Lebih Murah dari Bayi Tabung, Program IUI Jadi Harapan Baru untu Pejuang Garis Dua
Pejuang kehamilan, kini ada secercah harapan lewat program Intrauterine Insemination (IUI) atau inseminasi intrauterin.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bagi pasangan suami istri yang telah lama menikah namun belum juga dikaruniai momongan, kini ada secercah harapan lewat program Intrauterine Insemination (IUI) atau inseminasi intrauterin.
Baca juga: Kesaksian Dokter yang Bantu Sarwendah dan Ruben Onsu Jalani Program Bayi Tabung di Tahun 2014
Teknik ini disebut sebagai salah satu solusi terbaik sebelum masuk ke tahap bayi tabung (IVF), baik dari segi biaya maupun prosedur medis.
Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan dari RS PKU Muhammadiyah Surakarta dr Soffin Arfian, Sp. OG, MBA, FEGRF, mengungkapkan bahwa IUI merupakan bagian dari teknik reproduksi berbantu (Assisted Reproductive Technology).
“Inseminasi intrauterine adalah salah satu cara untuk melakukan teknik reproduksi berbantu, di mana fertilisasi itu dilakukan secara alami sebenarnya, tapi dibantu,” ujar dr. Soffin dalam live streaming Momspiration pada kanal YouTube Tribun Health, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Belum Rencanakan Program Bayi Tabung, Fitri Carlina Pilih Fokus pada Keluarga dan Karier
Dalam proses IUI, sperma yang telah diproses yakni diseleksi yang hidup dan sehat, dicuci, dan diberi vitamin kemudian disemprotkan langsung ke dalam rongga rahim wanita.
“Jadi, sebenarnya inseminasi intrauterine itu adalah sebuah proses yang alami tapi dibantu spermanya supaya masuk langsung ke dalam ruang rahim,” jelas Dr. Soffin.
Biaya Lebih Terjangkau dan Minim Nyeri
Dibandingkan dengan bayi tabung, IUI menawarkan biaya yang jauh lebih terjangkau.
Prosedurnya pun tergolong ringan. Setelah inseminasi dilakukan, pasien hanya perlu istirahat selama dua jam sebelum dapat kembali beraktivitas.
“Kalau menyakitkan itu sebenarnya relatif, karena secara umum itu nggak sakit, itu sama kayak pemeriksaan biasa,” ungkap Dr. Sofin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kateter yang digunakan dalam inseminasi sangat lembut agar tidak menimbulkan kontraksi rahim, yang justru bisa menggagalkan proses.
“Kateter ini begitu nempel mulut rahim, dia itu neko nggak bisa, jadi lembut banget. Disemprotin cuman 0,3 mili, tapi isinya jutaan sperma,” tegasnya.
Tahapan Lengkap IUI dalam Satu Siklus
Program IUI dilakukan dalam satu siklus haid, yang berlangsung sekitar satu bulan.
Proses dimulai dari screening kesuburan pasangan, stimulasi ovulasi, hingga penyuntikan sperma ke rahim. Semua dilakukan secara sistematis.
“Kita mulai dari pemeriksaan awal, stimulasi, kemudian kita pantau ovulasinya, kemudian kita pecahin sel telurnya, kemudian spermanya diambil, kemudian diinseminasikan. Terus selesai, tinggal tunggu hasil,” jelasnya.
Terakhir, ia berpesan pentingnya kondisi tubuh dan pikiran si wanita agar tetap relaks selama proses.
Pasalnya, stres dapat meningkatkan hormon prostaglandin yang memicu kontraksi dan menurunkan keberhasilan inseminasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.