Pilpres 2024
Terima Kunjungan Airlangga Hartarto hingga Sambangi Mahfud MD, Prabowo Subianto Cari Cawapres ?
Momen Lebaran, Prabowo Subianto banyak melakukan silaturahmi ke pejabat negara, tokoh politik hingga senior di TNI, cari kandidat pendamping cawapres?
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prabowo Subianto banyak melakukan safari silaturahmi selama Lebaran 2023.
Mulai dari silaturahmi ke Presiden Jokowi, Wapres Maruf Amin, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendi.
Termasuk kepada seniornya para sesepu di TNI, di antaranya Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.
Laksamana TNI (Purn) Widodo Adi Sutjipto, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, dan Jenderal TNI (Purn) Wiranto.
Dari sejumlah safari silaturahmi Prabowo yang jadi sorotan ialah saat dia bertemu dengan Ketua Umum Golkar sekaligus Menpo Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko Polhukam Mahfud MD.
Bukan tanpa alasan, ini karena baik Airlangga Prabowo maupun Mahfud MD masuk dalam radar capres pilihan Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Apakah itu bagian dari usaha Prabowo Subianto mencari cawapres ?
Prabowo Temui Petinggi Golkar, Pengamat: Pesan Politiknya Lobi Airlangga Jadi Cawapres
Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elite Golkar dinilai membantah isu yang berkembang bahwa Prabowo cocok menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo.
Di mana sebelumnya, Prabowo menggelar pertemuan dengan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
"Saya kira itu jadi pertanda atau pesan politik bahwa saat ini Prabowo pasti ngotot capres. Harga mati untuk maju di 2024," kata Pengamat politik Adi Prayitno saat dihubungi, Selasa (25/4/2023).
Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu menilai isu terkait Prabowo cocok disandingkan dengan Ganjar sebagai cawapres, justru akan mendowngrade posisi Prabowo.
"Jadi tak mengherankan kalau Prabowo selalu menegaskan dirinya capres. Bahwa Gerindra itu adalah partai yang saat ini sedang kuat, yang meminta dirinya untuk maju di 2024," ujar Adi.
Pesan politik di balik pertemuan Prabowo dengan dua elite Golkar, menurut Adi, juga ada kemungkinan membahas mengenai posisi cawapres, mengingat hingga kini Golkar belum menentukan sikap dengan siapa berkoalisi.
"Mungkin pesan politiknya ya kalau Prabowo maju, siapa tahu Airlangga berkenan untuk menjadi pendampingnya. Karena Prabowo sama Airlangga, dan ARB ini kan punya riwayat pertemanan yang cukup lama. Minimal itu pesan politik yang bisa kita tangkap," terang Adi.

Meski demikian, Adi mengatakan analisis itu bisa saja berubah. Sebab, saat ini dinamika politik di tengah partai politik dalam menghadapi Pemilu 2024 masih sangat cair.
Diketahui, isu menyandingkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo sebagai cawapres mulai mencuat setelah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melakukan pengumuman di Batu Tulis, Bogor.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersilahturahmi dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie pada hari raya Idul Fitri 1444 Hijiriah di Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (22/04/2023).
Dia bertemu Aburizal sepulang dari Solo, Jawa Tengah usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di hari yang sama, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menyambut hangat kehadiran Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di kediamannya kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Momen kedua pertemuan itu dibagikan oleh Prabowo dalam postingan Instragramnya @prabowo.
“Masih di suasana Lebaran ini, saya juga bersilaturahmi ke Abang sekaligus sahabat saya, Bang Aburizal Bakrie, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar,” tulis Prabowo.
Prabowo juga memposting foto momen saat dia menerima kunjungan silaturahmi Idul Fitri dari Airlangga.
“Dan terima kasih kepada sahabat saya Bapak Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar atas kedatangannya," tulisnya.

Pengamat: Tawaran Prabowo Jadi Cawapres Ganjar Bisa Dinilai sebagai Penghinaan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menolak tawaran untuk menjadi calon wakil presiden (Cawapres) pasangan Ganjar Pranowo.
Penolakan ini dijawab setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan wacana Prabowo cocok dampingi Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pemilu 2024.
Prabowo tak mau berandai-andai dengan adanya wacana duet di antara keduanya ini.
Pasalnya, menurut Prabowo, saat ini posisi Partai Gerindra cukup kuat.
Sehingga tak mungkin ia mempertaruhkan partainya demi dapat menjadi pasangan Ganjar Pranowo.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai penolakan Prabowo Subianto soal tawaran menjadi cawapres Ganjar Pranowo merupakan tamparan bagi pihak-pihak yang ingin mendegradasikannya.
“Prabowo menegaskan posisinya sudah dicapreskan Partai Gerindra dan partainya kini sudah kuat."
"Prabowo dengan jawaban itu ingin mengatakan dirinya ada di level capres,” kata Jamiluddin, Senin (24/4/2023).
Menurut Jamiluddin, lewat penolakan itu Prabowo menegaskan bahwa partainya sangat kompetitif untuk mengusung dirinya sebagai capres.
Gerindra diyakininya dapat bersaing dengan PDIP pada Pileg dan Pilpres 2024.
“Karena itu, tawaran dirinya (Prabowo) untuk menjadi cawapresnya Ganjar dapat dinilai sebagai penghinaan. Hal itu tidak hanya pada dirinya, tapi juga kepada partainya."
“Kepada dirinya, seolah-olah posisi Prabowo dinilai dibawah Ganjar."
"Padahal elektabilitas mereka bersaing ketat. Bahkan belakangan ini elektabilitas Prabowo lebih tinggi daripada Ganjar,” lanjut Jamiluddin.
Baca juga: Masuk Radar Cawapres Ganjar, Prabowo Subianto Lebih Dulu Temui Mahfud MD, Ajak ke Hambalang
Selain itu, Gerindra juga akan merasa terhina bila Prabowo hanya dianggap layak sebagai cawapres.
Padahal, elektabilitas Gerindra juga cukup tinggi.
Posisinya masih bersaing ketat dengan elektabilitas PDIP sehingga layak mencapreskan Ketumnya Prabowo.
“Jadi, tidak ada alasan apapun yang dapat digunakan untuk menjustifikasi Prabowo menjadi cawapresnya Ganjar."
"Prabowo bersama Ganjar dan Anies Baswedan sama-sama layak menjadi capres. Sebab tiga nama ini punya elektabilitas yang sama-sama tinggi,” tegas Jamiluddin.
Karena itu, menurutnya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sudah selayaknya segera mendeklarasikan Prabowo menjadi capres.
Harapannya, agar Pilpres mendatang Prabowo dapat bertarung melawan Ganjar dan Anies Baswedan.
“Tiga sosok itu layak dipilih rakyat. Biarkan rakyat menentukan siapa diantara tiga sosok itu yang paling layak memimpin negeri yang lagi carut marut ini,” tandas Kamiluddin.
Gerindra Tegas Usung Prabowo Capres
Menyikapi hal itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan sejauh ini Partai Gerindra masih mengacu dan patuh pada keputusan rapat pimpinan nasional (rapimnas).
"Keputusan rapimnas partai Gerindra pak Prabowo adalah calon presiden," kata Dasco saat dikonfirmasi, Senin (24/4/2023).
Di mana dalam keputusan rapimnas itu, para kader sepakat mendukung Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden dari Partai Gerindra.
Apalagi, dukungan Prabowo Subianto maju sebagai Capres juga menguat dari akar rumput partai.
"Sehingga bila mengikuti rapimnas yang belum diubah sama sekali serta keinginan kader di akar rumput tentunya sampai dengan saat ini Prabowo adalah calon presiden dari partai Gerindra," tegas Dasco.
PDIP Tegaskan Ganjar jadi Capres, Hasto: Keputusan Tak Berubah meski Matahari Terbit dari Barat
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan tetap menjadi bakal calon presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Menurut Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengusung Ganjar sebagai capres 2024 sudah bulat.
Untuk itu, Hasto menyebut, semua kader PDIP akan mendukung keputusan tersebut.
Apalagi, kata Hasto, keputusan Megawati sudah diputuskan melalui pertimbangan sejumlah tokoh, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prananda Prabowo, dan Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani.
"Itu sesuatu yang bulat, betul-betul dengan suatu kesadaran yang hening."
"Bahkan Bu Mega mengatakan 'berdasarkan pertimbangan akal budi dan mata hati dan setelah menyerap dialog dengan seluruh para tokoh-tokoh nasional termasuk Pak Jokowi, Mas Prananda, Mbak Puan, menyerap aspirasi rakyat kemudian diambil keputusan."
"Sehingga, kalau Ibu Mega sudah mengambil keputusan ini tidak akan berubah meskipun matahari terbit dari barat," tegas Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (24/3/2023).

Hasto mengatakan, pengumuman capres dari partai ini sudah dipikirkan secara matang, kapan waktu dan momentum yang pas, seperti pada Jumat (21/4/2023).
"Diumumkan (capres) melalui suatu protokol partai, ada lagu Indonesia Raya, Hening Cipta, memohon rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, mendoakan pahlawan bangsa, pada hari yang sangat khusus ternyata sudah kehendak yang Tuhan Maha Kuasa."
"Ibu Mega ternyata setiap mengumumkan capres pada hari Jumat, Proklamasi 17 Agustus pada hari Jumat," jelasnya dalam tayangan Kompas TV, Minggu sore. (tribun network/thf/Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.