Cara Merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan Pola Makan Sehat
Banyak makanan enak saat hari raya Idul Fitri. Biasanya sebagian orang kalap makan hingga memicu kenaikan kolesterol.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bulan Ramadan menjadi momentum untuk kembali berkomitmen menjalani gaya hidup sehat dan seimbang.
Menurut Spesialis gizi klinik Good Doctor Technology Indonesia, dr. Vikie Nouvrisia A., M.Gizi, SpGK, di bulan Suci ini, diajari untuk memiliki kesadaran mengendalikan diri secara menyeluruh, baik dengan cara mengatur kebiasaan makan hingga mengatur emosi.
"Ini mengapa puasa bermanfaat langsung untuk kesehatan fisik dan mental," imbuhnya dalam kegiatan webinar GoodDoctor, Jumat (22/4/2022).
Beberapa penelitian menunjukkan puasa bermanfaat jika dilakukan secara rutin.
Seperti mengontrol kadar gula darah sehingga menekan risiko terjadinya resistensi insulin, maupun memberikan waktu istirahat untuk sistem pencernaan.
Baca juga: Jenis Makanan untuk Mencegah Kanker Serviks, Alpukat hingga Vitamin B dan Asam Folat
Baca juga: 6 Jenis Makanan yang Dapat Dikonsumsi Saat Sahur: Kurma hingga Sayur-sayuran
Pada saat berpuasa juga terjadi pembakaran kalori, bahkan penurunan massa lemak sehingga dengan
berpuasa dapat mencegah obesitas.
Hasilnya metabolisme tubuh jadi lebih efisien untuk membakar kalori dalam tubuh.
“Jangan mau hanya menikmati manfaat kesehatan ini hanya di bulan Ramadan, tapi lakukan juga secara konsisten setelahnya,” kata dia.
Khusus di momen hari Raya Idul Fitri, dr. Vikie pun memberikan tips agar tetap mampu mengendalikan diri.
Pertama, makanlah sesuai jam makan. Kebiasaan ini akan mengontrol asupan kalori.
Baca juga: Berhasil Kendalikan Diri untuk Batasi Makanan, Luna Maya: Gula Itu Lebih Bahaya dari Narkoba
“Meski Idul Fitri hari spesial, tapi tetaplah makan sesuai jam makan dengan makan besar tetap tiga kali yaitu sarapan, makan siang dan makan malam," imbuhnya.
Kedua, pilihlah makanan berserat tinggi sebagai makanan pembuka.
Makanan berserat tinggi dapat memperlambat pencernaan makanan, sehingga akan merasa kenyang lebih lama.
Ketiga, batasilah porsi makan. Di hari Idul Fitri membatasi porsi makan bisa menjadi tantangan tersendiri.
Jika sebelum mengunjungi rumah kerabat, baru saja makan besarmaka sebaiknya pilihlah camilan atau makanan yang mengandung serat tinggi seperti puding buah atau es buah. Atau makanlah dengan porsi kecil agar kadar gula darah tetap stabil.
Keempat, tetap cari cara untuk membakar kalori. Dengan lebih aktif bergerak maka pembakaran kalori pun meningkat.
Misalnya ketika silahturahmi ke rumah keluarga, sengaja parkirkendaraan agak jauh agar memberi kesempatan tubuh membakar kalori dengan berjalan
kaki.
Kelima, jangan kelelahan. Kenali kemampuan tubuh. Beristirahatlah kalau sudah merasa lelah dan beri tubuh tidur yang cukup agar stamina dan imun tubuh tetap terjaga," kata dia.
Berakhirnya kampanye tentang pentingnya literasi kesehatan antara Good Doctor dan LSPR menumbuhkan harapan baru.
Baik Good Doctir maupun LSPR berharap, akan semakin banyak masyarakat terutama generasi muda, yang tertular dan terinspirasi untuk menerapkan gaya hidup sehat.
Perubahan perilaku bisa dimulai dengan mengajak seluruh anggota keluarga untuk menjaga pola makan sehat di momen hari raya Idul Fitri bersama keluarga.
Melalui program edukasi kesehatan Good Doctor Technology Indonesia (GDTI) yang berkolaborasi dengan The London School of Public Relation (LSPR) Communication & Business Institute menggelar weebinar yang diselenggarakan Program edukasi bertajuk "Good Knowledge, Good Health" yang berlangsung dari Oktober 2021 dan berakhir pada April 2022.
Topik yang dibahas meliputi hidup sehat sebelum dan sesudah vaksinasi, kesehatan mental, diabetes, aktivitas fisik yang sehat, dan pola makan yang sehat.
Head of Medical, PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Adhiatma Gunawan, menyebutkan program edukasi kepada masyarakat adalah komitmen Good Doctor untuk menciptakan literasi kesehatan pada setiap orang, termasuk generasi muda.
“Dari rangkaian pendidikan kesehatan yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 rata-rata 99,7 persen dari peserta merasa bahwa webinar memenuhi harapan mereka termasuk peningkatan kesehatan literasi," ujar dr Adhiatama.
Ditambahkan, Head of Communication Reputation Department, LSPR Emilya Setyaningtyas menuturkan, semangat para generasi muda ini untuk memilih sumber informasi terpercaya dan mengakses layanan kesehatan secara berdaya merupakan bagian dari budaya literasi yang ada di kampus.
"Karena itu, kami sebagai lembaga pendidikan tentu akan selalu konsisten ambil bagian dalam menciptakan generasi muda yang sehat. Kami harapkan melalui kolaborari ini mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan bisa menerapkan ilmu kesehatan yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari,” lanjut Emilya.