Rima Melati dan Trauma Merokok
Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan
Honor menggiurkan ditolak mentah-mentah oleh aktris senior Rima Melati sepanjang disuruh akting merokok. Mengapa?




Penderitaan akibat dirongrong kanker payudara dan kanker usus di masa lalu benar-benar membuat aktris senior Rima Melati tak mau bersentuhan dengan rokok lagi. Bahkan, kini berbalik memusuhi rokok. Bagaimana ceritanya peraih predikat Aktris Terbaik lewat film "Intan Berduri" (FFI 1973) itu berkenalan dengan rokok? Berikut kisahnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
SUATU ketika, Rima Melati didatangi oleh seorang sutradara yang menawarinya peran untuk pementasan teater "Roro Mendut." Sebagai seorang bintang akting profesional, aktris berusia 72 tahun itu tentu berusaha tidak menolak peran apapun, mulai dari peran baik-baik sampai peran jahat sekalipun akan dia coba.
Termasuk peran Roro Mendut, Rima awalnya menerima sodoran tawaran itu, biarpun dia paham bahwa dalam sejarah Indonesia, kharakter Roro Mendut kurang bagus citranya dari sisi kepribadian. "Tapi namanya juga cuma akting, saya terima saja," cerita Rima kepada Tribunnews saat ditemui di kediamannya yang asri dan luas di kawasan Tanah Kusir II No 7 C Jakarta Selatan, belum lama berselang.
Saking bersemangatnya dengan tawaran itu, Rima kemudian ingin memperdalam kharakter Roro Mendut. Namun setelah memperdalam naskah skenario, barulah Rima mantap pada keputusan yang berbalik, yakni, "Saya langsung tolak tawaran main teater Roro Mendut!"
Loh, mengapa? Bukankah di awal tadi Rima menegaskan dirinya akan bersikap profesional menerima peran apapun, termasuk peran jahat? "Untuk peran yang satu ini, buat saya harga mati, yakni enggak!" timpal istri aktor senior Frans Tumbuan itu.
Usut diusut, rupanya naskah skenario cerita itu mencantumkan adegan Roro Mendut menggoda para lelaki dari Kerajaan Mataram dengan rokok lintingan yang dijilat-jilat dengan ludahnya.
Skenario cerita itu berdasar kisah pesona kecantikan Roro Mendut yang memukau semua lelaki, mulai dari Adipati Pragola (penguasa Pati), sampai Tumenggung Wiraguna, panglima perang Sultan Agung dari kerajaan Mataram yang sangat disegani waktu itu.
Tapi biar cantik, Roro Mendut tak mau mengobral kecantikan dan cintanya untuk semua orang. Buktinya, ia berani menolak mentah cinta Tumenggung Wiraguna yang ingin menjadikannya permaisuri. Di depan Wiraguna, ia bahkan menyebut cintanya hanya untuk pemuda bernama Pranacitra.
Merasa jengkel berat, Tumenggung Wiraguna mewajibkan Roro Mendut untuk membayar pajak kepada kerajaan Mataram. Merasa tak punya banyak duit, Roro Mendut lantas 'menjual' kecantikannya dengan cara 'cerdas.' Wanita jelita ini mencari duit dengan cara sensasional dan atraktif.
Caranya, ia menggelar sebuah cara untuk menjual rokok yang sudah pernah dihisapnya dengan harga mahal kepada siapa saja yang mau membelinya. Cara atraktif pun dia tempuh untuk menarik minat lawan jenis dan berhasil. Rokok bikinan yang berlumuran air liurnya itu rupanya laris manis!
Bagian skenario cerita inilah yang membuat Rima Melati langsung naik pitam. "Apapun yang berkaitan dengan rokok, biarpun itu cuma akting, tegas saya tolak!" ujar aktris bernama asli Marjolien Tambajong itu.
Sahabat dekatnya, yakni aktris senior yang masih cantik di usia paruh baya, Widyawati, membenarkan kalau soal akting, Rima Melati sebenarnya tak pernah pilih-pilih kecuali akting merokok. Dia dibayar ratusan juta untuk jadi model iklan rokok pun nggak bakalan mau. Ibu Rima itu sangat saklek kalau soal rokok,” tutur Widyawati yang ditemui Tribunnews pada kesempatan terpisah.
Sahabatnya yang lain, Zeby Febrina, dari organisasi Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) menimpali, ia justru heran dengan masih adanya sutradara yang menawari akting merokok kepada figur publik yang jelas-jelas antirokok. Mungkin sutradaranya nggak mengikuti berita aktifitas Rima di luar akting, kali ya?” timpalnya.
Ibuku Saja Seorang Perokok
Kebencian aktris film Cintaku di Rumah Susun ini kepada lintingan tembakau berbanding terbalik dengan masa mudanya yang bergelimang asap rokok saban harinya. Rima bertutur, ia berkenalan dengan rokok sudah sejak usia 16 tahun atau sekitar tahun 1955. Faktor lingkungan dan keluarga memang sangat menjerumuskan wanita kelahiran 22 Agustus 1939 itu menjadi pecandu rokok.
"Ibu saya (Non Kawilarang) saja seorang perokok," kenang perempuan yang hobi berenang dan minum jus wortel itu.
Kegemarannya dengan batang tembakau makin menjadi-jadi ketika dirinya berkenalan dengan dunia akting alias jadi bintang film layar lebar. Terlebih dia juga larut dalam karir yang berkaitan dengan dunia malam, yakni sebagai vokalis grup musik The Baby Dolls.
"Anda tahu kan, mana ada dunia malam tanpa rokok?" tuturnya. Rima ingat banget, saat itu rokok kesukaannya, kalau jenis kretek mereknya adalah Djisamsoe. Sementara rokok putihnya Dunhill. Di kala sedang capek berat atau dalam tekanan stres ia menjadikan rokok sebagai pelarian. Saking asyiknya, kebal-kebul asap rokok seharian di lokasi syuting, tak terasa ia menghabiskan dua bungkus.
Satu bungkus rokok isinya 20 batang. Artinya sepanjang hari, ia 'membakar' saluran pernafasan dan paru-parunya dengan 40 batang tembakau bernikotin itu. Tak ada yang mengingatkan bahaya rokok saat itu, termasuk keluarga dan kru syuting. "Gimana mau ngingetin, wong mereka justru yang nulari saya? Hahaha," kenang Rima sembari terbahak.
Apalagi tata niaga rokok pada tahun 1960-an hingga era 1980-an sangat longgar. Tidak ada ketentuan kadar tar dan nikotin tertentu yang diberlakukan seperti waktu ini. Ini berbeda jauh dengan kondisi saat ini. Rima melihat sekarang ini masyarakat sudah banyak di-warning dengan catatan bahaya rokok terhadap kejantanan lelaki (ancaman impotensi) maupun janin di kandungan.
"Dulu, jangankan ada peringatan kayak begitu, artis-artis saja banyak yang rebutan jadi bintang iklan rokok. Sekarang kan banyak yang nggak mau (jadi bintang iklan rokok) biar dibayar gede," ujar artis serba bisa (penyanyi, aktris, sutradara dan mantan model) ini.
Frans Tumbuan, sang suami tercinta, membenarkan kalau Rima memang lebih banyak ketularan merokok karena faktor lingkungan kerja, yakni tempat syuting. Saya pun dulu merokok. Tapi seperti dia (Rima Melati) sekarang sudah tobat dan nggak mau ikut-ikutan. Apalagi sudah umur,” tutur aktor yang menikahi Rima tahun 1973 itu.
Di tempat terpisah, sahabat dekat Rima yakni aktris Widyawati mengakui pernah melihat dari dekat masa-masa seniornya itu kecanduan rokok. Widyawati tahu persis karena beberapa judul film yang disutradarai almarhum suaminya, Sophan Sophiaan, dibintangi oleh Rima Melati.
Saya tidak berani mengingatkan beliau efek buruk rokok, karena kan saya lebih muda? Sungkan rasanya menegur senior,” kenang Widyawati kepada Tribunnews. Yang dia lakukan saat itu sebatas mendengar curhatan sang senior yang merasa kesehatannya menurun akibat nikotin rokok.
"Lagipula, saya dulu juga perokok. Tapi saya putuskan stop ngebul karena saking sungkannya pada suami yang sangat benci rokok," kenangnya.
Bukan Cuma Rokok, Juga Minum-minum
Diwawancarai mendetil tentang masa lalunya sebagai korban rokok, Rima Melati pun penasaran. "Anda sendiri merokok nggak sih? Apakah karena masuk rumah saya lalu nggak merokok?" katanya dalam nada penasaran.
Ketika dijawab bahwa Tribunnews kebetulan bukan seorang perokok, Rima Melati lantas mengusap dada isyarat lega. "Syukurlah, berarti kita bicaranya bisa chemistry (nyambung)," ujarnya. Di meja tamu rumahnya memang tak tampak asbak, tak tampak pula bungkus rokok. Meski demikian, ia juga merasa tak perlu memasang tanda larangan bertuliskan "Dilarang Merokok!"
Rima yakin semua tamu-tamunya menghormati kapasitas dirinya sebagai aktivis Yayasan Indonesia Tanpa Tembakau (YITT) serta Ketua Umum Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). Rima bertutur, bukan cuma rokok yang menghancurkan kesehatannya di masa lalu, tapi juga minuman keras (miras).
Rokok dan miras bagaikan surga pelariannya di saat-saat dirinya dalam tekanan pekerjaan, mulai dari padatnya jadwal syuting, manggung sebagai penyanyi serta melenggang sebagai peragawati di atas catlwalk. Semua itu didukung dengan kemudahan dirinya mencari duit di panggung hiburan, terutama pada era ra 1960-an hingga 1980-an.
Begitu usai syuting, menyanyi, atau manggung sebagai model dan mendapatkan banyak duit, Rima muda bersama teman-temannya kemudian berhura-hura di kafe-kafe. Di sana, rokok dan miras seolah sudah jadi 'satu paket surga' dunia. Karena lepas kontrol, kerak tar dan nikotin dalam tubuhnya seolah terus menimbun sampai akhirnya memicu kanker usus.
"Awalnya kanker usus. Begitu sembuh, eh, saya divonis kanker payudara. Ya Tuhan!" cerita aktris yang beberapa kali meraih predikat Pemeran Pembantu Wanita (Supporting Actress) Terbaik, antara lain dalam film "Kupu-Kupu Putih" (1984), "Tinggal Landas buat Kekasih" (1985), "Pondok Cinta", (1986), "Biarkan Bulan Itu" (1987) dan "Arini II (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat) (1989).
Vonis dokter itu langsung membuatnya syok! Apalagi saat itu tanda-tanda fisik hadirnya kanker itu makin menyiksa dirinya. Badan lemah, muka pucat dan rambutnya banyak yang rontok dan mengering.
Ia bak disambar geledek lantaran kaget mendengar vonis dirinya sudah terjangkit kanker payudara stadium 3 B alias nyaris sangat akut! Ia pun memutuskan total berhenti merokok di awal 1989. Karirnya pun sempat mandeg demi menjalani pengobatan.
Tapi kanker payudara kadung menggerogoti payudaranya. Puncaknya, di akhir 1989 ia harus menyerah di meja bedah medis untuk menjalani operasi kanker payudara. "Saya langsung bertobat kepada Tuhan. Betapa nakalnya saya waktu itu. Sudah jadi perokok, minum-minum lagi," kenangnya. Tapi buatnya, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.
Namun kesaksian Rima melati yang menyebut rokok sebagai pemicu kanker payudara itu belakangan mendapat bantahan keras dari pihak-pihak yang pro tembakau.
Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) misalnya, melancarkan protes keras ketika Rima Melati dihadirkan sebagai saksi korban rokok dalam uji materi Undang-undang Kesehatan di Mahkamah Konstitusi pada awal 2011 lalu. AMTI menyebut belum cukup bukti bahwa rokok adalah biang kerok utama pemicu kanker payudara yang pernah diderita aktris tiga zaman itu
Saya marah mendengar protes seperti itu! Pabrik rokok saja mencantumkan peringatan risiko kanker dalam kemasan produknya, kok ini ada pihak yang meragukan kesaksian saya?” ujar Rima, geram.
Dari berbagai referensi yang ditelusuri Tribunnews, ditemukan penjelasan ilmiah yang menguatkan testimoni Rima Melati tentang kaitan merokok dan efeknya dalam memicu kanker payudara.
Seperti diketahui, tingginya tingkat hormon estrogen dan androgen sangat berpengaruh terhadap risiko munculnya kanker payudara dan endometrium, serta diabetes tipe 2. Publikasi laporan Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism edisi Oktober 2011 lalu menyebut temuan itu berdasar fakta survey pemeriksaan sampel darah pada 2.030 wanita menopause berusia 55-81 tahun.
Dari penelitian itu terungkap bahwa wanita perokok cenderung memiliki tingkat sirkulasi hormon androgen dan estrogen yang lebih tinggi dibandingkan mantan perokok dan mereka yang tidak pernah merokok.
Peningkatan kadar hormon seks pada mereka yang merokok menunjukkan bahwa, asap rokok selain mempunyai efek langsung beracun dan karsinogenik, juga dapat memengaruhi risiko penyakit kronis melalui mekanisme hormonal," kata Judith Brand, dari University Medical Center Utrecht di Belanda seperti dilansir Kompas.com.
Penelitian di Inggris memperkuat asumsi itu. Tim Ilmuwan dari St Gallen Canton Hospital, Switzerland, menemukan fakta bahwa kanker payudara cenderung lebih mudah berkembang pada kaum perempuan meskipun mereka tidak merokok sesering dan sebanyak kaum Adam.
Fakta itu terungkap lewat penelitian terhadap 683 pasien. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan terhadap tembakau yang merupakan penyebab kanker, ” ujar Dr Martin Frueh, anggota tim dalam peneliti. (Agung Budi Santoso/Bagian V/Selesai)
Berita terkait Rima Melati dengan topik serupa
-
Selasa, 17 Juli 2012 11:05 WIBBukan cuma aktris Rima Melati yang trauma terhadap rokok. Gitaris Krakatau Band, Donny Suhendra juga stok rokok sejak lama. Mengapa?
-
Selasa, 17 Juli 2012 10:40 WIBAkibat jadi perokok berat di masa lalu, aktris Rima Melati pernah nyaris kehilangan payudara. Rambutnya pun rontok, isyarat ganasnya kanker.
-
Selasa, 17 Juli 2012 10:15 WIBTrauma merokok setelah terkena kanker payudara membuat aktris Rima Melati tak segan mengomeli mereka yang merokok, termasuk anaknya.
-
Selasa, 17 Juli 2012 10:00 WIBDulu perokok berat, kini berbalik jadi aktifis anti rokok. Itu gara-gara Rima Melati terkena kanker payudara dan kanker usus.
Klik berita dengan topik dan narasumber serupa di koran digital TRIBUN JAKARTA