Rabu, 12 November 2025

Dikira Prank Halloween, Penumpang Kereta Inggris Panik saat Terjadi Penusukan Massal

Para saksi menceritakan kengerian aksi penusukan massal di kereta Inggris, awalnya dikira prank malam Halloween. Sepuluh orang terluka.

Tangkapan layar YouTube Times Now
PENUSUKAN MASSAL - Tangkapan layar YouTube Times Now, Minggu (2/11/2025), Aksi penusukan massal terjadi di kereta api rute Doncaster ke London, Inggris, pada Sabtu (1/11/2025) malam. 
Ringkasan Berita:
  • Penusukan massal terjadi di dalam kereta api yang melaju ke London pada Sabtu malam.
  • Sepuluh orang terluka, sembilan di antaranya terluka parah.
  • Para saksi mata menceritakan kepanikan dan suasana mencekam saat terjadi penusukan massal.

TRIBUNNEWS.COM - Aksi penusukan massal di kereta api rute Doncaster ke London, Inggris, melukai sepuluh orang dengan sembilan di antaranya kritis.

Penusukan tersebut terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 18.25 waktu setempat.

Insiden yang terjadi di dekat Huntingdon di Cambridgeshire tersebut dinyatakan sebagai insiden besar dan telah mendorong penyelidikan antiteror.

Serangan itu dimulai tak lama setelah layanan London North Eastern Railway (LNER) berangkat dari Peterborough menuju King's Cross.

Para saksi mata menggambarkan kepanikan dan kebingungan saat para penumpang berteriak dan berhamburan mencari tempat aman.

Beberapa orang bersembunyi di toilet dan ada yang terinjak-injak ketika orang-orang berhamburan panik.

"Lari, lari, ada orang yang benar-benar menikam semua orang," teriak seorang pria, menurut saksi mata Olly Foster.

Olly Foster awalnya mengira itu lelucon Halloween sebelum menyadari bahwa itu penusukan massal.

"Anda bisa melihat dari wajah mereka bahwa mereka serius," katanya kepada BBC News.

Foster meraih barang-barangnya saat ia dan penumpang lainnya mencoba melarikan diri.

“Semua orang benar-benar mendorong di belakang kami, benar-benar panik,” katanya.

Baca juga: 10 Negara yang Paling Antusias Merayakan Halloween, Adakah Indonesia?

"Yang lain mengunci diri di dalam toilet untuk melarikan diri dari penyerang, yang membawa pisau besar," lanjutnya.

Ia menggambarkan dirinya menyentuh kursi yang berlumuran darah, dan melihat seorang pria pemberani yang terluka di leher saat ia mencoba melindungi seorang gadis muda.

Petugas bersenjata menaiki kereta setelah kendaraan umum tersebut berhenti darurat di Stasiun Huntingdon.

Dua orang tersangka ditangkap tak lama setelah aksi penusukan terjadi.

Polisi Transportasi Inggris (BTP) mengatakan sepuluh orang dibawa ke rumah sakit, sembilan dengan luka yang mengancam jiwa dan satu dengan luka serius tetapi tidak kritis.

Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

PM Inggris Mengutuk Aksi Penusukan Massal

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengutuk insiden mengerikan tersebut, dan menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada mereka yang terdampak.

Paul Bristow, Wali Kota Cambridgeshire dan Peterborough, mengaku mendengar adegan mengerikan di dalam kereta.

Sementara itu, LNER memperingatkan penumpang untuk tidak bepergian pada hari Minggu, dengan alasan gangguan besar pada layanan Jalur Utama Pantai Timur.

Polisi Setempat Lakukan Penyelidikan

Sebelumnya, polisi sempat mengumumkan "Kode Plato", sebuah protokol darurat yang digunakan untuk merespons potensi serangan teror, sebelum akhirnya dicabut.

Polisi antiterorisme kini membantu BTP dalam upaya mengungkap motif serangan tersebut. 

Puluhan petugas dan tim forensik bekerja sepanjang malam di Stasiun Huntingdon, tempat kereta dihentikan.

Rekaman video menunjukkan para penyidik ​​berseragam putih memeriksa gerbong-gerbong yang berlumuran darah sementara area tersebut tetap ditutup.

Kepala Inspektur Chris Casey mengatakan kepolisian setempat sedang melakukan penyelidikan terkait aksi mengerikan tersebut.

“Kami sedang melakukan penyelidikan mendesak untuk memastikan apa yang telah terjadi, dan mungkin perlu waktu sebelum kami dapat mengonfirmasi apa pun lebih lanjut. Pada tahap awal ini, tidaklah tepat untuk berspekulasi tentang penyebab insiden tersebut," katanya, lapor The Guardian.

"Mungkin perlu waktu sebelum kami dapat mengonfirmasi lebih lanjut," tambahnya.

Ia juga mengucapkan belasungkawa kepada orang-orang yang terdampak dan mengimbau masyarakat untuk bersabar menanti informasi selanjutnya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved