Kamis, 11 September 2025

Pilpres 2024

Tak Mau Buru-buru Pilih Cawapres, Anies Ingin Pastikan Partai Pendukung dan Juga Calon Kompetitor

Anies Baswedan tak mau buru-buru menentukan calon wakil presiden pendamping dirinya pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Editor: Dewi Agustina
Humas Partai Demokrat/Humas Partai Demokrat
Bakal calon presiden (capres) 2024 Anies Baswedan makan siang dengan tim kecil 'Koalisi Perubahan'. Pertemuan yang dihadiri petinggi Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS, di Rumah Makan Pagi Sore, Saharjo, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022). Anies Baswedan tak mau buru-buru menentukan calon wakil presiden pendamping dirinya pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) Partai NasDem, Anies Baswedan tak mau buru-buru menentukan calon wakil presiden (cawapres) pendamping dirinya pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Anies tak menyebut secara spesifik kapan dirinya akan mengumumkan nama cawapresnya. Namun, dia berkata saat ini masih terlalu panjang untuk buru-buru menetapkan sosok cawapres.

Dia masih ingin memastikan partai yang akan mendukungnya nanti, termasuk calon kompetitor yang akan ia hadapi.

"Kenapa? Karena pada saat itulah kita sudah tahu siapa yang berada dalam koalisi. Kedua kita tahu siapa saja yang berpotensi menjadi kompetitor, dari situ kemudian ketemu kombinasi pasangan yang tepat," kata Anies ditemui usai makan siang bersama di RM Pagi Sore, Saharjo, Jakarta Selatan.

Baca juga: Anies Baswedan Ungkap Obrolan dengan Gibran Saat Sarapan Bareng di Solo: Tidak Semua Ihwal Cawapres

Anies makan siang bersama tim kecil NasDem-Demokrat-PKS, antara lain Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya, Ketua DPP NasDem Willy Aditya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman, Ketua DPP PKS Pipin Sopian.

Tampak juga tim Anies Baswedan, Sudirman Said dan beberapa tokoh lainnya.

Terkait penentuan cawapres pendamping dirinya, Anies mengatakan masih banyak fase yang harus dilalui sebelum menentukan cawapres yang dirasa cocok bersanding dengannya untuk kontestasi Pilpres 2024.

Anies mengatakan saat ini ia masih dalam fase penuntasan koalisi dalam Tim Koalisi Perubahan. Setelah itu, barulah bertahap membicarakan ihwal pasangan.

"Kita berjalan mengalir dan seperti saya sampaikan bahwa proses yang sedang sekarang kita lewati adalah penuntasan koalisi ini," kata Anies.

Wacana soal cawapres Anies sebelumnya sempat menimbulkan saling sentil antara Partai Demokrat dan Partai NasDem.

Perseteruan itu bermula ketika Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyoroti pernyataan Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali soal peluang Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mendampingi Anies.

Andi Arief, lewat cuitannya yang dibagikan kepada wartawan, Kamis (17/11/2022) meminta agar NasDem berhenti menawarkan siapapun untuk jadi pendamping Anies Baswedan.

"Sebaiknya konsentrasi saja pada apa yang sudah dibicarakan di koalisi. Bulatkan saja tekad, bahwa NasDem bergabung bersama PKS dan Demokrat memilih di jalur perubahan. Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, NasDem menawarkan sana-sini," kata Andi Arief.

Baca juga: Pengamat Prediksi Jika Pilpres 2024 Dua Putaran Prabowo Keluar Sebagai Pemenang, Berikut Analisanya

Ia juga meminta NasDem untuk disiplin. Andi mengingatkan persoalan cawapres sudah diserahkan kepada Anies.

"PKS dan Demokrat disiplin dalam koalisi. Harusnya NasDem juga demikian. Bukankah sudah diserahkan pada Anies memilih cawapres," ucap Andi.

Mendengar sentilan Demokrat, Partai NasDem justru bertanya balik, mempertanyakan disiplin apa yang dimaksud Demokrat.

