Bursa Capres
Pengamat Sebut Jadi Sebuah Kerugian Jika Ganjar Pranowo Tidak Dicalonkan PDIP Jadi Capres 2024
Ray Rangkuti menyebutkan bakal jadi sebuah kerugian jika Ganjar Pranowo tidak dicalonkan menjadi capres dari PDIP.
Editor:
Theresia Felisiani
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyebutkan bakal jadi sebuah kerugian jika Ganjar Pranowo tidak dicalonkan menjadi capres dari PDIP.
Ray Rangkuti menilai hal itu berkaca pada elektabilitas Ganjar Pranowo yang cenderung alami kenaikan.
"Melihat perkembangan suara Ganjar Pranowo yang stabil bahkan cenderung naik, tentu PDIP sangat merugi jika Ganjar diambil oleh partai lain. Capek-capek mereka mengkadernya, hasilnya malah dinikmati oleh partai lain," kata Ray Rangkuti kepada Tribunnews, Senin (31/10/2022).
Kemudian dikatakan Ray Rangkuti semakin tingginya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu sejatinya semakin terbuka juga Ganjar Pranowo untuk dicalonkan PDIP sebagai capres 2024 mendatang.
"Oleh karena itu, bersamaan dengan kenaikan elektablitas Ganjar dan stagnannya suara Puan, tidak sulit menduga bahwa kans Ganjar makin terbuka untuk dicalonkan PDIP sebagai capres," sambungnya.
Menurut Ray angka elektabilitas Ganjar Pranowo yang sudah diangka 35 persen.
Sulit disaingi kandidat calon presiden lainnya.
"Hanya Ganjar yang tinggal membutuhkan 16 persen suara. Angka yang sulit diraih oleh Prabowo dan Anies. Oleh karena itu, PDIP tinggal memilih jadi pemenang atau sebaliknya," tutupnya.
Baca juga: Imbas Deklarasi Capres Anies Baswedan, Pengamat Sebut Dua Menteri Jokowi Akan Direshuffle
