Selasa, 12 Agustus 2025

Pilpres 2024

Surya Paloh Harap Anies-Cak Imin Gaet Suara di Jateng dan Jatim, Kemungkinan Deklarasi di Surabaya

Surya Paloh berharap Cak Imin bisa menjadi pendamping Anies Baswedan untuk menambal suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
Tribunnews/Rizki Sandi Saputra
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Kamis (31/8/2023). Surya Paloh berharap Cak Imin bisa menjadi pendamping Anies Baswedan untuk menambal suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan dikabarkan memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024.

Hal ini terungkap dalam keterangan pers Partai Demokrat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sekaligus anggota Tim 8, Teuku Riefky Harsya.

Namun, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyampaikan Cak Imin belum resmi menjadi bakal cawapres Anies Baswedan.

Meski begitu, Surya Paloh mengaku wacana menduetkan Anies Baswedan dan Cak Imin tidak pernah direncanakan jauh hari sebelumnya.

“Saya harus jujur menyatakan enggak pernah ada yang dipersiapkan,” ungkapnya di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Kamis (31/8/2023), dilansir Kompas.com.

Baca juga: Surya Paloh Berkelakar soal Komunikasi dengan Demokrat: Tetap Harus, Kalau gak di Dunia, di Akhirat

Surya Paloh pun berharap Cak Imin bisa menjadi pendamping Anies Baswedan untuk menambal suara di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

“Harapan kita kalau itu memang terjadi, ya demikian pasti."

"Kan enggak ada harapan kita ke arah negatif, harapan kita ke arah positif,” jelas Surya Paloh.

Kemungkinan Deklarasi Dilakukan di Surabaya

Surya Paloh mengaku mendengar rencana deklarasi Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai pasangan capres-cawapres akan dilakukan dalam waktu dekat.

Berdasarkan informasi yang diketahui Surya Paloh, deklarasi itu akan dilakukan pada Sabtu (2/9/2023) di Surabaya, Jawa Timur.

"Ada saya dengar seperti itu (deklarasi Sabtu di Surabaya)" ujarnya di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Surya Paloh Disebut Duetkan Anies-Cak Imin, Demokrat Merasa Dikhianati, Lelah Tunggu Janji Deklarasi

Namun, menurutnya, rencana deklarasi itu belum terkonfirmasi untuk kedua belah pihak.

Dengan demikian, Surya Paloh menyebut hal itu hanya kemungkinan yang akan terjadi.

"Tapi belum terkonfirmasikan secara pasti bagi saya."

"Jadi barangkali baru mungkin sebuah ide gagasan dari kawan kawan, kemungkinan ya," imbuh dia.

Surya Paloh di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Surya Paloh menyampaikan Cak Imin belum resmi menjadi bakal cawapres Anies Baswedan.
Surya Paloh di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Surya Paloh menyampaikan Cak Imin belum resmi menjadi bakal cawapres Anies Baswedan. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Kata PKB

Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Maman Imanulhaq, mengungkapkan partainya percaya diri mengusung Cak Imin di Pilpres 2024.

Sebab, kata Maman, hal itu berawal dari survei 'bohong-bohongan' yang dilakukan PKB untuk melihat respons setiap partai politik dengan sosok Cak Imin.

Namun, tak disangka, dari survei 'bohong-bohongan' yang disebutkannya itu, didapatkan hasil bahwa semua partai membutuhkan Jawa Timur dan Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya, sosok representatif kedua variabel tersebut adalah Cak Imin.

"Jujur aja, bahwa ketika itu survei bohong-bohongan lah ya 'Eh Kiai milih siapa, milih siapa'," ungkap Maman di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (1/9/2023).

"Nah itu menimbulkan potensi, bahwa kenapa kita percaya diri untuk mengusung Ketum (Cak Imin), karena jawabannya sederhana banget semua partai membutuhkan Jawa Timur, semua membutuhkan NU (Nahdlatul Ulama)."

"Jawa Timur dan NU hari ini yang paling representatif adalah Gus Muhaimin," papar dia.

Baca juga: Kronologi Partai Demokrat Ketahui Cak Imin jadi Cawapres Anies: Sepihak, Inisiatif Surya Paloh

Sebagai informasi, Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, menganggap Partai NasDem telah melakukan pengkhianatan terhadap Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Riefky menyebut NasDem telah melakukan kerja sama dengan PKB dan menyetujui duet Anies Baswedan dan Cak Imin.

"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol," kata Riefky dalam keterangannya, Kamis.

Riefky juga menilai Anies Baswedan telah melakukan pengkhianatan atas pernyataannya selama ini.

"Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," lanjut Riefky.

Baca juga: Surya Paloh Singgung Deklarasi Anies-Cak Imin: Progres Ini akan Berjalan Cukup Cepat

Anies Baswedan dan Cak Imin. Surya Paloh menyampaikan Cak Imin belum resmi menjadi bakal cawapres Anies Baswedan.
Anies Baswedan dan Cak Imin. Surya Paloh menyampaikan Cak Imin belum resmi menjadi bakal cawapres Anies Baswedan. (Tribunnews)

Pada Selasa (29/8/2023) malam di NasDem Tower, Surya Paloh secara sepihak menetapkan Cak Imin sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.

Malam itu juga, Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan tersebut.

Sehari kemudian yakni pada Rabu (30/8/2023), Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya.

"Ini sangat disesalkan. Kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai NasDem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar," paparnya.

Baca juga: Surya Paloh Ungkap Kepastian Duet Anies-Cak Imin Tunggu 1 atau 2 Hari, Tak Ada Arahan Jokowi

Di sisi lain, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan NasDem menahan pengumuman bakal cawapres KPP karena Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tidak boleh maju sebagai pendamping Anies.

Rumor itu, kata Syarief, muncul setelah Surya Paloh bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada 17 Juli 2023.

Sebelumnya, Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membangun Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.

Sementara itu, PKB sudah berkoalisi dengan Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Rizki Sandi Saputra/Ibriza Fasti Ifhami) (Kompas.com/Tatang Guritno)

Berita lain terkait Pilpres 2024

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan