Bursa Capres
Pengamat Sebut PDIP Bisa Gandeng Gerindra dan Dukung Prabowo Capres 2024 untuk Lunasi Janji Megawati
PDIP disebut berpeluang merapat ke koalisi Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2024. Pengamat singgung janji Megawati pada 2009.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, menilai ada kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) merapat ke koalisi Partai Gerindra dan PKB.
Dikutip dari Kompas.com, Umam mengatakan, kemungkinan PDIP gandeng Gerindra bisa saja terwujud berkaitan dengan adanya janji Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum tuntas kepada Prabowo Subianto dalam perjanjian Batu Tulis pada 2009 silam.
Diketahui, dalam perjanjian Batu Tulis, ada poin yang menyebut Megawati bakal mendukung Prabowo sebagai Capres di Pemilu 2014.
Akan tetapi PDIP saat itu justru memberi tiket untuk Joko Widodo (Jokowi) yang maju dengan Jusuf Kalla (JK).
Umam menyampaikan sangat mungkin Pilpres 2024 menjadi momentum Megawati untuk melunasi janjinya pada Prabowo.
Baca juga: Respons Sekjen PDIP saat Presiden Jokowi Memberi Dukungan kepada Prabowo
"Besar kemungkinan PDIP akan memveto Gerindra untuk mengunci posisi calon wakil presiden."
"Maka wacana tentang komposisi Prabowo-Puan kembali relevan dan layak diperhitungkan," ungkap Umam, Jumat (4/11/2022).
Kemungkinan duet Prabowo-Puan disebut Umam bisa saja semakin terbuka lantaran hingga kini Megawati tak kunjung memberikan restunya untuk kader PDIP lain seperti Ganjar Pranowo.
"Megawati tentu berpikir ulang, jika belum memegang kekuasaan ia (Ganjar Pranowo) sudah offside berkali-kali maka saat kekuasaan ia pegang, ia bisa berlari meninggalkan mekanisme kontrol yang dijalankan di internal partai," ujar Umam.
Umam juga menilai PDIP merupakan partai yang tak bergantung pada hasil survei elektabilitas figur capres.
Baca juga: 2 Partai Disebut Bakal Gabung Koalisi Gerindra-PKB, PDIP: Kita Tak Tutup Diri
Ganjar yang memiliki elektabilitas mentereng di sejumlah survei, belum tentu dipilih Megawati.
"Jika dalam musim Pilpres ada yang ‘kegantengan’ datang dengan membawa elektabilitas tapi tidak memiliki kontribusi riil pada partai, maka wajar jika resistensi di internal partainya cukup tinggi," ungkap Umam.
Ada 2 Parpol Merapat ke Gerindra-PKB

Sementara itu Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani yakin akan ada dua partai politik yang bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB.
Diberitakan Kompas.com, Muzani mengatakan Gerindra sudah melakukan komunikasi dengan dua partai politik.