Mengenal ROP, Penyakit Langka yang Membuat Anak Cynthia Lamusu Harus Berkacamata Sejak Bayi
Atharva Bimasena Saputra, satu dari dua anak kembar Cynthia Lamusu divonis menderita Retinopati prematuritas (ROP).
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM -Penyanyi Cynthia Lamusu (41) butuh perjuangan untuk membesarkan anak kembar mereka, yang lahir prematur medio 29 November 2016.
Tiga tahun berjalan, Cynthia Lamusu mengaku harus rutin melakukan pengecekan untuk kedua anaknya, yakni Ataya Tatjana Aisyah Putri dan Atharva Bimasena Saputra.
Perjuangan Cynthia Lamusu kian bertambah besar, ketika putranya, Atharva Bimasena Saputra yang akrab disapa Bima itu divonis menderita Retinopati prematuritas (ROP).
Retinopati prematuritas (ROP) adalah kelainan mata bayi prematur yang terjadi, akibat pembuluh darah yang baru terbentuk di lapisan retina berhenti berkembang.
"Awalnya tidak percaya saat dokter memvonis Bima menderita ROP. Karena memang jalan enggak pernah nabrak, ambil barang enggak salah, dan enggak ada masalah lain," kata Cynthia Lamusu yang ditemui di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12/2019).
Baca: Perjuangan Cynthia Lamusu Besarkan Buah Hati yang Lahir Prematur dan Terkena ROP
Baca: 5 Fakta Tentang Film Pocong The Origin, Reinkarnasi Pocong 2006 hingga Surya Saputra Kalahkan Fobia
Namun nasib berkata lain. Cynthia harus terus berjuang mengobati penyakit putra dari pernikahannya dengan Surya Saputra itu.
"Akhirnya setelah didiagnosa, Bima menggunakan kacamata di usia 18 bulan dengan minus 7 dan 9, besar sekali," ucapnya.

Setelah mengetahui mengidap ROP, personil grup vokal Be3 itu mengaku melakukan pemeriksaan berskala dan juga rutin ke dokter.
"Saya juga sudah konsultasi mencari second opinion dari dokter. Cuman hasilnya harus pakai kacamata," ungkapnya.
Setelah divonis ROP, Cynthia tak menampik Bima sudah melakukan beberapa tindakan selain menggunakan kacamata, yakni disuntik di bola matanya.
Rencananya, Cynthia Lamusu dan Surya Saputra akan melakukan Lasik, yakni pengobatan untuk mengobati rabum kepada seseorang.
"Nanti kalau sudah besar insyaallah bisa. Tapi gimanapun saya tetap sabar. Punya bayi prematur kita orang tua harus sedikit ekstra," ujar Cynthia Lamusu.
Baca: Film Pocong The Origin Segera Tayang Bulan Ini, Simak Sinopsis dan Tanggal Rilisnya
Baca: Sempat Demam Tinggi dan Dehidrasi Surya Saputra Kabarkan Kondisi Terkini Putranya
Termasuk Penyakit Langka
Melalui instagramnya, Cynthia Lamusu pernah berbagi informasi tentang Retinopati Prematuritas (ROP) Bima yang termasuk penyakit langka dan bisa berkembang cepat.
Beruntungnya, Bima terdiagnosa Retinopati Prematuritas (ROP) sejak melalui proses screening setelah lahir sehingga cepat ditangani oleh dokter mata.
Hasilnya, ada reaksi baik dari mata Bima.
Karena ROP pula, Cynthia Lamusu ini harus mengenakan kacamata sejak dini, tepatnya usia 18 bulan.
Kasus gangguan mata anak Cynthia Lamusu ini lantas membuat publik tergugah dan mencari tahu penyakit langka ini.
Pada unggahannya Cynthia Lamusu mengatakan bayi yang berisiko mengalami ROP ini adalah bayi kelahiran prematur.
Tetapi, melansir dari Childrenhospital.org tidak semu bayi kelahiran prematur akan mengalami ROP seperti Bima.
Seorang bayi prematur bisa dikatakan menderita ROP seperti Bima harus melalui proses screening setelah lahir.
Selain berfungsi memperhatikan organ tubuhnya, dokter juga bisa melihat perkembangan fungsi dan masalah pada matanya.
Bahkan dalam iovs.arvojournals.org dari penelitian, tak hanya bayi kelahiran prematur saja yang berisiko alami ROP.

Walau pada dasarnya berisiko dialami bayi yang lahir dengan berat badan rendah.
Tidak menutup kemungkinan bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar atau normal akan mengalami penyakit langka ini.
ROP muncul karena pembuluh darah yang baru terbentuk di lapisan retina berhenti berkembang.
Akibatnya retina akan membentuk pembuluh darah baru yang abnormal dan sangat rentan membangkak hingga bocor atau pecah.
Karena itu, ketika hal tersebut terjadi bisa menyebabkan masalah mata yang serius.
Ciri-ciri yang Berisiko Kena ROP
Melansir dari webmd, adapun ciri anak yang berisiko alami Retinopati Prematuritas (ROP) yakni bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1250 gram dan lahir sebelum usia kehamilan 31 minggu.
"Retinopati Prematuritas atau Rop terjadi pada 50 persen bayi prematur dengan berat lahir kurang dari 1250 gram. 10 pesennya berkembang menjadi ROP stadium 3. Sedangman 90 persennya berlasung ringan dan tidak memerlukan pengobatan," jelas Dokter Reni, Spesialis Mata RSUD Dr Soetomo dikutip dari Tribunnews.com.
Selain melalui proses screening oleh tim medis, Moms juga bisa memperhatikan tanda yang kasat mata jika Si Kecil menderita ROP.
Bayi dengan ROP berat dapat memperlihatkan gerakan mata yang abnormal (nistagmus) dan pupil putih (leukocoria).
Namun, hal tersebut juga bisa merupakan tanda gangguan mata yang umum terjadi.
Sehingga lebih baik segera membawanya ke dokter spesialis mata jika menemukan tanda seperti itu pada mata anak
(Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo/Nakita)