Konflik Palestina Vs Israel
Tentara Israel Bongkar Kekejaman IDF di Gaza: Warga Menjemur Pakaian Ditembak
Dalam sebuah dokumenter TV berjudul Breaking Ranks: Inside Israel's War, tentara Israel bongkar kekejaman IDF di Gaza.
Praktik yang secara informal dikenal sebagai "protokol nyamuk" ini membantah keras sanggahan resmi dari pihak IDF.
Daniel, komandan unit tank, menjelaskan cara kerja protokol tersebut.
"Anda mengirim tameng manusia itu ke bawah tanah. Saat ia berjalan menyusuri terowongan, ia memetakannya untuk Anda."
"Ia memiliki iPhone di rompinya dan saat berjalan, itu mengirimkan informasi GPS kembali," kata Daniel menjelaskan.
Menurut Daniel, para komandan melihat efektivitasnya, dan praktik ini "menyebar seperti api", di mana dalam waktu sekitar seminggu, setiap kompi telah mengoperasikan 'nyamuk' mereka sendiri.
Beberapa prajurit yang diwawancarai dalam Breaking Ranks mengaku dipengaruhi oleh narasi para politisi dan pemimpin agama Israel.
Mereka menyarankan bahwa, pasca serangan Hamas 7 Oktober 2023, setiap warga Palestina adalah target yang sah.
Mayor Neta Caspin menceritakan bahwa seorang rabi brigade pernah menjelaskan kepadanya mengapa mereka harus "membalas dendam pada mereka semua, termasuk warga sipil".
"Tidak ada yang namanya orang tidak bersalah di Gaza. Anda mendengar itu sepanjang waktu, jadi Anda mulai memercayainya," ungkap Daniel.
Bom Meledak di Gaza Selatan
Baca juga: Turki Siap Tangkap Netanyahu, Petinggi Israel Jadi Buronan Pelaku Genosida di Gaza
Bom Israel yang ditinggalkan tentara di daerah Khan Younis, Gaza selatan tiba-tiba meledak, Sabtu (8/11/2025).
Akibatnya, seorang anak Palestina tewas setelah bom itu meledak.
Amunisi yang belum meledak yang digunakan oleh tentara Israel selama serangan di Gaza terus menimbulkan ancaman serius bagi warga Palestina.
Mengutip Middle East Monitor, sisa-sisa perang yang ditinggalkan pasukan Israel masih memakan korban jiwa.
Menurut data pemerintah Palestina, 20.000 peluru dan roket yang belum meledak masih tersebar di Gaza, dan pembersihannya bisa memakan waktu antara 20 hingga 30 tahun.
Pihak berwenang juga mencatat bahwa masuknya peralatan untuk operasi pembersihan ranjau belum diizinkan.
Gaza, yang sekarang menyerupai ladang ranjau terbuka, menimbulkan bahaya khusus bagi anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan, karena mereka sering kali tidak menyadari risiko mematikan yang ditimbulkan oleh amunisi tersebut.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.