Gangguan Ginjal Termasuk Penyakit Mematikan di Indonesia, Kemenkes Ajak Masyarakat Menceghnya
Gangguan ginjal kronik menjadi penyakit yang mematikan nomor 11 Dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri, penyakit gangguan ginjal kronik urutan ke 10.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menurut IHME Global Barden Deases, gangguan ginjal kronik menjadi penyakit yang mematikan nomor 11 Dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri, penyakit gangguan ginjal kronik menjadi urutan yang ke 10.
Data disampaikan oleh Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr Elvieda Sariwati M.Epid.
"Pembiayaan yang dikeluarkan gagal ginjal, adalah sebanyak 2,2 T untuk 2020. Masuk ke dalam katastropik," ungkapnya pada webinar, Jumat (11/3/2022).
Saat ini Elvieda menyebutkan jika Kementerian Kesehatan tengah melakukan transformasi kesehatan yaitu meningkatkan layanan primer, pengenalan dan usaha pencegahan.
Baca juga: Kurangnya Literasi Penyakit Ginjal Membuat Pasien Selalu Datang dalam Kondisi Terlambat
Baca juga: Hari Ginjal Internasional, BPJS Kesehatan Tingkatkan Kualitas Layanan Gagal Ginjal
Program ini menyasar terhadap populasi sehat. Yaitu dengan melakukan promosi agar tidak masuk kelompok berisiko dan jadi penyandang.
Untuk populasi berisiko, pemerintah berupaya melakukan pencegahan primer. Dimulai dari deteksi dini agar penyakit bisa ditemukan sejak awal. Sehingga dapat ditanggulangi sehingga tidak penyandang.
Sedangkan pada kelompok penyandang diobati agar tidak semakin berat. Menurut Elvieda, faktor risiko penyakit gagal ginjal ada yang bisa diubah dan tidak.
Bagi faktor risiko yang bisa diubah misalnya menghindari untuk tidak terkena hipertensi dan diabetes. Mengingat dua hal ini menjadi faktor utama Penyebab terjadinya gagal ginjal.
Kemudian segera lakukan pemeriksaan rutin. Apakah mengalami gangguan kesehatan hipertensi atau diabetes. Sehingga dapat dilakukan penanganan secara dini.
Kemudian menghindari mengkonsumsi obat anti nyeri tanpa melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Namun ada pula beberapa faktor yang tidak dapat dihindari. Yaitu riwayat keluarga yang mengidap penyakit serupa. Kemudian kelahiran prematur, trauma di daerah abdomen dan beberapa jenis penyakit tertentu.