Manis, Asam dan Pedas Berpadu Dalam Bumbu Sate Maranggi
SATE MARANGGI dikenal karena rasa khasnya. Sate ini khas Purwakarta, namun di sejumlah kota lain sate ini juga ada yang menyajikan.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - SATE MARANGGI dikenal karena rasa khasnya. Sate ini khas Purwakarta, namun di sejumlah kota lain sate ini juga ada yang menyajikan.
Di Bandung misalkan, terdapat sejumlah warung makan yang menawarkan sate maranggi. Satu di antaranya adalah Waroeng Soto dan Sate Maranggi Purwakarta, Jalan Jawa No 32. Di warung makan tersebut cita rasa sate marangginya benar-benar autentik karena sang pemilik berasal dari Purwakarta.
Sate maranggi memang berbeda dari sate lainnya. Bahan baku menggunakan daging sapi dan kambing muda. Daging tersebut diberi bumbu rempah sebelum dibakar di atas bara. Proses pembakaran dilakukan dengan sempurna sehingga daging yang dihasilkan empuk.
Saat dihidangkan, sate tidak diberi bumbu kacang melainkan bumbu kecap yang dicampur bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit yang dihaluskan. Lalu ditambahkan potongan tomat segar atau biasa disebut acar tomat.
Perpaduan manis, asam dan pedas pun langsung terasa di lidah.
Satu porsi sate maranggi di Waroeng Soto dan Sate Maranggi Poerwakarta, ini dibanderol Rp 25.000. (roh)