Konflik Rusia Vs Ukraina
Jenderal Tertinggi Ukraina Bantah Pokrovsk Terkepung, Rusia Hampir Menang di Donetsk Timur
Jika Pokrovsk jatuh, pasukan Rusia dapat mengoperasikan pesawat tanpa awak langsung dari dalam kota, mengubahnya menjadi pangkalan terdepan
Artem mengatakan ia yakin Ukraina telah mencapai tujuan utamanya di Pokrovsk: memaksa Rusia mengerahkan pasukan dan sumber daya ke dalam pertempuran selama lebih dari setahun, yang secara signifikan melemahkan kekuatannya.
Namun, ia tak menemukan alasan untuk merayakannya.
"Bagi Rusia, orang-orang yang mereka kirim untuk mati tak berarti apa-apa. Mereka akan selalu punya lebih banyak," ujar Artem.
Menurutnya, ukuran keberhasilan yang sesungguhnya terletak pada penghancuran sebanyak mungkin peralatan Rusia, memperkuat garis pertahanan di belakang, dan mengulur waktu.
Menurut analis Kofman, situasi saat ini tetap lebih menguntungkan bagi Ukraina daripada pertempuran di sekitar Avdiivka pada tahun 2024.
Pasukan Rusia, catat Kofman, kehilangan momentum setelah serangan ofensif yang menguras sebagian besar kekuatan tempur mereka.
Mereka maju perlahan dan tidak mampu menahan tekanan berat di sepanjang garis pertahanan.
Taktik mereka kini sangat bergantung pada kelompok-kelompok infanteri kecil yang bergerak dengan berjalan kaki, menyelinap ke dalam gedung-gedung dan posisi pertahanan sambil menunggu bala bantuan.
Tanpa kemampuan untuk membawa kendaraan lapis baja atau tank untuk memanfaatkan keuntungan tersebut, serangan mereka tetap terbatas dan gagal menghasilkan terobosan yang menentukan, menurut Kofman.
Jika Pokrovsk jatuh, pasukan Rusia dapat mengoperasikan pesawat tanpa awak langsung dari dalam kota, mengubahnya menjadi pangkalan terdepan untuk mendorong unit Ukraina lebih jauh ke barat.
Sébastien Gobert, seorang jurnalis Prancis dan penulis buku tentang oligarki Ukraina, meyakini Pokrovsk kemungkinan besar telah hilang dan pertanyaan utamanya sekarang adalah bagaimana mempersiapkan diri untuk serangan besar berikutnya.
"Kota ini belum jatuh, tetapi kita harus mulai mengambil pelajaran dari pertempuran ini," ujarnya kepada The Moscow Times. "Kita harus merenungkan kemampuan Ukraina untuk bertahan dalam pertempuran di masa depan, terutama dalam hal sumber daya manusia."
Gobert menyoroti masalah jangka panjang dalam mobilisasi, rekrutmen, dan pelatihan Ukraina, isu yang muncul pada tahun 2022 dan 2023 dan masih belum terselesaikan. Sementara itu, Rusia terus merekrut ribuan tentara lebih banyak setiap bulannya daripada Ukraina.
"Pokrovsk adalah ujian lain bagi Ukraina," kata Gobert.
"Ini akan menunjukkan apakah komando tinggi akan memilih untuk mempertahankan pasukannya atau mempertahankan kota seperti yang dilakukan di Bakhmut hingga saat-saat terakhir untuk menimbulkan kerugian maksimal pada musuh. Komando tersebut sudah banyak dikritik karena bertahan begitu lama."
Pertempuran ini, tambahnya, telah menjadi ujian politik sekaligus militer — sebuah tolok ukur kepercayaan antara pemerintah Ukraina, angkatan bersenjatanya, dan masyarakatnya. Ujian militer ini, katanya, telah gagal, dengan Pokrovsk di ambang kehancuran.
Yang tersisa adalah pertanyaan tentang kepercayaan: apakah publik dan pasukan akan mempertahankan kepercayaan pada kepemimpinan negara setelah kota itu direbut.
"Ketika Pokrovsk jatuh," tambahnya, "garis depan tidak akan runtuh dengan sendirinya, tetapi ujian baru ini akan menentukan kapasitas Ukraina untuk bertahan dan bertahan dalam pertempuran yang akan datang."
(oln/tmt/*)
Konflik Rusia Vs Ukraina
| Era Perang Dingin Mulai Lagi, DPR Rusia: Rudal Burevestnik Bisa Hancurkan Seluruh Negara Bagian AS |
|---|
| Urat Tangan Vladimir Putin Bengkak, Apa yang Terjadi pada Presiden Rusia? |
|---|
| Rusia Bongkar Operasi Rahasia Zelensky, Gagalkan Upaya Ukraina–Inggris Bajak Jet Jutaan Dolar |
|---|
| Pertahanan Udara Rusia Mulai Bocor, Ukraina Memanfaatkannya |
|---|
| Ukraina Serang Kilang Minyak Rusia di Oblast, 37 Drone Berhasil Dicegat Moskow |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.