Kamis, 21 Agustus 2025

Pilpres 2024

PPP Sebut KIB Bakal Bubar Sendirinya Jika Berbeda Dukungan Capres

PPP hingga kini masih menjadi satu-satunya Partai Politik di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah menyatakan dukungan calon presiden (Capres).

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Naufal Lanten
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyebut kemungkinan KIB bubar bisa saja terjadi. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga kini masih menjadi satu-satunya Partai Politik di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah menyatakan dukungan calon presiden (Capres).

Dimana, berdasarkan hasil Rapimnas V yang digelar April lalu, PPP menyatakan dukungannya untuk Ganjar Pranowo.

Sementara, untuk kedua partai politik lain di KIB yakni Partai Golkar dan PAN belum menyatakan sikap secara resmi.

Saat disinggung terkait masa depan KIB jika adanya perbedaan dukungan antara partai nantinya, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyatakan, kemungkinan KIB bubar bisa saja terjadi.

"Kenapa? Enggak usah pakai kata bubar, lah. dengan sendirinya berakhir, begitu saja," kata Arsul saat ditemui awak media di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).

Meski demikian, Arsul menyatakan tidak masalah jika hingga kini Partai Golkar dan PAN belum bersikap soal nama capres.

Baca juga: Silahturahmi Bareng Kader PPP Jabar, Ganjar Pranowo Mantapkan Komitmen Pemenangan Pilpres 2024

Sebab kata dia, dalam menjalin koalisi, ketiga partai sudah sepakat untuk saling menghormati.

"Saya kira tidak masalah ya. kami itu pada dasarnya yang ada di koalisi pemerintahan itu sepakat, sepakat untuk saling menghormati meskipun ada kemungkinan ya pada finalnya, finalnya ini ya, paslon kami bisa jadi berbeda," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, pihaknya bakal tetap legawa atau menerima jika kader dari partainya tidak diusung sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk Ganjar Pranowo.

Arsul menyebut, sikap legawa itu diambil karena menurut dia, hal tersebut sudah menjadi konsekuensi PPP saat mengusung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres).

Baca juga: Dalih Jokowi Tak Sebut Nama Ganjar, Prabowo, dan Airlangga di Pidato Puncak Musra: Itu Strategi

"Lah kan apa konsekuensi dari kita mengusung seorang capres," kata Arsul saat ditemui awak media usai acara Puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).

Kata Arsul, nama cawapres yang nantinya bakal diusung hasil kerja sama antara PDIP dengan PPP nanti masih belum dapat dipastikan.

Sebab, sosok yang bakal dijadikan cawapres tidak harus keluar dari internal kedua partai tersebut.

Dirinya hanya memastikan, meski nantinya tidak ada nama kader dari PPP yang dijadikan cawapres tidak merubah dukungan yang telah disampaikan untuk Ganjar Pranowo.

"Kan ada kemungkinan kan bisa dari internal bisa dari eksternal Ya kita harus siap dua-duanya," tutur dia.

"Itu yang sudah dibutuhkan dan keputusan itu kan tidak kita pikirkan untuk berubah," sambung Arsul.

Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR RI itu juga menilai dalam pengusungan nama cawapres nantinya bukan hanya wewenang dari PPP dan PDIP sebagai pendukung, melainkan juga ada partai lain.

Baca juga: Nama Ganjar, Prabowo, Mahfud dan Sandiaga Disambut Meriah di Acara Puncak Musra

Oleh karenanya, mendengar aspirasi dan masukkan dari partai-partai pendukung Ganjar Pranowo nantinya akan diperhitungkan.

"Terkait dengan Pak Ganjar ada partai-partai lain semuanya kan harus bermusyawarah ya pada akhirnya kan agar seperti itu dan kata kuncinya memang musyawarah ya, untuk kita mufakat menyetujui satu nama," tukas Arsul.

Diberitakan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengatakan, bakal berusaha maksimal untuk mendorong kadernya agar menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.

Hal itu disampaikan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono usai Rapimnas PPP, di Sleman, Yogyakarta, Rabu (26/4/2023).

Mardiono menjelaskan, usaha maksimal itu dapat dilakukan melalui komunikasi-komunikasi politik yang nantinya bakal dilakukan PPP.

"Berdasarkan mandat yang diberikan oleh forum Rapimnas 5, maka DPP PPP akan berusaha secara maksimal melakukan komunikasi dan langkah-langkah politik untuk mendorong kader PPP dapat dipasangkan sebagai bakal calon wakil presiden Republik Indonesia mendampingi Ganjar Pranowo," kata Mardiono, dikutip melalui siaran KompasTV, Rabu ini.

Mardiono menegaskan, keinginan menjadikan kader PPP bisa menjadi cawapres mendampingi Gubernur Jawa Tengah itu bukan harapan yang berlebihan.

Menurutnya, hal tersebut berpotensi terjadi, mengingat sejarah PPP pernah mencatatkan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden Indonesia kesembilan, yang menjabat pada tahun 2001-2004 mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri.

"Keinginan ini bukan harapan yang berlebihan mengingat Bapak Doktor Haji Hamzah Haz pernah menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Ibu Megawati Soekarnoputri," ucapnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan