Jumat, 14 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Disebut Gunakan Manusia sebagai Perisai di Gaza, Bakal Terjerat Kejahatan Perang?

Intelijen AS mengungkap rencana para pejabat Israel yang menggunakan warga Palestina sebagai perisai selama perang di Gaza.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
khaberni/tangkap layar
PERISAI MANUSIA - Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza. Intelijen AS mengungkapkan adanya diskusi di kalangan pejabat Israel mengenai kemungkinan penggunaan warga Palestina sebagai "perisai manusia" dalam operasi militer di Jalur Gaza. 

Ringkasan Berita:
  • Intelijen AS menyebut adanya diskusi di kalangan pejabat Israel mengenai kemungkinan penggunaan warga Palestina sebagai perisai manusia.
  • Terungkapnya kejahatan Israel ini telah memicu kekhawatiran serius di Washington terkait potensi pelanggaran hukum internasional.
  • Menurut sebuah laporan, para pejabat Israel mendiskusikan bagaimana tentara mereka telah mengirim warga Palestina masuk ke terowongan Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Intelijen Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah mengumpulkan informasi sensitif yang mengungkap adanya kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.

Informasi tersebut mengungkap adanya diskusi di kalangan pejabat Israel mengenai kemungkinan penggunaan warga Palestina sebagai "perisai manusia" dalam operasi militer di Jalur Gaza.

Pengungkapan ini, yang terjadi menjelang akhir masa jabatan Presiden Joe Biden, memicu kekhawatiran serius di Washington terkait potensi pelanggaran hukum internasional.

Menurut laporan dari Reuters yang mengutip dua mantan pejabat AS, intelijen yang dikumpulkan pada akhir tahun 2024 menunjukkan para pejabat Israel mendiskusikan bagaimana tentara mereka telah mengirim warga Palestina masuk ke terowongan Gaza.

Pihak Israel sendiri meyakini terowongan tersebut berpotensi telah dipasangi bahan peledak.

Informasi ini dibagikan kepada Gedung Putih dan dianalisis oleh komunitas intelijen AS pada pekan-pekan terakhir pemerintahan Biden.

Sumber-sumber anonim tersebut menyebutkan bahwa intelijen tersebut menimbulkan pertanyaan di Gedung Putih mengenai seberapa luas taktik ini digunakan, dan apakah tentara Israel bertindak berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh para pemimpin militer.

Hukum internasional jelas telah melarang penggunaan warga sipil sebagai perisai selama kegiatan militer.

Para pejabat AS di dalam pemerintahan Biden telah lama menyuarakan kekhawatiran atas laporan berita mengenai tentara Israel yang diduga menggunakan warga Palestina untuk melindungi diri mereka di Gaza.

Mantan pejabat AS tersebut mengatakan bahwa informasi baru dari internal Israel ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan pejabat tinggi yang percaya bahwa informasi tersebut mendukung dugaan dari beberapa pihak di dalam pemerintahan AS bahwa Israel melakukan kejahatan perang.

Jika Israel terbukti bersalah atas kejahatan perang, AS dapat dianggap bertanggung jawab karena menyediakan senjata kepada militer Israel.

Baca juga: Trump Campur Tangan, Lobi Presiden Israel Lewat Surat Agar Netanyahu Diampuni Dari Jerat Korupsi

Hal ini juga kemungkinan akan memaksa AS untuk menghentikan pembagian intelijen dengan Israel.

Terlepas dari kekhawatiran yang timbul, para pengacara dari berbagai lembaga AS menyimpulkan pada pekan-pekan terakhir pemerintahan Biden, bahwa bukti yang ada tidak secara definitif menunjukkan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang.

Oleh karena itu, AS dapat terus memberikan dukungan senjata dan intelijen kepada Israel.

Beberapa mantan pejabat AS lainnya berpendapat bahwa kumpulan intelijen yang diterima pada akhir pemerintahan Biden hanya menggambarkan insiden-insiden individual di Gaza, dan tidak mewakili praktik atau kebijakan Israel secara keseluruhan.

Bantahan Israel

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved