China Ungkap 'Pertemuan' J-16 Vs F-22 Raptor, Klaim Berhasil Mengunci Jet Siluman Kebanggaan Amerika
Pesawat tempur J-16 Angkatan Udara China (PLAAF) dilaporkan "kontak" dengan jet tempur siluman Amerika Serikat, F-22 Raptor.
Ringkasan Berita:
- China klaim pesawat tempur mereka erhasil mengunci F-22 Amerika Serikat
- Insiden ini dilaporkan terjadi tahun lalu dan baru diungkap oleh media-media negara tersebut pada pertengahan bulan ini.
- China bahkan mengklaim pesawat mereka telah mengunci F-22 dan bisa menembakkan rudal jika mereka menginginkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di akhir tahun 2024, pesawat tempur J-16 Angkatan Udara China (PLAAF) dilaporkan "kontak" dengan jet tempur siluman Amerika Serikat, F-22 Raptor.
Kisah ini kemudian diungkapkan oleh sejumlah media China, belum lama ini.
Insiden ini terjadi ketika seorang pilot Angkatan Udara China, Li Chao, menerbangkan jet tempur J-16 miliknya dalam formasi latihan ketika dua pesawat asing muncul di radar.
Diduga kuat, keduanya adalah F-22 Raptor milik Amerika Serikat—jet siluman generasi kelima yang dikenal sulit dideteksi.
Menurut laporan media China CCTV, Li Chao tidak hanya melihat mereka. Ia mengklaim berhasil melakukan manuver ekstrem, termasuk terbang terbalik hanya 10–15 meter di atas salah satu jet Amerika.
Dalam hitungan detik, sistem tempur terpadu yang terhubung ke pesawatnya—menggabungkan radar darat, satelit, dan pesawat peringatan dini seperti KJ-500—memberikan cukup data untuk melakukan “lock-on”.
Artinya, dalam insiden yang terjadi di atas Laut China Timur tersebut, sensor J-16 telah mengunci target secara teknis, tahap krusial sebelum peluncuran rudal.
Meski tidak ada tembakan, tindakan ini dianggap agresif dan berisiko tinggi dalam interaksi antar negara.
Sang pilot mengklaim keberhasilan itu didukung oleh jaringan pertahanan udara terintegrasi Tiongkok, yang menggabungkan sensor udara, pesawat peringatan dini, dan sistem radar darat yang mengirimkan data secara real time ke J-16.
Hingga kini, klaim China yang kemudian diglorifikasi oleh media-media mereka tersebut tidak mendapat tanggapan Washington.
Mengutip Defense Security Asia, Amerika Serikat tidak mengkonfirmasi atau membantah insiden itu, sejalan dengan kebijakan mereka menolak untuk mengomentari operasi sensitif terkait intelijen, menyerahkannya kepada analis dan pengamat pertahanan.
Pesawat Tempur J-16
Dalam beberapa tahun terakhir, J-16 sering terlihat dalam latihan militer besar, termasuk di sekitar Selat Taiwan dan Laut China Selatan.
Secara desain, J-16 adalah jembatan antara generasi keempat dan kelima. Ia mengisi celah antara jet tempur lama seperti J-11 dan pesawat siluman generasi kelima seperti J-20.
Pesawat ini tergolong multirole buatan China yang dirancang untuk mendominasi udara dan menyerang target darat, menggabungkan kekuatan tempur dan teknologi sensor canggih dalam satu platform.
J-16 merupakan evolusi dari platform Su-30 Rusia yang telah dimodifikasi secara menyeluruh oleh Shenyang Aircraft Corporation.
Kali pertama diperkenalkan pada tahun 2012, dan mulai aktif bertugas sejak 2016. Dengan dua mesin WS-10 buatan dalam negeri, pesawat ini mampu membawa muatan hingga 12 ton.
Jet tempur J-16 memang bukan yang tercanggih di jajaran AU China. Pesawat ini belum mengusung teknologi stealth/siluman seperti J-20.
Namun, J-16 memiliki keunggulan pada sektor daya angkut, jangkauan, hingga avionik dan sistem sensor yang telah ditingkatkan.
Pesawat ini dilengkapi dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array), sistem peperangan elektronik (ECM), dan bahan penyerap radar yang meningkatkan kemampuan survivabilitasnya di medan tempur modern.
Tanpa teknologi stealth, J-16 tetap mampu beroperasi dalam jaringan tempur terpadu, menerima data dari radar darat, satelit, dan pesawat peringatan dini seperti KJ-500, menjadikannya bagian dari sistem deteksi dan penyerangan kolektif.
F-22 Raptor, pesawat tempur terbaik hingga saat ini
Pesawat tempur Amerika Serikat F-22 Raptor disebut sebagai pesawat tempur terbaik dunia.
Pesawat ini adalah gabungan dari kemampuan siluman, kecepatan supersonik, kelincahan ekstrem, dan dominasi sensor yang belum tertandingi oleh jet tempur lain, setidaknya hingga 2025.
Teknologi siluman (stealth) F-22 yang dimilikinya memungkinkan pesawat ini menyusup ke wilayah musuh tanpa terdeteksi radar konvensional.
Dengan fuselage yang dirancang khusus, lapisan penyerap radar, dan desain ekor yang unik menjadikannya nyaris tak terlihat di layar radar.
Tak hanya soal stealth, kecepatan dan kelincahannya luar biasa. F-22 mampu terbang dalam kecepatan Mach 2.25 dan melakukan manuver ekstrem berkat thrust vectoring, teknologi yang memungkinkan arah dorongan mesin berubah untuk mengendalikan gerakan pesawat.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, Amerika Serikat sampai saat ini memutuskan untuk tidak menjual F-22 ke negara lain, bahkan ke Israel atau Inggris yang merupakan sekutu terdekat mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.