Mengenal Kandungan Echinace Purpurea dalam Imboost Sebagai Immunomodulator
Tubuh orang sehat Echinacea berperan meningkatkan pertahanan tubuh dengan meningkatkan kerja imun tubuh seperti fagositosis
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARA - Informasi yang mengatakan, bahwa Imboost menyebabkan reaksi imun yang berlebihan terhadap virus sehingga ikut merusak organ tubuh adalah keliru atau hoax.
Echinace purpurea yang terkandung dalam Imboost & Imboost Force memiliki manfaat sebagai immunomodulator.
Kandungan Echinace dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.
DR. Raphael Aswin Susilowidodo, ST, M.Si, Vice President Research & Development and Regulatory SOHO Global Health mengatakan, echinace purpurea memainkan fungsi yang dapat menyesuaikan kebutuhan tubuh ketika sehat dan ketika menderita infeksi.
Menurut DR. Aswin, pada tubuh orang sehat Echinacea berperan meningkatkan pertahanan tubuh dengan meningkatkan kerja imun tubuh seperti fagositosis.
Kemudian natural killer cell yang diperlukan tubuh untuk mengeliminasi benda asing/patogen yang masuk seperti virus/bakteri.
Baca: Perang Lawan Corona, Bupati Paniai Sediakan 1 Pesawat untuk Angkut Alkes
Baca: BREAKING NEWS - Striker Persib, Wander Luiz Konfirmasi Dirinya Positif Terinfeksi Virus Corona
Echinacea juga berperan menyeimbangkan level sitokin di dalam tubuh.
Sitokin dapat berupa sitokin yang pro-inflamasi seperti IL-6 ataupun anti-inflamasi seperti IL-10, sehingga saat orang sehat mengalami inflamasi akut.
DR. Aswin menjelaskan, pada tubuh orang yang menderita infeksi, peran modulasi Echinacea lebih ke arah untuk menghambat pembentukan IL-6, sehingga jumlah sitokin pro-inflamasi dapat dikurangi.
Pengurangan jumlah IL-6 tsb diperlukan guna menekan risiko terjadinya komplikasi pada infeksi tsb.
"Apabila jumlah sitokin pro-inflamasi tidak dibatasi maka komplikasi yang terjadi dapat berupa badai sitokin yang dapat berakibat fatal," katanya.
Berdasarkan atas penjelasan tersebut, maka Echinacea aman digunakan dan tidak dikontraindikasikan untuk kasus infeksi salah satunya COVID-19.
Baca: Bagaimana Cara Produsen Ban asal Korsel Hadapi Hantaman Pandemi Corona?
Baca: Neymar Masih Lebih Bagus dari Lionel Messi kata Cafu
Untuk pemakaian jangka panjang Echinacea menurut data studi terbaru, dinyatakan aman di konsumsi secara terus menerus selama 4 bulan.
Kandungan Echinacea purpurea extract pada IMBOOST telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
"Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh,” ujar DR. Aswin.
dr. Agus Joko Susanto, Sp.PD-KAI, FINASIM menyatakan sistem imun tubuh manusia sangat kompleks.
Sistem imun menurut dr Agus terbagi dalam sistem imun inate dan adaptif.
Sistem imun akan berada dalam kondisi homeostasis (seimbang) selama tubuh manusia sehat. Sementara imunomodulator terbagi tiga, yaitu sebagai imunostimulator, imunsupresor dan imunoregulator.
Ketiganya saling mengontrol dan saling menyeimbangkan. Apabila jumlah salah satunya rendah, maka jumlah imunomudulator lain akan naik, begitu pun sebaliknya hingga kondisi tubuh mencapai homeostasis.
“Kekhawatiran sistem imun akan over stimulasi bila diberikan imunostimulan dari luar tidak sepenuhnya benar, karena ketiga hal tersebut di atas yang akan mengatur untuk menuju homeostasis,” ujar dr Agus.
Terkait hoax yang beredar, dr Agus menyatakan penelitian Echinacea terhadap COVID-19 belum ada sampai saat ini.
“Menurut saya terlalu dini untuk menyimpulkan hubungan antara keduanya. Terkait masalah IL-6 sebagai marker, boleh dikatakan belum tentu dipastikan sebagai marker. Karena sifat IL-6 itu unik, yaitu sitokin yang "AC-DC", maksudnya satu waktu IL-6 bisa sebagai proinflamasi, di saat lain bisa sebagai antiinflamasi. Itulah mengapa sering terjadi ketidak sesuaian hasil penelitian satu dengan yang lainnya bila sebagai marker penelitian,” ungkap dr Agus.
dr Agus menerangkan orang sehat boleh saja mengkonsumsi imunomodulator.
dr Agus menyatakan bahwa dirinya tidak pernah memberikan pernyataan apapun yang mendukung hoax yang selama ini beredar.
Ia menerangkan kontraindikasi konsumsi imunomodulator hanya terjadi pada orang dengan penyakit autoimun (Penyintas Autoimun).
"Pada kelompok ini, pemberian imunomodulator tidak dianjurkan," kata dia.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si., juga menegaskan bahwa pesan gambar yang menyatakan Echinacea dan propolis sebagai kontra-indikasi terhadap COVID-19 adalah keliru atau hoax.
Dr Inggrid menyatakan suplemen kesehatan, termasuk suplemen herbal Echinacea dan propolis yang mempunyai izin edar Badan POM telah melalui pengujian keamanan sehingga masyarakat umum dinyatakan aman untuk mengkonsumsinya.
dr Inggrid menjelaskan Echinacea secara pengalaman empiris telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat dunia, terutama masyarakat Barat.
Adapun tujuannya untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kekebalan tubuh, meredakan nyeri dan mengurangi gejala common cold (selesma) dan flu (empirical experiential evidence).
Berbagai penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap Echinacea menunjukkan bahwa Echinacea bersifat anti-inflamasi (antiperadangan), antioksidan, dan imunomodulator.
Mengenai COVID-19, dr Inggrid mengatakan pada pneumonia akibat COVID-19 terjadi peningkatan mediator pro-inflamasi termasuk IL-6 yang mana hiperinflamasi ini terkait dengan fatalitas.
Pada pesan gambar tersebut, disebutkan bahwa Echinacea meningkatkan IL-6.
Padahal, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa Echinacea menghambat/menurunkan mediator-mediator pro-inflamasi, termasuk IL-6.