Pilpres 2024
Batal Jadi Cawapres 2019, Mahfud MD Santai Tanggapi Peluang di Pilpres 2024: Biar Berjalan Alami
Menko Polhukam Mahfud MD merespons santai peluang ia maju di Pilpres 2024 mendatang. Ia memilih tidak memberikan respons apapun.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam), Mahfud MD, merespons santai peluang ia maju di Pilpres 2024 mendatang.
Mahfud MD saat ini memilih tidak memberikan respons apapun mengenai itu.
Diketahui, Mahfud MD nyaris maju di Pilpres 2019 sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
Namun, langkah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu gagal di menit-menit akhir.
"Terus terang sampai sekarang saya tidak merespons apapun soal itu (Pilpres 2024)."
"Saya tidak merespons, sekurang-kurangnya belum merespons," ungkap Mahfud MD dalam dialognya di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara, Minggu (16/4/2023).
Baca juga: Mahfud MD Bongkar Alasan Tak Kecewa saat Batal Jadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019
Mahfud MD disebut-sebut masuk radar kandidat cawapres untuk Pilpres 2024 setelah namanya mencuat gegara polemik transaksi janggal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp 349 triliun yang ia ungkap.
Sosok yang sempat menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) di era Gus Dur itu mengungkapkan beda sikapnya menanggapi isu Pilpres 2024 dengan 2019 lalu.
"Dulu 2019, kalau ada berita seperti itu, saya kejar, kapitalisasi, agar ini berkembang terus sehingga saya menguat."
"Karena waktu itu saya memang ya, mau (menjadi cawapres). Tapi sekarang saya ndak mengkapitalisasi, biar ajalah berkembang sendiri, nanti pada saatnya kalau sudah perlu dijawab ya dijawab."
"Biar berjalan sendiri alami," ungkap Mahfud.

Baca juga: Bursa Cawapres Pilpres 2024, Pegiat Medsos: Erick Thohir Paket Lengkap
Tidak Perlu Mengejar
Mahfud MD menambahkan, ia memegang filosofi apapun jabatan bila tidak ditakdirkan oleh Tuhan maka tidak akan didapat.
Sedangkan bila sudah ditakdirkan, tanpa dikerjar pun akan didapat.
"Semua itu sudah pernah saya alami."
"Saya pernah ngejar jabatan ndak dapet, sudah mati-matian ndak dapat."
"Tapi ketika saya sedang tidur-tiduran, tiba-tiba dipanggil diberi jabatan, juga pernah," ungkapnya.

Ditambah lagi momen Pilpres 2019 membuat Mahfud MD mengambil banyak pelajaran.
"Iya saya belajar dari pengalaman itu (Pilpres 2019), bahwa kalau direncanakan, kalau Tuhan tidak mengizinkan, apalagi di politik, bisa belok mendadak."
"Kalau kita tidak merencanakan pun, kalau Tuhan menghendaki tiba-tiba dapet," ungkap Mahfud MD.
Baca juga: AHY : Perubahaan Bisa Dilakukan Saat Partai Demokrat Masuk dalam Pemerintahan
Diisukan Jadi Cawapres Anies
Terkini, nama Mahfud MD disebut-sebut disandingkan dengan bakal capres, Anies Baswedan.
Namun, isu tersebut ditolak oleh Demokrat yang masih menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendampingi Anies.
Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho.
"Terkait usulan Anies-Mahfud, jika saya ditanya apakah Demokrat mempertimbangkan pasangan itu? Tentu tegas saya katakan bahwa memikirkannya saja tidak," kata Irwan dalam keterangannya, Rabu (12/4/2023).
Irwan menegaskan sejauh ini Demokrat masih menawarkan Ketua Umum AHY sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies.
"Dari Demokrat kami menawarkan Ketum AHY untuk menjadi pendamping Mas Anies Baswedan," ujarnya.
Sebab, dia menilai Menko Polhukam tersebut bukan bagian dari simbol perubahan melainkan bagian pemerintahan saat ini.
Di sisi lain, Irwan menegaskan Mahfud bukan kader dari partai politik (parpol) yang tergabung di Koalisi Perubahan.
Baca juga: Senada dengan HNW, Demokrat Tanggapi Wacana Anies Baswedan & Mahfud MD: Silakan Saja Komunikasi
"Bukan kader partai koalisi perubahan dan persatuan dan yang pasti visinya tidak sama dengan visi Anies Baswedan dan Partai Demokrat," ucapnya.
Apalagi, kata dia, dalam piagam Koalisi Perubahan sudah tertera beberapa poin terkait kriteria cawapres Anies.
"Pertama, dia memiliki kontribusi signifikan pada pemenangan. Kedua, bisa memperkuat barisan koalisi perubahan," ungkap Irwan.
Ketiga, memiliki kapasitas dalam membantu jalannya pemerintahan dengan efektif.
Keempat, memiliki visi yang sama dengan capres dan kelima, mampu membangun kerjasama tim sebagai dwi tunggal.
"Nah kelimanya tidak ada yang masuk dengan Pak Mahfud. Sehingga saya yakin sekali nama beliau tidak pernah terpikirkan sama sekali oleh Pak Anies Baswedan juga Partai Demokrat," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Fersianus Waku)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.