Sabtu, 23 Agustus 2025

Pilpres 2024

Nasaruddin Umar Sebut Belum Pernah Dihubungi Pimpinan Parpol Soal Namanya Didorong Jadi Cawapres

Nasaruddin Umar merespons soal kabar namanya masuk dalam bursa calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo yang didorong PDIP dan PPP.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Ist
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar merespons soal kabar namanya masuk dalam bursa calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo yang didorong PDIP dan PPP. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar merespons soal kabar namanya masuk dalam bursa calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo yang didorong PDI Perjuangan dan PPP.

Nasaruddin Umar mengatakan saat ini dia belum mau berkomentar terkait persoalan politik praktis.

"Saya enggak tahu dari mana asalnya itu," kata Nasaruddin kepada Tribunnews.com, Selasa (16/5/2023).

Nasaruddin Umar mengatakan dirinya belum pernah dihubungi langsung pimpinan PDIP atau PPP soal namanya yang bakal didorong sebagai cawapres Ganjar Pranowo.

"Kami bekerja bukan untuk menargetkan suatu jabatan," kata Nasaruddin.

Baca juga: Tanggapan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar Diisukan Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

Dia menyebut selama ini dirinya bekerja untuk membuat bangsa Indonesia sejuk dan tenang.

"Damai, kompetitif, tetapi dinamis, karena prinsip syaa tidak mungkin kita membangun di atas suasana yang penuh konflik dan ketegangan," kata dia.

"Maka itu kalau soal politik praktis saya belum punya pengalaman untuk berkomentar. Saya pelajari dulu ini dari mana," katanya.

Sebelumnya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dinilai memiliki potensi dan menjadi sosok yang dibutuhkan masyarakat Indonesia di masa mendatang.

Baca juga: PDIP Bakal Rumit Usung Nasaruddin Umar Sebagai Cawapres Ganjar karena Tak Punya Elektabilitas 

Demikian keterangan itu disampaikan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Utut Adianto yang sekaligus merespons soal adanya wacana nama Nasaruddin Umar masuk dalam bursa calon wakil presiden (Cawapres) untuk Ganjar Pranowo.

Menurut Utut, sikap Nasaruddin yang santun serta memiliki pemahaman agama, dinilai menjadi faktor besar untuk menjadi pemimpin bangsa.

"Kalau pak Nasaruddin orang yang santun, besar di Masjid Istiqlal, pemahaman agamanya ya tentu sangat dibutuhkan untuk negara seperti indonesia," ucap dia.

Meski demikian, Utut enggan untuk berkomentar lebih jauh, sebab penentuan nama cawapres untuk Ganjar Pranowo berada di tangan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.

Baca juga: Arsul Sani: Nasaruddin Umar dan Sejumlah Tokoh Dimungkinkan Didorong PPP Jadi Cawapres Ganjar

Utut menegaskan, sejauh ini Megawati masih menggodok beberapa nama yang sudah masuk radar sebagai cawapres.

"Kalau sekarang nama-nama tentukan masih banyak yang harus digodok kan gaada yang plus semua ada di dia, atau minus semua ada di dia. Makanya ditimbang-timbang," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan pihaknya membuka beberapa kemungkinan terhadap nama-nama yang berkembang, termasuk nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Bahkan kata Arsul, nama Erick Thohir juga menjadi satu sosok yang disuarakan di internal PPP.

"Tapi bahwa pak ET (Erick Thohir) disuarakan oleh berbagai elemen struktural PPP itu iya. Makanya kita suarakan," ucap Arsul saat ditemui awak media di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2023).

Atas hal itu, PPP kata Arsul, akan membuka seluruh kemungkinan dan menyuarakan beberapa nama jika memang sosok tersebut dinilai diterima publik.

Termasuk, nama Nasaruddin Umar yang belakangan namanya santer sosok yang cocok jadi cawapres.

"Makanya yang punya acceptibilitas tinggi ya sudah kita suarakan saja, ada nama baru prof Nasaruddin ya sudah kita buka kemungkinan itu," ucap dia.

Meski demikian, Arsul menyebut tidak tertutup kemungkinan terhadap beberapa nama lain, termasuk dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Adapun beberapa nama yang disebut Arsul Sani, di antaranya Yaqut Cholil Qoumas (Menteri Agama) serta Mahfud MD.

Terpenting kata dia, sejumlah sosok tersebut nantinya digodok dan diputuskan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) yang telah menjalin kerja sama dengan PPP yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres.

"Yang jelaskan sebetulnya kalau misalkan masih berasumsi benar bu Mega seperti itu artinya punya niat memasangkan sosok berlatar NU itu paling tidak kita lihat dari sejarah saja, sejak masa reformasi ketika beliau dengan gus dur, ketika beliau dengan pak Hamzah Haz , kemudian pencapresan 2024 dengan Hasim," tukas dia.

Untuk diketahui, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sedang mencari sosok yang cocok mendampingi bacapres dari partainya, Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

Satu di antara nama yang santer disebut-sebut bakal menjadi bacawapres Ganjar, yakni Nasaruddin Umar.

Wakil Presiden RI Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla merespons isu PDI Perjuangan akan menduetkan Ganjar Pranowo dengan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Nasaruddin Umar.

Pria yang kerap disapa JK itu mengatakan, hal yang wajar jika PDIP menduetkan Ganjar dengan imam masjid Istiqlal itu.

Sebab, kata JK, indikasi menghadirkan perbedaan presiden dengan wakilnya.

"Selalu ada indikasi antara presiden, wakil presiden ini berbeda. Berbeda supaya, kalau bisnis pasarnya lebih luas. Jadi bukan hanya NU," kata JK, di kediamannya, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023).

Ia menuturkan, perbedaan itu juga terjadi di era JK menjadi wakil dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Dulu saya dan Pak SBY, satu Jawa, dan luar Jawa," ungkapnya.

Lebih lanjut, menurutnya, PDIP menginginkan wakil dari Ganjar Pranowo adalah sosok yang mempunyai ciri keagamaan.

"Dan pilihan seperti Pak Nasaruddin Umar itu juga suatu, karena sebagai partai nasional tentu ingin wakilnya dari yang mempunyai ciri keagamaan. Selalu begitu," kata JK.

"Dan mudah-mudahan itu tetap terjadi. Dan itu untuk menambah dan memperluas ya," ucapnya.

Meski demikian, JK menegaskan, soal siapa yang akan mendampingi Ganjar Pranowo tetap menjadi wewenang PDIP.

"Tapi itu urusan PDIP. Saya tidak ikut campur sama sekali. Saya tidak mencampuri urusan partai lain," tegas politisi senior Partai Golkar itu.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan