Senin, 18 Agustus 2025

Pilpres 2024

SBY Heran dengan Sikap Anies dan Nasdem, Tapi Bersyukur: Demokrat Diselamatkan Sejarah

Ketua MTP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku heran dengan sikap bacapres Anies Baswedan dan Partai Nasdem.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Tiara Shelavie
Tangkap layar akun YouTube Partai Demokrat
Ketua MTP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (1/9/2023) - Ketua MTP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku heran dengan sikap bacapres Anies Baswedan dan Partai Nasdem. 

TRIBUNNEWS.COM - Majelis Tinggi Partai (MTP) menggelar rapat dengan Ketua MTP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Kediaman SBY, di Cikeas, Jumat (1/9/2023).

Dalam sambutannya, SBY tak menafikan bahwa dirinya mengaku terkejut dengan kabar prahara di internal Koalisi Perubahan. 

Demokrat telah menyebut Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menunjuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan

Padahal sebelumnya, nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sudah final diusung menjadi pendamping Anies.

"Saya pun tidak menyangka atas terjadinya kejadian ini, setelah satu tahun lamanya koalisi ini bersama-sama berikhtiar dan berjuang."

"Pertemuan Majelis Partai ini sangat penting, ini merupakan emergency meeting karena terjadi persitiwa yang sangat mengejutkan dan tak pernah terbayangkan akan terjadi," kata SBY di kediamannya, Jumat (1/9/2023) dikutip dari youTube Partai Demokrat. 

Baca juga: Arah Demokrat Akan Ditentukan Setelah Rapat yang Dipimpin SBY, Bakal Buka Komunikasi dengan PDIP?

SBY mengatakan, kabar tersebut tak hanya membuat terkejut pihaknya, namun juga seluruh kader dan masyarakat. 

"Saya yakin yang membaca pasti juga terkejut, saya mengetahui kader sangat emosional semalam," ujar SBY

Ia mengaku tak menyangka Nasdem dan Anies bakal mengambil langkah sejauh ini. 

"Saya juga mengerti politik, saya juga pernah menjadi capres dua kali, saya pernah membangun koalisi dengan mitra, tapi saya tidak pernah merasakan seperti yang terjadi ini," ujar SBY

Meski demikian SBY justru bersyukur duet Anies Baswedan Cak Imin terbongkar jauh-jauh hari sebelum pendaftaran ke KPU.

SBY menyebut Demokrat diselamatkan Allah SWT.

"Bayangkan kalau ditelikungnya kita ini, ditinggalkannya kita ini, satu dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU, bayangkan seperti apa. Kita masih ditolong oleh Allah. Kita diselamatkan oleh sejarah. Ini syukur yang pertama," kata SBY.

SBY pun meminta para kader untuk bersabar dan meredam emosi atas sikap Anies dan mitra koalisinya tersebut. 

Menurut SBY hal ini merupakan bagian dari ujian untuk Partai Demokrat, yang dibaliknya terdapat hikmah yang bisa dituai. 

SBY meyakini penghianatan Nasdem dan Anies ini bukan akhir dari perjuangan. 

"Para anggota majelis tinggi dan seluruh kader di mana pun berada saya sangat mengerti perasaan emosi para kader saya minta tenangkan hati kita pikiran kita, ini bukan kiamat ini bukan akhir perjuangan kita ini harus kita maknai sebagai ujian dan cobaan yang harus kita hadapi dan atasi." 

"Dibalik kesulitan ada kemudahan," tandasnya. 

Kronologi 'Kawin Paksa' Anies-Cak Imin versi Demokrat

Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan,  Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. (Kolase Tribunnews.com (Istimewa-Tribun News/Irwan-Dok DPRI)

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sekaligus Anggota Tim 8, Teuku Riefky Harsya, menyebut Partai Nasdem secara diam-diam telah meneken kerja sama dengan PKB. 

"Secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," ujar Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).

Ia mengatakan, Surya Paloh pada hari yang sama langsung memanggil Anies untuk menyampaikan keputusan tersebut.

Esok harinya, Rabu (30/8/2023), Anies tak mengatakan informasi itu pada Demokrat maupun Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan bagian dari koalisi pendukungnya. 

"Melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya," ucapnya. 

Anies Sejatinya Pilih AHY

Menurut Riefky, Anies sebelumnya telah menentukan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres pendampingnya.

Hal itu dinyatakan Anies secara langsung kepada AHY pada 12 Juni 2023.

Saat itu, Partai Demokrat disebut akan menjalin komunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). 

Di masa-masa, sejumlah parpol sahabat mendekati dan membuka komunikasi politik dengan Demokrat itulah Anies justru tegas telah menentukan pilihannya. 

Menurut Riefky, Anies disebut mendapatkan saran dari ibu dan guru spiritualnya untuk segera memilih AHY sebagai cawapres.

Anies Baswedan dan Cak Imin
Anies Baswedan dan Cak Imin (Kolase Tribunnews)

"Capres Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY, 'Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY," ujar Riefky. 

Kemudian pada 14 Juni 2023, kata Riefky, Anies secara resmi di internal koalisinya telah menyatakan untuk memilih Ketum AHY sebagai Cawapresnya. 

Keputusan Anies itu sudah disampaikan kepada dua ketua umum partai anggota Koalisi Perubahan lainnya. 

Yakni Surya Paloh dan Ahmad Syaikhu (Ketua Umum PKS).

Dikatakan Riefky, Anies juga sudah menyampaikan hal itu kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al Jufri. 

Setelah itu, Tim 8 Koalisi Perubahan sempat merencanakan deklarasi capres dan cawapres dalam beberapa kesempatan.

Akan tetapi, Riefky menyebut, rencana deklarasi itu beberapa kali batal terlaksana.

Pihaknya menduga, batalnya rencana deklarasi itu karena Anies patuh dengan Surya Paloh untuk mengurungkan deklarasi. 

"Diduga kuat, tidak terlaksananya deklarasi itu karena Capres Anies lebih patuh kepada Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang ingin terus menunda waktu deklarasi."

"Ini jelas mengganggu dan melanggar prinsip kesetaraan (equality) dalam koalisi," kata Riefky. 

Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan melakukan pertemuan bersama Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dan Tim 8 Koalisi Perubahan di hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023) malam.
Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan melakukan pertemuan bersama Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dan Tim 8 Koalisi Perubahan di hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023) malam. (Tribunnews.com/Igmam Ibrahim)

Pekan lalu, kata Riefky, ketiga partai sejatinya sudah sepakat untuk segera menggelar deklarasi pasangan calon Anies dan AHY. 

Kesepakatan itu tercapai setelah Anies bertemu Surya Paloh pada 24 Agustus 2023 dan SBY pada 25 Agustus 2023. 

Rencananya, deklarasi itu akan digelar pada awal bulan depan. 

"Pada pertemuan Capres Anies bersama Tim 8 dengan SBY, Capres Anies menyampaikan bahwa deklarasi akan dilakukan pada awal September 2023," kata Riefky. 

Namun, sejuta sayang bagi Demokrat yang harus menelan pil pahit karena batalnya deklarasi tersebut. 

"Di tengah proses finalisasi kerja Parpol koalisi bersama Capres Anies dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan," ujar Riefky. 

(Tribunnews.com/Milani Resti)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan