Minggu, 2 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Bom Fasilitas Gas Ukraina saat Zelensky akan Bertemu Trump

Rusia mengebom fasilitas gas Ukraina saat Presiden Ukraina Zelensky terbang ke Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Trump.

Facebook Layanan Darurat Ukraina
PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN - Foto diambil dari Facebook Layanan Darurat Ukraina, Kamis (16/10/2025), memperlihatkan petugas pemadam kebakaran Ukraina sedang bertugas untuk memadamkan api di lokasi serangan Rusia di fasilitas gas di Kharkiv, Kamis. 
Ringkasan Berita:
  • Rusia meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke fasilitas gas Ukraina, menyebabkan kebakaran.
  • Presiden Ukraina Zelensky sedang terbang menuju Washington untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Trump pada hari Jumat.
  • Zelensky diperkirakan akan menekan Trump untuk mengirimkan rudal Tomahawk ke Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak ke fasilitas gas di Ukraina timur, Kamis (16/10/2025).

Serangan itu terjadi ketika Presiden Ukraina bersiap terbang ke Washington untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (17/10/2025).

Rencana kunjungan itu terungkap beberapa hari lalu setelah Ukraina dikabarkan meminta AS mengirimkan rudal Tomahawk, sebuah permintaan yang ditentang Rusia.

Sebelum penerbangannya ke Washington, Zelensky menulis melalui akunnya di platform X, Rusia meluncurkan ratusan serangan.

"Rusia meluncurkan lebih dari 300 pesawat nirawak serang dan 37 rudal, yang sebagian besar merupakan rudal balistik, terhadap Ukraina," ujar Zelenskyy di X, Kamis.

"Musim gugur ini, Rusia memanfaatkan setiap hari untuk menyerang infrastruktur energi kami," tambahnya, lapor The Guardian.

Zelensky mengatakan serangan telah melanda wilayah Chernihiv, Kharkiv, Poltava, Sumy dan Vinnytsia.

Fasilitas yang terkena serangan tersebut di antaranya pabrik pemrosesan gas Shebelinka di Kharkiv, di maan dua kolom asap hitam besar terlihat setelah serangan itu.

Serangan tersebut memicu sedikitnya dua kebakaran di berbagai bagian di fasilitas tersebut.

Seorang mantan pejabat senior Ukraina yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters, Zelensky diperkirakan akan menekan Trump agar mengirimkan rudal Tomahawk yang dapat menembak sasaran pada jarak jauh.

Mykhailo Podolyak, seorang penasihat di kantor Zelensky, mengatakan delegasi pejabat senior Ukraina berada di Washington DC menjelang kunjungan Zelensky.

Baca juga: Ukraina Akan Produksi 20 Juta Drone pada 2026 Asal Dapat Bantuan Sekutu, Pertahanan Lawan Rusia?

Ia mengatakan delegasi Ukraina akan menyampaikan kepada pejabat AS sebuah strategi untuk meningkatkan biaya perang bagi Rusia.

"Alat-alatnya sudah dikenal luas: rudal jelajah, produksi drone gabungan, dan pertahanan udara yang diperkuat," tulis Mykhailo Podolyak di X, Kamis. 

"Kita menginginkan perdamaian, jadi kita harus memproyeksikan kekuatan jauh ke dalam hati Rusia," tambahnya, lapor Reuters.

Ukraina Minta Rudal Tomahawk ke AS

Sebelumnya Trump mengatakan AS dapat memasok senjata ke Ukraina jika Presiden Rusia Vladimir Putin gagal datang ke meja perundingan.

Putin bertemu dengan Trump di Alaska pada Agustus lalu, pertemuan yang awalnya diharapkan menghidupkan perundingan untuk mengakhiri invasinya ke Ukraina, namun harapan itu kini mulai meredup.

Dalam tanggapannya mengenai permintaan Ukraina akan rudal Tomahawk AS, Putin mengatakan hal itu bisa merusak hubungan Rusia dan AS yang sempat memanas selama kepemimpinan Joe Biden dan invasi Rusia di Ukraina.

"Ini akan menyebabkan hancurnya hubungan kita, atau setidaknya tren positif yang telah muncul dalam hubungan ini," kata Putin kepada reporter televisi pemerintah Rusia Pavel Zarubin, dalam klip video yang dirilis pada hari Minggu (5/10/2025).

Sementara itu Trump mengatakan ia akan mempertimbangkan permintaan Ukraina mengenai rudal Tomahawk dengan memastikan tujuannya.

"Saya mungkin akan memberi tahu mereka (Rusia) bahwa jika perang tidak terselesaikan, kami mungkin saja, (mengirim Tomahawk ke Kyiv), kami mungkin tidak melakukannya, tetapi kami mungkin melakukannya," kata Trump kepada wartawan di Air Force One, Minggu (12/10/2025), lapor BBC.

Namun, Trump khawatir penggunaan rudal itu dapat membuat Rusia meningkatkan serangannya ke Ukraina.

"Apakah mereka (Rusia) ingin Tomahawk bergerak ke arah mereka? Saya rasa tidak," tambah presiden AS.

Rudal Tomahawk memiliki jangkauan 2.500 km (1.500 mil), yang akan membuat Moskow berada dalam jangkauan Ukraina.

Perang Rusia–Ukraina berawal dari ketegangan yang sudah lama terjadi sejak Uni Soviet bubar pada tahun 1991.

Setelah menjadi negara sendiri, Ukraina sering berselisih dengan Rusia tentang batas wilayah, identitas bangsa, dan arah politiknya.

Masalah semakin serius pada tahun 2014 setelah terjadinya Revolusi Maidan yang menumbangkan Presiden Viktor Yanukovych, pemimpin Ukraina yang dekat dengan Rusia.

Pemerintah baru Ukraina lebih mendekat ke negara-negara Barat, dan hal itu dianggap Rusia sebagai ancaman terhadap pengaruhnya di kawasan.

Sebagai tanggapan, Rusia mengambil alih wilayah Krimea dan membantu kelompok separatis di Donetsk dan Luhansk, sehingga pecah pertempuran di daerah Donbas.

Ketegangan terus meningkat hingga akhirnya pada Februari 2022, Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Putin berdalih bahwa tujuan operasi militer itu adalah untuk “menghancurkan kelompok neo-Nazi” di Kyiv, melindungi warga keturunan Rusia di Donbas, dan mencegah Ukraina masuk ke NATO yang dianggap membahayakan Rusia.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved