andry Rajoelina diambil pada Selasa (14/10/2025). Rajoelina dilaporkan melarikan diri dari negaranya menggunakan pesawat militer Prancis di tengah gelombang besar demonstrasi yang dipimpin kaum muda Generasi Z. Krisis politik Madagaskar semakin memuncak. 

Unit CAPSAT, yang selama ini dikenal sebagai kekuatan elit Angkatan Darat Madagaskar, menyatakan bertanggung jawab atas stabilitas nasional.

Pemimpinnya, Kolonel Michael Randrianirina, mengumumkan pembentukan komisi sementara yang terdiri dari tentara, polisi, dan pejabat keamanan untuk menggantikan lembaga-lembaga negara yang dibubarkan.

“Dalam beberapa hari ke depan, kami akan membentuk pemerintahan sipil,” ujar Randrianirina seperti dikutip AFP.

CAPSAT juga mengumumkan penangguhan Senat, komisi pemilihan umum, dan mahkamah konstitusi – yang sejalan dengan tuntutan para demonstran.

Analis menilai tindakan itu menyerupai kudeta terselubung.

“Ada tarik-menarik antara Rajoelina dan tentara, tetapi keseimbangan kekuasaan kini tidak berpihak pada presiden,” kata analis politik Rose Mumunya kepada Al Jazeera.

Protes Gen Z Meluas Jadi Revolusi

Krisis ini berawal dari protes berkepanjangan yang dimotori generasi muda sejak 25 September lalu.

Awalnya dipicu oleh kelangkaan air dan listrik, aksi tersebut berubah menjadi gerakan nasional menentang korupsi, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial.

Gerakan “Gen Z Madagaskar” menuntut pengunduran diri Rajoelina, pembubaran senat dan mahkamah konstitusi, serta penuntutan terhadap para pengusaha yang dekat dengan presiden.

Dalam situs resminya, mereka menulis: “Setelah 16 tahun ketidakpedulian, kami menuntut transparansi, akuntabilitas, dan reformasi mendalam.”

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedikitnya 22 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat bentrokan antara aparat dan demonstran. Pemerintah membantah jumlah korban tersebut.

Sekitar 80 persen dari 31 juta penduduk Madagaskar hidup dalam kemiskinan ekstrem, menurut data Bank Dunia.

Baca juga: Waktu Terbaik Mengunjungi Madagaskar: Musim Kemarau, Musim Hujan, dan Aktivitas Menarik

Dana Moneter Internasional (IMF) menambahkan, hanya sepertiga penduduk yang memiliki akses listrik, sementara perusahaan energi negara Jirama dituduh sarat korupsi.

Rajoelina dan Bayang-bayang Kudeta 2009

Rajoelina, yang 51 tahun, pertama kali naik ke tampuk kekuasaan lewat kudeta tak berdarah pada 2009 yang menggulingkan Presiden Marc Ravalomanana.

Ironisnya, kala itu ia didukung oleh unit militer yang sama, CAPSAT.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved