Pelajar Diharapkan Hadir di Pameran Filateli Dunia
Indonesia mendapat kepercayaan menyelenggarakan pameran filateli tingkat dunia pada 18-24 Juni 2012 di Jakarta Convention Center
Editor:
Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kembali mendapat kepercayaan menyelenggarakan pameran filateli tingkat dunia pada 18-24 Juni 2012 di Jakarta Convention Center, sebelumnya pada bulan Oktober 2010 peserta kongres Federation Internationale de Philately di Lisabon Portugal secara aklamasi memilih Perkumpulan Filatelis Indonesia sebagai tuan rumah.
Ketua Persatuan Filateli Indonesia (PFI), R Soeyono mengatakan, pameran tingkat dunia ini mengambil tema bringing to the world of peace through stamp atau jembatan menuju dunia yang damai melalui prangko. Dan pihaknya berharap masyarakat dapat memanfaatkan event langka ini dengan mengunjungi langsung lokasi pameran yang digelar tanpa dipungut biaya ini.
"Bagi masyarakat, khususnya pelajar diimbau untuk datang pada pameran bersejarah ini, karena ini event langka dan entah kapan Indonesia dipercaya lagi menyelenggarakan acara ini," ujar Soeyono di Jakarta, Rabu (13/6/2012).
Sedikitnya 70 negara telah mendaftar untuk mengikuti ajang prestasi filateli tingkat dunia ini. Pameran berskala internasional yang ke IV di Indonesia dalam bidang filateli ini akan menampilkan lebih dari 2.522 frame yang berasal dari negara peserta dan terdiri dari 11 kelas, termasuk di dalamnya koleksi kehormatan serta 80 stamp dealer dari dalam dan luar negeri.
Selain akan menambah wawasan dan mengetahui perkembangan dunia yang diabadikan melalui prangko, dalam rangkaian acara ini juga akan dipamerkan prangko kuno dengan harga mencapai Rp20 miliar, dan diluncurkannya paspor filateli yang menjadi perburuan para filatelis untuk mendapatkan cap di setiap stand penjualan prangko dalam dan luar negeri.
"Saat ini lebih sulit mendapatkan prangko dengan tema khusus di dalam negeri karena sudah diborong filatelis dunia dan harganya sudah meningkat beberapa kali lipat," kata Soeyono
Ia mencontohkan prangko dengan tema Naga Air yang diterbitkan saat memasuki tahun baru Imlek, dalam waktu singkat habis dan kini sulit untuk mendapatkan prangko tersebut di Indonesia.
"Prangko-prangko tersebut sudah berada di tangan para kolektor dunia, seperti prangko tema Naga Air berada di Singapura", katanya.
Selain itu, sejumlah prangko Indonesia yang dicetak di atas batik Garut dan kanin tenun serta prangko bermotif "Gunungan" yang dicetak di atas kulit saat ini sudah terjual hingga 90 persen, ujarnya.
"Dalam pameran filateli prangko-prangko unik. Tersebut akan dipamerkan dan tersisa 10 persen saja untuk diperebutkan," kata Soeyono.
Direktur Ritel dan Properti PT Pos Indonesia (Persero), Setyo Riyanto mengatakan penurunan minat masyarakat untuk berkirim surat tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan itu.
"Soal pendapat tidak berkurang karena pengiriman surat-surat bisnis tetap tinggi," katanya.
Dikatakannya, menurunnya minat bersurat ikut berpengaruh terhadap berkurangnya pembelian
prangko. Di sisi lain kondisi tersebut menguntungkan filatelis dunia karena tidak perlu rebutan membeli.
Lebih lanjut dikatakannya, dunia filateli indonesia tdak seperti masa lalu, pada zaman Presiden Soeharto secara berkala menerbitkan seri baru prangko-prangko sehingga bagi para kolektor menjadi kesenangan tersendiri.