Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Dimulai 4 Agustus, Siapa Saja yang Bisa Ikut Program Cek Kesehatan Gratis Sekolah?
Kemenkes akan menggelar kick off program Cek Kesehatan Gratis atau CKG sekolah pada pekan depan atau Senin (4/8/2025).
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggelar kick off program Cek Kesehatan Gratis atau CKG sekolah pada pekan depan atau Senin (4/8/2025).
Cek Kesehatan Gratis ini adalah program pemeriksaan kesehatan tanpa biaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya kesehatan, mendeteksi beragam risiko penyakit sejak dini maupun meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Baca juga: Rentan Cemas dan Depresi, CKG untuk Anak Sekolah Ada Tes Kejiwaan
CKG untuk anak sekolah ini merupakan bagian dari program CKG masyarakat umum yang sudah dimulai sejak Februari 2025.
Program CKG ini merupakan satu dari tiga, program unggulan Presiden Prabowo Subianto dibidang kesehatan.
“CKG sekolah akan dimulai Agustus 2025, sebanyak 53.844.419 peserta didik dari 282.317 satuan pendidikan akan menjadi sasaran CKG sekolah,” tutur Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin saat temu media via daring di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Lebih rinci, CKG sekolah ini akan menyasar anak SD di bawah Kemendikdasmen, MI/Pesantren sederajat di bawah Kemenag dengan total peserta didik sebanyak 28.256.134.
Baca juga: Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Resmi Diluncurkan: Siapa Saja yang Bisa Ikut CKG?
SMP di bawah Kemendikdasmen, MTs/Pesantren sederajat di bawah Kemenag dengan total peserta didik 13.470.833.
SMU/SMK di bawah Kemendikdasmen, MA/MAK/Pesantren sederajat di bawah Kemenag dengan total peserta didik sebanyak 12.046.379.
SLB di di bawah Kemendikdasmen dengan total peserta didik sebanyak 161.318.
SR di bawah Kemensos dengan total peserta didik sebanyak 9.755.
Ditambahkan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengatakan, tidak hanya siswa formal yang mendapatkan CKG ini, anak yang kurang beruntung putus sekolah atau anak yang tidak sekolah juga bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis ini.
Anak-anak tersebut bisa didampingi orang tua mereka pergi ke puskesmas untuk ikut CKG.
“Untuk mereka yang tidak bersekolah, maka bisa datang ke puskesmas untuk mendapatkan hal serupa,” kata dia.
Program CKG untuk anak sekolah tidak hanya melakukan pemeriksaan fisik saja tetapi juga mendeteksi potensi penyakit sejak dini agar bisa segera ditangani sebelum berkembang lebih lanjut.
Untuk jenis pemeriksaan yang didapatkan para siswa sekolah ada status gizi, kebugaran, tekanan darah, kesehatan gigi, mata, telinga, kesehatan jiwa, tuberkulosis (TBC), hepatitis B dan C, reproduksi.
Serta pemeriksaan khusus sesuai jenjang pendidikan, ada cek gula darah untuk siswa kelas 7 SMP, skrining anemia remaja putri di kelas 10 SMA hingga pemeriksaan thalasemia.
Berikut ini jenis pemeriksaan pada CKG anak sekolah:
SD (7-12 tahun)
1. Status Gizi
2.Merokok (Kelas 5-6)
3. Tingkat Aktivitas Fisik (Kelas 4-6)
4. Tekanan Darah
5. Gula Darah
6. Tuberkulosis
7. Telinga
8. Mata
9. Gigi
10. Jiwa
1. Hati (Hepatitis B)
12. Kesehatan Reproduksi (Kelas 4-6)
13. Riwayat Imunisasi (Kelas 1)
SMP (13 - 15 tahun)
1.Status Gizi
2. Merokok
3. Tingkat Aktivitas Fisik
4. Tekanan Darah
5. Gula Darah (kelas 7)
6.Tuberkulosis
7. Talasemia
8. Anemia (kelas 7)
9. Telinga
10. Mata
11. Gigi
12. Jiwa
13. Hati (Hepatitis B dan C)
14. Kesehatan Reproduksi
15. Riwayat Imunisasi HPV (kelas 9 Putri)
SMA (16 - 17 tahun)
1. Status Gizi
2. Merokok
3. Tingkat Aktivitas Fisik
4. Tekanan Darah
5. Gula Darah
6. Tuberkulosis
7. Talasemia
8.Anemia Remaja Putri (kelas 10)
9. Telinga
10. Mata
11. Gigi
12. Jiwa
13. Hati (Hepatitis B dan C)
14. Kesehatan Reproduksi
Endang mengatakan, 7 hari sebelum pelaksanaan CKG, wali kelas atau wali santri akan memberikan informasi dan menyebarkan kuesioner kepada orang tua siswa.
2 hari sebelum hari H puskesmas akan mengecek kuesioner dan mempersiapkan alat kesehatan dan obat.
“Jika ditemukan potensi penyakit dan masalah kesehatan maka anak bisa langsung dirujuk ke puskesmas,” terang dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.