"Kedisiplinan apa yang kemudian dilanggar oleh NasDem? NasDem sampai hari ini tidak pernah melanggar komitmen apa yang sedang dibicarakan di rencana mitra koalisi," kata Ahmad Ali saat dihubungi terpisah.

Ia meminta Demokrat tak perlu sensitif dalam merespons wacana-wacana yang muncul.

Ali tak terima jika ada kesan pelarangan memunculkan wacana di dalam 'Koalisi Perubahan' yang bakal dibentuk.

"Tapi yang ingin saya bilang begini, bahwa teman-teman di Partai Demokrat nggak perlu sensitif. Kedua, kita tidak pernah menyepakati atau melarang untuk orang berpendapat ya kan. Kemudian mengapa harus terganggu dengan pernyataan-pernyataan seperti itu. Itu kan wacana merespons apa yang ada. Jadi NasDem itu tidak pernah akan masuk di ruang tentang wakil presiden kerena itu domain Anies," kata Ali.

"Tapi masa, untuk kemudian, memberi wacana saja sudah tidak dibolehkan dalam berkoalisi, ini koalisi apa ini?" imbuhnya.

Terkait pertemuannya dengan Gibran itu, Anies mengaku tak memiliki rencana khusus dengan Gibran usai pertemuan tersebut pada Selasa (15/11/2022).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berkata dirinya hanya berbagi pengalaman sesama kepala daerah.

"Tidak ada yang khusus dengan Mas Gibran kemarin, kita silaturahmi lebih banyak ngobrolin tentang pembangunan kota," katanya.

Anies berujar opsi cawapres hingga saat ini masih berjalan dinamis dan masih akan dibicarakan dengan NasDem, Demokrat, serta PKS selaku partai pengusung.

Baca juga: Pengamat Nilai Andika Perkasa Berpotensi Maju di Pilpres 2024, Minimal sebagai Cawapres

Anies juga menyebut opsi cawapresnya tidak terpusat kepada beberapa nama saja, tapi terbuka ke banyak pilihan.

Ia juga menegaskan, yang terpenting dari cawapres adalah perihal kriteria.

"Lalu sesudah itu nanti secara bertahap kita bicarakan mengenai pasangan, dan semua opsi itu terbuka, tentu nanti akan dibahas juga bersama-sama," kata Anies.

"Jadi saya rasa pada fase ini. Itu fase kita lihat semua opsi, kemudian kriteria sederhana kok. Bantu pemenangan, bantu solidaritas partai, dukungan, dan efektivitas pemerintahan, sudah itu saja," tegasnya.

Anies menegaskan kriteria cawapres tetap berdasarkan pada tiga kriteria, yakni membantu pemenangan, solid, dan mendukung pemerintahan.

"Dan semua opsi itu terbuka tentu nanti akan dibahas juga bersama-sama, jadi saya rasa pada fase ini itu fase kita lihat semua opsi kemudian kriteria sederhana kok," katanya.

Sementara terkait acara makan siangnya dengan tim kecil NasDem-Demokrat-PKS, Anies menyebut pertemuan itu untuk menunjukkan rasa saling percaya antaranggota 'Koalisi Perubahan'.

"(Pertemuan) ini untuk (menunjukkan) saling percaya, misi yang sama, untuk perubahan dan perbaikan," kata Anies.

Anies mengatakan dalam pertemuan itu pembicaraan berlangsung santai. Pertemuan ini juga untuk menggambarkan bahwa kebersamaan dan solidaritas telah terjalin antar anggota koalisi perubahan.

"Kita ngobrol santai sebetulnya teman-teman ini cerminan solidaritas dan kebersamaan, kita lebih banyak bertemu tanpa kelihatan kamera," kata Anies.

Anies mengatakan pertemuan serupa sering kali berlangsung. Namun, kata Anies, setiap pertemuan tidak selamanya harus diketahui publik.

"Selalu ketemu rutin ketemuan, kita mengirim pesan bahwa keutuhan tidak selamanya harus ditunjukkan, sesekali ditunjukkan, nah ini ditunjukkan," ujar Anies.(tribun network/mar/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan