Bursa Capres
3 Lembaga Survei Catatkan Hasil Positif, PDIP Masih Enggan Capreskan Ganjar
Tiga lembaga survei menyimpulkan hasil positif untuk nama Ganjar Pranowo berkaitan dengan survei Capres 2024
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Sri Juliati
“Saya pikir bahwa kemudian latar belakang Jawa itu akan sangat berpengaruh, tapi faktor tersebut juga sangat ditentukan juga oleh bagaimana strategi dan inisiatif dari masing masing calon untuk mendapatkan dukungan suara," ujar Airlangga.
Menurutnya, jika kedua identitas itu kemudian ditempatkan pada satu kubu politik untuk mendapatkan dukungan, maka hal tersebut dapat menyelesaikan persoalan polarisasi sosial di satu sisi, dan menambah dukungan politik dari masing-masing pihak.
“Artinya, misalnya bahwa apabila salah satu calon, misalnya dari artikulasi politik identitas A itu hanya kemudian merangkul wakil dari sesama kubu tersebut, maka tidak akan menambah dukungan politik. Tapi kalau bisa cross identity maka kemungkinan itu akan bisa perluas untuk menang dari calon tersebut. Itu yang saya pikir bisa jadi catatan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, survei Populi Center inu diselenggarakan pada 9-17 Oktober 2022.
Survei ini dilakukan terhadap 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia. Survei ini memiliki margin of error +/- 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen
Survei Litbang Kompas, Ganjar Teratas
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas Oktober 2022, Ganjar Pranowo menempati posisi teratas dari sejumlah bakal capres yang digadang-gadang akan maju di Pilpres 2024.
Dilansir dari Kompas.id, Rabu (26/10/2022), potensi keterpilihan Ganjar ada di 23,2 persen, diikuti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 17,6 persen, dan selanjutnya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 16,5 persen.

Sementara, dalam survei Juni 2022, Prabowo di puncak perolehan suara dengan 25,3 persen, disusul Ganjar 22 persen, dan Anies 12,6 persen.
Survei periodik melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas pada 24 September 2022 hingga 7 Oktober 2022. Survei sebelumnya sejak Oktober 2019.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.
Menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error lebih kurang 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.
(Tribunews.com, Chrysnha/ Taufik Ismail/ Reza Deni)