Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Kesehatan Mental Generasi Muda dalam Proses Pembangunan Bangsa
Pembangunan nasional mesti menyediakan ruang bagi pembangunan non-fisik. Karena, hanya generasi muda yang sehat jasmani dan rohani yang mampu menjawab
Editor:
Content Writer
Namun, ungkap dia, saat ini proses pengobatan gangguan jiwa masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain dalam bentuk stigma yang berkembang di masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa dan terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang mampu menangani gangguan jiwa di tanah air.
Dengan kondisi tersebut, tambah Vensya, pola-pola pengobatan yang melibatkan dan berbasis masyarakat sangat membantu upaya untuk mengatasi terjadinya peningkatan gangguan jiwa di masyarakat.
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam berpendapat, kebijakan yang kita miliki untuk mengatasi gangguan kesehatan jiwa dari hulu ke hilir sudah cukup baik.
Namun, ujar Ari, seringkali dalam implementasi pengobatan gangguan jiwa menghadapi sejumlah kendala, antara lain terkait ketersediaan obat dan tenaga kesehatan yang terbatas.
Sejatinya, ungkap Ari, para dokter umum itu sudah dibekali dengan kompetensi untuk mendiagnosa terkait kesehatan jiwa pasiennya.
Karena setiap terjadi disfungsi pada seseorang, jelas Ari, akan berdampak juga pada perilaku dan psikologis orang itu. Sehingga, tambah dia, muncul gejala klinis yang bermakna dan menimbulkan penderitaan.
Menurut Ari, ketika seseorang sudah dinyatakan mengalami gangguan jiwa itu sudah melalui proses yang panjang, mulai pemeriksaan, deteksi dini diagnosis, hingga terapi.
Sehingga, tambah dia, diperlukan kehati-hatian semua pihak sebelum memberi pendapat bahwa seseorang atau sekelompok orang itu mengalami gangguan jiwa.
Ari berpendapat butuh dukungan semua pihak untuk mewujudkan kesehatan jiwa masyarakat dalam keseharian.
Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, Retno Kumolohadi mengungkapkan kasus gangguan jiwa didominasi oleh usia produktif.
Retno berpendapat diperlukan berbagai upaya untuk membantu mengatasi masalah pasien untuk meningkatkan kesehatan mental yang melibatkan lintas sektoral dengan berbagai profesi saling berkoordinasi.
Karena, menurut Retno, banyak faktor mempengaruhi kesehatan jiwa antara kain faktor biologis, psikologis dan sosial.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Iqbal Mochtar berpendapat saat ini kita menghadapi persoalan yang krusial terkait kesehatan mental masyarakat.
Ironisnya, ujar Iqbal, yang mengalami gangguan mental itu didominasi oleh generasi muda yang secara usia merupakan masa transisi dan dipengaruhi aspek bilogis, fisik, psikologis, sosial dan budaya.
Berdasarkan catatan WHO pada 2024, ungkap Iqbal, remaja seringkali mengalami gangguan nutrisi, paparan rokok, polusi udara dan gangguan mental.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kunjungi Nias Utara, Waka MPR Eddy Soeparno: MPR RI Adalah Rumah Kolaborasi |
![]() |
---|
Mengenal Burnout, Kondisi Mental yang Dialami Diplomat Arya Daru Sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Fraksi PKB MPR RI Dorong Nawaning Jadi Garda Terdepan Cegah Pencabulan Anak di Pesantren |
![]() |
---|
Lestari Moerdijat Sebut Peningkatan Literasi Peserta Didik Perlu Konsistensi dan Kebijakan Tepat |
![]() |
---|
Ahmad Muzani Dukung Gelaran Jambore Pramuka Muslim Dunia pada 9-14 September Mendatang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.