Senin, 8 September 2025

Pilpres 2024

Anies Baswedan Ungkap Titik Terendah di Hidupnya Saat Melihat Sang Adik Tutup Usia Secara Tragis

Momen tersebut berawal saat Anies Baswedan bersama keluarganya yang tinggal di Yogyakarta dulu, berlibur ke Jakarta.

Editor: Erik S
Tribunnews/Ibriza Fasti Ifhami
Calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan mengungkapkan titik terendah dalam hidupnya adalah saat melihat sang adik tutup usia secara tragis. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan mengungkapkan titik terendah dalam hidupnya adalah saat melihat sang adik tutup usia secara tragis.

Hal tersebut disampaikan Anies Baswedan saat menjadi pembicara dalam acara Hari Menjadi Manusia, di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7/2023).

Baca juga: Momen Ganjar Tak Sengaja Bertemu Anies, Foto Bareng dan Kompak Peragakan Pose yang Sama

"Ya memang (titik) rendahnya berkali-kali, sering, dan banyak. Dan beratnya itu beda-beda. Yang dulu saya rasakan berat sekali rasanya, loh kalau ditengok sekaeang, masa sih itu berat, jadi beban?" kata Anies, dalam acara, Sabtu ini.

Adapun titik terendahnya, diungkapkan Anies, terjadi sewaktu ia muda. Bahkan, menimbulkan trauma.

Ia menjelaskan, momen tersebut berawal saat ia bersama keluarganya yang tinggal di Yogyakarta dulu, tengah berlibur ke Jakarta.

"Saat liburan kita bertiga, adik saya perempuan umur 7 tahun, dan adik saya satu lagi umur 5 tahun, dan saya umur 9 tahun," ungkap Anies.

Anies mengatakan, bersama kedua adik perempuannya tersebut berlibur ke Jakarta menggunakan pesawat dan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma.

Nahas, Anies mengungkapkan, sesampainya di Bandara Halim Perdanakusuma, sang adik yang berumur tujuh tahun mengalami kecelakaan hingga tutup usia.

"Pas di Jakarta, kami ke Halim bandara. Pas di Halim terjadi kecelakaan di mana adik saya meninggal di tempat kejatuhan lemari bandara," kata Anies.

Anies menungkapkan, saat kecelakaan menimpa adiknya tersebut terjadi, ia sedang hendak menuju ke kamar mandi bandara.

"Dan saya waktu itu sedang masuk kamar mandi. Ini saya ceritain, lantainya itu merah dengan darah. Saya keluar itu kaget, dan orang di situ angkat (adik Anies) dibawa ke pinggir," jelas Anies.

Baca juga: Soal Polemik PPDB, Anies: Masalahnya Adalah Terbatasnya Bangku Sekolah

"Orang bicata apa, saya ditarik ke pinggir, oke. Kemudian beberapa waktu, saya baru tahu itu adik saya. Jadi adik saya yang umurnya 7 tahun, lagi jalan, lemari di situ jatuh mengenailah kepala adik saya," sambungnya.

Anies mengungkapkan, saat itu ia mengalami benturan psikologis yang tidak terbayangkan sebelumnya.

"Bayangkan jalan sama-sama, pergi sama-sama dari Yogyakarta, beriga sama adik saya. Pas sampai situ, saya mau jemput saudara pulang haji waktu itu. Lalu pulang dari sana itu adiknya hilang tanpa pernah ada kesiapan," ucap Anies.

"Jadi itu satu masa ketika saya pulang ke Yogyakarta itu kayak kosong. Masuk kamar adik saya enggak ada. Dan barang-barangnya masih ada di situ," lanjutnya.

"Jadi satu periode, kelas 3 SD, saya merasakan yang disebut kehilangan dalam arti sesungguhnya. Dan di situ saya baru pertama kali ketemu apa itu mati, apa itu meninggal dan tidak pernah ketemu lagi."

Anies mengatakan, kesedihan yang luar biasa menyelimutinya setelah insiden nahas itu.

Terlebih, kata Anies, orang tuanya waktu itu sedang berada di Yogyakarta.

Baca juga: Respons Anies soal Izin Acara Senam PKS Dicabut Pemkot Bekasi

"Jadi mereka enggak di sini, baru mereka dijemput besoknya di Jakarta. Dan saat di Jakarta, baru tahu ada kejadian ini. Kalau dulu mungkin motret ngirim gambar, tapi dulu enggak ada," kata Anies.

Pengalaman tersebut, ucap Anies, membuat keluarganya mendapatkan hempasan yang dahsyat.

"Ibu saya tidak pernah membayangkan harus mengubur anak yang dilahirkannya. Ayah saya tidak pernah membayangkan, dan saya masih ingat itu jadi satu titik terendah dalam perjalanan hidup saya," ungkap eks Gubernur DKI itu.

Lebih lanjut, Anies mengatakan, sang adik bernama Haifa itu dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kober, Jatinegara, Jakarta Timur.

Meski demikian, kata Anies, semasa ia menjabat sebagai Gubernur DKI, ia tak pernah berhasil menemukan makam adiknya itu.

"Saat tugas menjadi Gubernur sampai sekarang tidak ketemu. Jadi rupanya kami di Yogyakarta tidak terbiasa makam ditumpuk dan hilang. Kalau di Jakarta ditumpuk-tumpuk, lalu makam yang dulu enggak ada," ungkapnya.

Beberapa waktu berlalu, Anies menjelaskan, ibu menjadi sosok yang membantunya bangkit dari kesedihan mendalam atas kepergian sang adik.

Baca juga: Cerita Anies Baswedan Rayu Susi Pudjiastuti Ikut Kejar Paket C saat Jabat Menteri

"Yang membantu saya melewati inu semua itu ibu. Kan ibu yang paling kehilangan dalam proses ini. Dan pelan-pelan diajak berbicara satu-satu, sampai saya tidak ingat persis waktunya, kira-kira sesudah kelas 4, kelas 4, saya mulai merasa terbebas dari perasaan seperti ketemu terus, mau ketemu lagi, itu mau bersama-sama lagi. Itu butuh waktu," kata Anies.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan