Timor Leste Dinyatakan Resmi Bebas Penyakit Malaria, WHO Ucapkan Selamat
Timor Leste membangun sistem kesehatan berlapis mulai dari rumah sakit nasional, rumah sakit rujukan, puskesmas dan pos kesehatan yang mudah dijangkau
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabar menggembirakan datang dari Timor Leste. Negara muda tetangga Indonesia yang merdeka pada tahun 2002 ini resmi dinyatakan bebas malaria oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pengumuman ini menjadi pencapaian monumental sekaligus inspirasi bagi banyak negara yang masih berjuang melawan penyakit mematikan tersebut.
Baca juga: Kemenkes RI Akui Pengobatan Pasien TBC, HIV/AIDS dan Malaria Terganggu Akibat Pembekuan USAID
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahwa pencapaian ini adalah bukti nyata bahwa malaria bisa dihapuskan dengan strategi yang tepat. “WHO mengucapkan selamat kepada rakyat dan pemerintah Timor-Leste atas tonggak penting ini. Keberhasilan Timor-Leste membuktikan bahwa malaria dapat dihentikan ketika kemauan politik yang kuat, intervensi yang cerdas, investasi domestik dan eksternal yang berkelanjutan, serta tenaga kesehatan yang berdedikasi bersatu,” ujarnya dilansir dari website resmi, Senin (18/8/2025).
Timor Leste pernah menghadapi beban malaria yang sangat tinggi. Pada tahun 2006, tercatat lebih dari 223.000 kasus malaria klinis.
Namun hanya dalam dua dekade, angka itu berhasil ditekan hingga nol kasus sejak 2021. Menteri Kesehatan Timor-Leste, Dr Élia António de Araújo dos Reis Amaral mengingat perjuangan panjang tersebut penuh air mata dan pengorbanan.
“Kita berhasil. Malaria telah menjadi salah satu musuh kita yang paling gigih. Diam, gigih, dan mematikan. Kita telah kehilangan terlalu banyak nyawa karena penyakit yang seharusnya dapat dicegah. Namun, para tenaga kesehatan kita pantang menyerah, komunitas kita tetap kuat, dan mitra kita, seperti WHO, mendampingi kita. Dari 223.000 kasus menjadi nol eliminasi ini menghormati setiap nyawa yang hilang dan setiap nyawa yang kini terselamatkan,” ujarnya.
Setahun setelah merdeka, tepatnya pada tahun 2003, Kementerian Kesehatan Timor Leste mendirikan Program Malaria Nasional. Dengan hanya dua staf penuh waktu, program ini menjadi fondasi awal upaya eliminasi malaria.
Baca juga: Kejar Target 2030, Pemerintah Fokus Eliminasi Malaria di Papua
Berbagai inovasi dilakukan, seperti memperkenalkan tes diagnostik cepat, terapi kombinasi berbasis artemisinin, serta distribusi kelambu berinsektisida tahan lama bagi masyarakat berisiko. Tahun 2009 menjadi titik penting ketika dukungan Global Fund memperkuat langkah nasional, termasuk melalui penyemprotan residu dalam ruangan dan memperluas layanan diagnosis hingga ke puskesmas di pelosok negeri.
Timor Leste membangun sistem kesehatan berlapis, mulai dari rumah sakit nasional, rumah sakit rujukan, puskesmas, hingga pos kesehatan, yang rata-rata dapat dijangkau warga hanya dalam waktu satu jam berjalan kaki. Pelayanan kesehatan gratis yang diberikan pemerintah juga memastikan akses setara bagi seluruh rakyatnya.
Selain itu, klinik keliling dan program penjangkauan masyarakat menjangkau wilayah pedesaan memastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam upaya kesehatan. WHO menilai kesuksesan ini tidak hanya lahir dari kebijakan pemerintah, tetapi juga kekuatan kolaborasi masyarakat, lembaga internasional, hingga tenaga kesehatan di garis depan.
“Sertifikasi bebas malaria Timor Leste merupakan kemenangan nasional yang menentukan didorong oleh kepemimpinan yang berani, upaya tak kenal lelah para tenaga kesehatan, dan tekad rakyatnya. Kemenangan ini melindungi generasi, baik masa kini maupun masa depan, dan menunjukkan apa yang dapat dicapai oleh sebuah negara yang bertekad,” tutur Dr Arvind Mathur, Perwakilan WHO untuk Timor Leste.
Baca juga: Wantimpres Saksikan Penyerahan Hibah Alkes untuk Percepatan Eliminasi Malaria di Papua
Dengan pencapaian ini, Timor Leste menjadi negara ketiga di Asia Tenggara yang berhasil mendapatkan sertifikasi bebas malaria dari WHO, setelah Maladewa (2015) dan Sri Lanka (2016). Secara global, kini ada 47 negara dan 1 wilayah yang telah terbebas dari malaria.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.