Jumat, 8 Agustus 2025

Pilpres 2024

Prabowo Disarankan Ambil Cawapres dari Luar Kader PKB, PAN, dan Golkar

Pengamat politik tak memungkiri adanya potensi Prabowo akan memilih bakal cawapres di luar kader PKB, Golkar, dan PAN.

Istimewa
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) 2024. Munculnya beberapa nama tokoh yang disebut berpeluang mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 memunculkan spekulasi di internal Koalisi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya beberapa nama tokoh yang disebut berpeluang mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 memunculkan spekulasi di internal Koalisi.

Pengamat politik tak memungkiri adanya potensi Prabowo akan memilih bakal cawapres di luar kader PKB, Golkar, dan PAN.

Baca juga: Dewan Pakar Golkar Gelar Pleno, Dorong Airlangga Cawapres Prabowo

"Menurut saya visi ini sudah dipahami dengan baik oleh anggota koalisi yang bergabung untuk mendukung Prabowo sebagai presiden," kata pengamat politik Hariqo Wibawa Satria, Rabu (16/8/2023).

Menurutnya, parpol koalisi bakal bisa menerima cawapres dari kalangan nonparpol koalisi demi kepentingan bangsa.

"Karena ada kepentingan bangsa yang lebih besar, yaitu merawat persatuan untuk meneruskan kemajuan yang telah dilakukan oleh Jokowi," katanya.

Koalisi Gerindra bersama 3 partai lainnya, menurut pengamat dari Komunikonten ini lebih 'adem' daripada koalisi parpol yang digawangi NasDem dan PDIP.

"Karena ada kepentingan bangsa yang lebih besar, yaitu merawat persatuan untuk meneruskan kemajuan yang telah dilakukan oleh Jokowi," katanya.

Sementara itu, Pakar Komunikasi Politik Yunarto Wijaya menilai Dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto justru dianggap mempersulit Prabowo.

Baca juga: Momen Prabowo Cium Tangan Istri Gus Dur Usai Hadiri Sidang Tahunan MPR, Berikut Foto-fotonya

Menurutnya, koalisi gendut ini justru menghambat pemilihan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Prabowo.

"Pada konteks penentuan nama cawapres itu conflict of interest masing-masing partai bisa terjadi," katanya dikutip dari Kompas TV, Rabu (16/8/2023).

Menurutnya, karena Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang lebih dulu mendukung Prabowo, masih memegang perjanjian yang lama dengan Gerindra, yaitu penentu cawapres.

Begitu juga dengan Golkar yang masih terikat dengan Musyawarah Nasional (Munas) dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai. Serta PAN yang emnyebutkan Erick Thohir sebagai cawapres.

"PKB misalnya masih berpegang pada piagam Sentul, yang menempatkan Cak Imin sebagai penentu. Dan Cak Imin sudah mengatakan 'saya hanya akan mengikuti keputusan Muktamar, bahwa saya akan menjadi cawapres. Munas dan Rapimnas itu memutuskan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi capres atau cawapres. Atau PAN (juga) misalnya yang katakanlah sudah menyebutkan statement, Erick Thohir sebagai cawapres," ujarnya.

Sedangkan, Wakil Ketua Umum Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan peluang cawapres Prabowo dari luar parpol koalisi masih memungkinkan.

"Semua tergantung pak Prabowo dan para Ketum," katanya kepada wartawan, Rabu (16/8/2023).

Ia pun menyerahkan keputusan final cawapres ke Prabowo dan parpol koalisi.

"Pak Prabowo pun sudah menyampaikan, beliau nggak pernah menutup kemungkinan itu gitu lho," ucapnya.   

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan