Efek Shutdown Masih Membekas, Maskapai AS Bergulat Pulihkan Operasi Setelah Krisis 43 Hari
Shutdown AS berakhir, tapi dampaknya belum hilang. Maskapai masih kacau, penerbangan tertunda, dan politik Washington tetap memanas.
Ringkasan Berita:
- Shutdown pemerintahan AS selama 43 hari resmi berakhir setelah Presiden Donald Trump menandatangani RUU pendanaan pemerintah.
- Meski pemerintahan kembali berjalan, dampaknya masih terasa, terutama di sektor penerbangan yang lumpuh akibat kekurangan staf dan jadwal berantakan.
- Para ahli memperkirakan butuh waktu sekitar satu minggu hingga sistem kembali normal. Sementara itu, perdebatan politik antara Partai Republik dan Demokrat masih terus berlanjut di Washington.
TRIBUNNEWS.COM – Shutdown atau penutupan pemerintahan federal Amerika Serikat yang telah berlangsung selama 43 hari resmi berakhir, namun dampaknya masih terasa kuat di dunia penerbangan.
Ribuan penerbangan sempat tertunda, kru bekerja tanpa bayaran, dan jadwal operasional bandara kacau selama kebuntuan anggaran melumpuhkan sebagian besar layanan publik.
Menurut pakar penerbangan Sheldon Jacobson dari University of Illinois, proses pemulihan tidak bisa dilakukan dalam sekejap.
“Ini bukan seperti menyalakan saklar lampu. Maskapai harus mengembalikan pesawat ke jalur, menata ulang jadwal, dan memastikan kru siap bekerja kembali,” ujar Jacobson kepada CBS News, dikutip Kamis (13/11/2025).
Shutdown merupakan kondisi ketika sebagian lembaga pemerintah berhenti beroperasi karena Kongres dan Presiden gagal mencapai kesepakatan tentang anggaran negara.
Di Amerika, shutdown terjadi buntut perbedaan tajam antara Partai Republik dan Demokrat dalam menentukan prioritas belanja negara, termasuk isu keamanan perbatasan dan subsidi sosial.
Akibatnya, pemerintah tidak memiliki dana untuk membayar pegawai negeri atau menjalankan layanan publik tertentu
Kebuntuan itu lantas memaksa ribuan pegawai federal cuti tanpa bayaran, menghentikan berbagai layanan publik vital, dan mengguncang stabilitas ekonomi nasional.
Sejumlah program sosial dan kesehatan masyarakat sempat terhenti total, meninggalkan jutaan warga dalam ketidakpastian.
Maskapai AS Bergulat Pulihkan Operasi
Baca juga: Shutdown Pemerintah AS Tembus 40 Hari, Ribuan Penerbangan Batal dan Ditunda
Sektor transportasi menjadi salah satu yang paling terpukul. Banyak bandara di seluruh negeri mengalami penundaan ratusan penerbangan karena kekurangan staf pengatur lalu lintas udara.
Tercatat, selama 43 hari shutdown berlangsung, sejumlah maskapai dilaporkan mengalihkan pesawat untuk perawatan berat karena lalu lintas udara berkurang drastis.
Sementara itu, Badan Penerbangan Federal (FAA) juga memperlambat lalu lintas udara demi menjaga keselamatan, setelah banyak pengendali lalu lintas udara absen akibat tidak menerima gaji.
Meski kini pemerintahan dibuka kembali, industri penerbangan masih berjuang keras memulihkan sistem yang sempat terganggu.
Para ahli memperkirakan, butuh waktu setidaknya satu minggu hingga penerbangan komersial bisa kembali berjalan normal.
Hal itu turut dibenarkan pakar penerbangan Sheldon Jacobson dari University of Illinois, yang menyebut proses pemulihan tidak bisa dilakukan dalam sekejap.
Ini terjadi karena meskipun penumpang sudah mulai kembali memadati bandara, jadwal penerbangan masih sering berubah dan belum sepenuhnya normal.
Bagi maskapai, tantangan terbesar sekarang bukan hanya mengatur ulang penerbangan, tetapi juga mengembalikan kepercayaan penumpang yang sempat menurun akibat krisis.
Trump Teken RUU Akhiri Shutdown
Mengutip laporan The New York Times, shutdown AS berakhir usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan pemerintah pada Rabu malam.
Mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) selama 43 hari yang telah memecahkan rekor terpanjang dalam sejarah AS.
Langkah ini diambil Trump dengan dalih mengembalikan operasional penuh lembaga-lembaga federal yang sebelumnya lumpuh akibat kebuntuan politik antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Kongres.
Dalam pidato setelah penandatanganan RUU, Trump menyatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk menstabilkan ekonomi dan mengembalikan kepercayaan publik.
“Kita harus fokus pada rakyat Amerika, menurunkan biaya hidup, menjaga lapangan kerja, dan memastikan pemerintahan berjalan efisien,” kata Trump dikutip dari BBC International.
Dengan berakhirnya shutdown ini, pemerintahan Trump diharapkan mampu mempercepat proses pembayaran gaji tertunda bagi pegawai federal, memperbaiki layanan publik, dan memastikan tidak terjadi kebuntuan politik serupa di masa mendatang.
Langkah Politik Selanjutnya
Meski penutupan pemerintahan Amerika Serikat telah resmi berakhir, pertarungan politik di Washington belum benar-benar selesai.
Senat masih harus melanjutkan pembahasan penting pada bulan Desember mendatang, termasuk soal subsidi kesehatan dan kebijakan fiskal baru yang akan mempengaruhi anggaran negara.
Pemimpin Partai Demokrat, Hakeem Jeffries, menegaskan bahwa partainya belum akan berhenti berjuang untuk memastikan kebijakan tersebut berpihak pada masyarakat.
“Perjuangan ini belum berakhir. Kita baru saja memulai,” ujarnya menandakan bahwa perdebatan soal anggaran masih panjang.
Sementara itu, Presiden Donald Trump menyebut berakhirnya penutupan ini sebagai “kemenangan bagi rakyat.”
Namun, para pengamat politik menilai situasi ini justru meninggalkan luka mendalam bagi ekonomi dan reputasi politik pemerintah.
Banyak pihak menilai, penutupan pemerintahan selama 43 hari itu telah menurunkan kepercayaan publik terhadap stabilitas politik di Amerika Serikat, dan dampaknya akan terasa dalam waktu lama.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.