Sabtu, 16 Agustus 2025

Pilpres 2024

Wawancara Eksklusif Yusril: Prabowo Punya Chemistry Lebih dalam ke Jokowi daripada Anies dan Ganjar 

Yusril beri sinyal dukung Prabowo maju sebagai capres di Pemilu 2024, menurut dia Prabowo sosok tepat lanjutkan pemerintahan jokowi.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra didampingi sejumlah pimpinan kedua partai politik memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (6/4/2023). Pertemuan tersebut merupakan silaturahmi sekaligus penjajakan koalisi antara Gerindra dan PBB pada Pemilu 2024. Yusril beri sinyal dukung Prabowo maju sebagai capres di Pemilu 2024, menurut dia Prabowo sosok tepat lanjutkan pemerintahan jokowi. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Entahlah ya, saya sih tidak mengatakan beliau bermain dua kaki. Tapi memang ada posisi yang agak
dilematis sekarang Pak Presiden ini.

Satu hal begini kita dulu tidak bisa membayangkan bahwa Pak Prabowo akan masuk ke kabinet Pak
Jokowi karena kan begitu keras pertarungannya apalagi melibatkan agama begitu dalam terhadap
Pak Prabowo pada waktu itu.

Selain ijtima ulama lalu ada puisinya Neno Warisman segala macam. Kan itu luar biasa keterlibatan
agama pada waktu itu sehingga membuat kita terbelah.

Sampai di masjid jenazah tidak boleh disolatkan begitu ya?

Iya betul, jadi Pak Jokowi ini kan mengajak Pak Prabowo masuk ke dalam kabinet. Dan Pak Prabowo
juga menerima, saya pada waktu itu sempat melihat ini tidak terbayangkan terjadi.

Pak Jokowi waktu itu meminta saya menjadi lawyer profesional menghadapi gugatan pasangan
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Mahkamah Konstitusi.

Saya profesional saat itu, tidak pernah berbicara pada hakimnya, enggak sama sekali dan dengan Pak
Bambang Widjojanto kita betul-betul berhadapan sebagai advokat yang betul-betul kita adu ilmu,
adu kemampuan. Dan itu dimenangkan oleh Pak Jokowi.

Makanya saya agak salah paham juga pada waktu itu, kok bisa ya kita disuruh bertarung habis-
habisan di pengadilan, tapi bisa juga kita membayangkan sebaliknya.

Andaikan Pak Prabowo tidak masuk ke dalam kabinet maka keterbelahan masih berlangsung sampai
hari ini. Jadi sebenarnya setelah saya berdiskusi panjang dengan Pak Prabowo di Padang termasuk
sebelumnya bertemu beliau.

Baca juga: Prabowo Subianto Ungkap Presiden Jokowi Titip Pesan Soal Ekonomi Indonesia 

Diskusi saya dengan Pak Prabowo tidak hanya berpikir rasional tetapi juga bicara dari hati ke hati.
Saya dapat menangkap andai kata beliau tidak masuk ke kabinet, mula-mula saya senyum-senyum
juga Pak Prabowo bilang masuk demi Indonesia. Kata saya apa iya.

Tetapi setelah agak panjang kita berbicara, ada kalanya seorang politisi itu dia mengambil keputusan
bukan keuntungan dirinya kadang-kadang sebuah pengorbanan.

Saya pun mengalami dilema seperti itu, misalnya saya sampai hari ini masih jadi Ketua Umum PBB.
Sebenarnya itu kan sebuah pilihan yang sulit buat saya, Anda tahu PBB ini ikut pemilu hasilnya tidak
optimal walaupun sebenarnya saya bisa maju saja sebagai intelektual, atau akademisi tanpa terikat
partai apapun.

Jadi saya bilang orang itu bertahan di partai untuk mempertahankan sebuah kepentingan. Tapi saya
bertahan di partai ini kepentingan sama sekali nggak ada.

Waktu itu ketika saya ingin maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, satu-satunya yang menghalangi
karena saya Ketua Umum Partai. Ada partai lain yang mengirimkan surat bahwa dia mau dukung
saya maju jadi Gubernur DKI asalkan mundur dari ketum partai.

Itulah dilema yang dialami Pak Prabowo disamping itu juga ada satu pengalaman beliau sebagai
Menteri Pertahanan lima tahun dan kemudian ketika besok maju sebagai Presiden sudah lebih
intens menyelesaikan persoalan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan