Jumat, 26 September 2025

Pilpres 2024

Cerita Prabowo Tentang Tulisan di Sebuah Prasasti Buat Dirinya Berkeras Ingin Ikut Bangun Bangsa

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya di tahun 1978 saat baca tulisan di sebuah prasasti.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Prabowo Subianto menyapa kader dan simpatisan Partai Gerindra se-Jakarta Timur, Minggu (16/7/2023). Ia menceritakan pengalamannya di tahun 1978 saat baca tulisan di sebuah prasasti. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus bakal calon presiden Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya di tahun 1978.

Ketika itu, kata dia, ia menjadi prajurit TNI aktif berpangkat Letnan.

Saat itu, ia mengaku mengunjungi sebuah kolam renang di daerah Manggarai Jakarta.

Di kolam renang tersebut ia melihat sebuah prasasti yang ditutupi lumut.

Karena penasaran dengan tulisan yang tertutup lumut tersebut, akhirnya ia membersihkan prasasti tersebut.

Alangkah terkejutnya ia melihat tulisan berbahasa Belanda di prasasti tersebut.

Baca juga: Cucu Pangeran Diponegoro Sebut Rencana Prabowo Pindahkan Makam Kakeknya Tidak Mungkin Terjadi

Tulisan tersebut, kata Prabowo, berbunyi hoden en inlander verboden.

Hal tersebut disampaikannya saat menyapa kader dan simpatisan Partai Gerindra se-Jakarta Timur dalam tayangan bertajuk Prabowo Menyapa Warga DKI Jakarta di kanal Youtube Prabowo Subianto pada Minggu (16/7/2023).

"Saya bersihkan prasasti itu, saya kaget saudara-saudara, di situ ada kata-kata dalam bahasa Belanda hoden en inlander verboden, artinya anjing dan pribumi dilarang," kata Prabowo.

"Jadi kita-kita ini tidak boleh masuk kolam renang kalau zaman Belanda. Karena kita lebih rendah dari anjing. Honden en inlander, bukan inlander en honden. Honden dulu baru inlander. Saudara-saudara, saya saksi, saya lihat kok bangsa saya dianggap lebih rendah dari anjing," sambung dia.

Baca juga: Kinerja Sebagai Menhan Moncer, Peneliti LSJ Nilai Prabowo Sosok Capres Kompeten Pimpin Indonesia

Menurutnya, pengalaman tersebutlah yang membuatnya memiliki tekad dan kemauan sedemikian keras untuk ikut membangun bangsa dan rakyat.

Pengalaman itu, kata dia, membuatnya merasa bangsanya tertindas, rakyatnya dihina, dan dirinya dianggap lebih rendah dari anjing.

Prabowo mengaku tidak rela dengan hal tersebut.

Kalimatnya pun terputus ketika menyampaikan keinginannya agar bangsa Indonesia menjadi terhormat.

"Tadi saya ingin ceritakan, demikian itu, saya lihat dengan mata saya sendiri honden en inlander verboden," kata dia.

"Jadi kalau ada yang tanya kenapa Prabowo begitu bertekad, begitu berhasrat, begitu keras kemauan dan kehendak untuk ikut membangun bangsa dan rakyatnya, itu sebabnya," sambung dia.

Ia mengatakan rasa cinta tanah air ada di hati semua kader dan simpatisan Partai Gerindra.

Di hati mereka, kata dia, pasti tidak akan rela bangsa Indonesia selalu diinjak-injak.

Mereka, kata Prabowo, di dalam benaknya pasti bercita-cita melihat Indonesia yang sejahtera, kuat, dan adil.

"Dalam hatimu kau pasti ingin anak-anakmu dapat pekerjaan yang baik, pendidikan yang baik, hidup terhormat yang tidak jadi kacung bangsa lain. Benar?" kata dia.

Ia lantas mengajak para simpatisan dan kader Partai Gerindra tidak menyimpan dendam karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, punya hati yang ramah, mendapatkan ajaran orang tua dan kiai-kiai dengan baik, serta mendapatkan ajaran agama yang baik.

"Walaupun kita dihina seperti itu, saya tidak mengajak kita untuk kembali membenci mereka, tidak," kata Prabowo.

"Alhamdulillah, sekarang pemimpin-pemimpin Belanda sadar. Apa yang mereka lakukan terhadap Bangsa kita. Rajanya sudah minta maaf. Lumayan minta maaf. Kekaayaan sudah diambil, dia minta maaf. Ya oke. Ya lumayan, minimal minta maaf," sambung dia.

Ia pun menyinggung langkah pemerintah Belanda untuk mengembalikan benda-benda bersejarah milik Indonesia.

Prabowo berharap tidak hanya sebagian benda-benda bersejarah milik Indonesia yang akan dikembalikan, melainkan seluruhnya.

"Tapi semua artefak yang mereka rampok dari kita semua mudah-mudahan dikembalikan," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan