Senin, 29 September 2025

Awal Mula Persebaran Virus Nipah di Dunia, Pertama Kali Terjadi di Peternakan Babi di Malaysia

Virus Nipah bukanlah merupakan penyakit baru, pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998-1999 pada peternak babi di Sungai Nipah, Malaysia.

KATERYNA KON / SCIENCE PHOTO LIBRA via AFP/ KKO
Ilustrasi virus Nipah - Virus Nipah bukanlah merupakan penyakit baru, pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998-1999 pada peternak babi di Sungai Nipah, Malaysia. 

TRIBUNNEWS.COM - Virus Nipah menjadi sorotan baru-baru ini dan memunculkan kekhawatiran seluruh dunia.

Pasalnya, Virus Nipah telah menewaskan 2 warga negara bagian Kerala, India.

Menurut WHO, Virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia) dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Pada orang yang terinfeksi, virus ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut.

Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.

Awal Mula Persebaran Virus Nipah di Dunia

Baca juga: Waspada Virus Nipah, Kenali Gejala Ketika Terinfeksi dan Seseorang yang Berisiko Tertular

Virus Nipah bukanlah merupakan penyakit baru.

Mengutip dari laman resmi Kemkes, Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998-1999.

Berdasarkan laporan, wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia.

Wabah tersebut, berdampak hingga Singapura.

Sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka terkontaminasi.

Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan cairan babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit.

Pada tahun 2001, wabah tersebut menyebar ke Bangladesh dan India.

Penularan diperkirakan karena konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi kemungkinan besar merupakan sumber infeksi.

Sejak tahun 1998, telah dilaporkan sebanyak 700 kasus pada manusia dengan 407 kematian di 5 negara (Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina).

Pada awal tahun 2023, wabah ini dilaporkan terjadi di Bangladesh, tepatnya pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023.

Terdapat 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian.

Dari 11 kasus yang ditemukan, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma) dan 1 kasus merupakan kasus kontak erat (dokter yang merawat salah satu kasus).

Gejala Virus Nipah

Seseorang yang terinfeksi Virus Nipah mengalami gejala yang beragam.

Gejala awal terinfeksi:

- Demam

- Sakit kepala

- Batuk

- Sakit tenggorokan

- Sulit bernafas

- Muntah

Hal ini dapat diikuti pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernafasan yang parah, termasuk gangguan pernafasan akut.

Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) diyakini berkisar antara 4 hingga 14 hari.

Cara Pencegahan

- Tidak mengonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya, karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari.

- Sebelum mengonsumsi buah, sebaiknya kupas buah dan cuci sampai bersih

- Perhatikan buah apabila terdapat sebuah tanda gigitan kelelawar

- Hindari kontak dengan hewan ternak seperti babi dan kuda yang kemugkinan terinfeksi virus Nipah

- Bagi petugas pemotongan hewan, perlu menggunakan sarung tangan dan pelindung diri.

- Mengonsumsi daging ternak secara matang

- Terapkan perilaku pola hidup bersih dan sehat

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Virus Nipah

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan