Selasa, 28 Oktober 2025

Pilpres 2024

Sindiran Jokowi Jelang Pilpres 2024, Singgung Atraksi Politik hingga Sosok Cawapres Belum Jelas

Jokowi menilai saat ini sebaiknya lebih baik fokus menjaga stabilitas ekonomi Indonesia ketimbang melakukan atraksi politik jelang Pilpres 2024.

YouTube Podcast JAMAN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato di Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) di Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memberikan sindiran keras jelang Pilpres 2024. 

TRIBUNNEWS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sindiran keras pada pelaku politik menjelang Pemilu 2024, terutama Pemilihan Presiden (Pilpres).

Sindiran ini disampaikan Jokowi saat berpidato di Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) di Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023).

Awalnya, Jokowi berbicara soal kondisi dunia saat ini yang disebutnya penuh tantangan.

Usai melawat ke negara-negara di Afrika selama 4 hari, Jokowi menilai masyarakat Indonesia patut bersyukur atas kondisi tanah air yang jauh lebih makmur.

Karena itu, menurut Jokowi, kondisi Indonesia saat ini sudah sepatutnya harus dijaga agar tak kalah dengan urusan politik, terutama Pemilu 2024.

Baca juga: Prabowo Dampingi Jokowi Buka Muktamar Sufi Internasional: Kepercayaan Internasional Modal Penting

"Dunia penuh tantangan, baik itu krisis pangan, baik krisis energi, baik geopolitiknya. Negara-negara banyak konflik."

"Saya kemarin 4 hari ke Afrika, begitu saya melihat (kondisinya), kita ini patut bersyukur."

"Urusan air saja mereka sangat sulit sekali, pangan apalagi. Kita ini patut bersyukur betul," ungkap Jokowi dalam pidatonya, Selasa, dikutip Tribunnews.com dari YouTube Podcast JAMAN.

"Sehingga saya selalu menyampaikan jangan sampai urusan politik, di 2024, itu mengganggu stabilitas ekonomi kita."

"Karena kalau terganggu dalam posisi dunia sulit, kadang-kadang mengembalikannya akan sangat sulit," imbuh dia.

Jokowi pun berpesan agar tidak terburu-buru terkait urusan Pemilu 2024.

Ia menegaskan agar semua pihak fokus bekerja untuk ekonomi negara.

"Oleh sebab itu saya pesan, urusan 2024 tidak usah tergesa-gesa. Ojo kesusu (jangan terburu-buru), kita kerja dulu saja untuk ekonomi negara kita," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menyindir saat ini justru banyak pihak lebih memilih mondar-mandir melakukan atraksi politik untuk mencari format koalisi menjelang Pilpres 2024.

Ia lebih memilih untuk mengamati atraksi politik tersebut dari jauh.

"Karena saya melihat ini atraksi politiknya belum selesai, wira-wiri, sana-sini."

"Saya enggak tahu, partai ini ke sana, partai ini ke sini, ini sik ngalor ngidul (masih wira-wiri)."

"Jadi kita dari jauh mengamati saja, mengamati dulu. Setuju ndak? Karena kelihatannya partai masih mencari format koalisi," kata Jokowi.

Selain soal atraksi politik, Jokowi juga bicara mengenai calon wakil presiden (cawapres) dari masing-masing capres.

Baca juga: Jokowi Sebut Atraksi Politik 2024 Belum Selesai, Partai Masih Wara-Wiri Cari Format Koalisi

Menurutnya, hingga saat ini sosok cawapres yang bakal mendampingi 3 bacapres, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, belum jelas.

Karena itu, Jokowi menegaskan untuk saat ini lebih baik agar fokus bekerja supaya produktif.

"Calonnya juga masih belum jelas. Cawapresnya siapa belum jelas. Bener ndak?" ujarnya.

"Jadi kita giat bekerja saja, sehingga produktif itu aja. Setuju ndak?" tegas dia.

Erick Thohir Dinilai Cawapres Paling Potensial

Menteri BUMN Erick Thohir saat memberikan keterangannya terkait aksi jahil Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang viral pada peringatan HUT ke-78 RI di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, (17/8/2023).
Menteri BUMN Erick Thohir saat memberikan keterangannya terkait aksi jahil Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang viral pada peringatan HUT ke-78 RI di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, (17/8/2023). (Tribunnews/Taufik Ismail)

Pengamat politik menilai Menteri BUMN, Erick Thohir, bisa menjadi kandidat calon wakil presiden (cawapres) terkuat untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Alasannya, Erick Thohir banyak disukai karena memiliki visi yang jelas mendorong kemajuan bangsa ke depannya dan banyak diterima oleh kalangan muda.

"Erick Thohir terbukti bisa diterima oleh generasi muda" kata Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, pada Sabtu (26/8/2023).

Kepemimpinan Erick Thohir, kata Ari, semakin menonjol dengan banyak meraih pencapaian gemilang dan sudah sangat teruji.

Di antaranya adalah keberhasilan Erick Thohir dalam menuntaskan sejumlah tugas besar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lalu, mampu mendorong perubahan besar di Kementerian BUMN.

Selain itu, Erick dinilai mampu menjadi ketua penanganan Pandemi Covid-19 hingga penyelamatan sepak bola Indonesia dari sanksi FIFA.

Kerja sukses Erick Thohir juga bisa dilihat dari keberhasilannya membongkar kasus korupsi BUMN, seperti Jiwasraya, Asabri, Garuda Indonesia, Waskita Beton Precast, dan Pelindo.

Baca juga: Jokowi Tersenyum Saat Nama Gibran Diteriakkan Sebagai Cawapres

Lembaga Survei (LSI) periode 1-8 Juli 2023 menunjukkan elektabilitas Erick Thohir berhasil tempati posisi puncak, di mana pada simulasi tujuh nama cawapres, Erick Thohir memperoleh 21,2 persen.

Maka dari itu, Ari meyakini Erick Thohir akan bisa banyak meyakinkan kalangan muda, dan banyak memperoleh dukungan dari mereka.

"Terutama untuk pemilih pemula, pemilih generasi Z dan milenial, Erick Thohir jadi pilihan,” ujar Ari.

Sementara itu, hasil Survei Litbang Kompas terbaru, Agustus 2023, menunjukkan elektabilitas Erick Thohir yang terus mengalami kenaikan dari Januari hingga Agustus 2023 ini.

Di mana, pada Januari 2023, elektabilitasnya rendah sebanyak 3,1 persen, kemudian naik 4,5 persen pada Mei 2023, dan terakhir pada Agustus 2023 ini naik lagi menjadi 8,0 persen.

Kemudian, selain Erick Thohir, ada juga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, yang menempati posisi tiga teratas survei bacawapres.

Ridwan Kamil mendapatkan angka 8,4 persen dan Sandiaga Uno 8,2 persen.

Kemudian, dua nama lain yang masuk lagi adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD. 

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rifqah)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved