Senin, 25 Agustus 2025

Pilpres 2024

Pengamat Sebut Suara Warga NU Akan Terbelah, Singgung Peluang Dukungan Nahdliyin ke Anies-Muhaimin

Pengamat sebut kemungkinan besar suara NU atau warga Nahdliyin akan terbelah dan solid ke satu capres.

Youtube Najwa Shihab
Anies dan Cak Imin di Narasi TV, Senin (9/4/2023). Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut kemungkinan besar suara NU atau warga Nahdliyin akan terbelah dan solid ke satu capres. Sehingga, suara warga Nahdliyin di PKB tidak akan solid mendukung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (bacapres-bacawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut kemungkinan besar suara NU atau warga Nahdliyin akan terbelah dan solid ke satu capres.

Sehingga, suara warga Nahdliyin di PKB tidak akan solid mendukung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (bacapres-bacawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Dia menjelaskan, secara statistik 85 persen penduduk Indonesia beragama Islam, dan sebanyak 40-45 persen mengaku sebagai bagian dari Nahdatul Ulama (NU).

"Lalu kalau lihat suara PKB di Pemilu 2019 sebesar 9,69 persen. Jadi kalau ada 45 persen bagian dari NU dan mayoritas jadi ada sekitar 35 persen tidak memilih PKB namun ke partai lain," kata Adi di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Dia mengatakan, dari suara PKB sebesar 9,69 persen itu tidak bisa dikonversikan kepada Muhaimin. Mengapa begitu?

Karena elektabilitas Muhaimin hanya 1-2 persen sehingga ada gap antara pemilih PKB dengan Muhaimin.

"Ada jarak pemilih PKB yang tidak memilih Muhaimin. Dan pemilih NU tidak harus memilih Muhaimin," ujarnya.

Dia menilai ada beberapa penyebab pemilih NU tidak memilih Muhaimin, pertama, masih kalah tenar dengan nama-nama bacapres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Muhaimin masih kalah tenar dengan nama-nama lain karena basis pemilih PKB misalnya lebih memilih Ganjar. Karena orang NU dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang bagus," katanya.

Kedua menurut dia, warga NU mulai mendukung Prabowo karena terindikasi calon tersebut dekat dengan Jokowi.

"Sebelum deklarasi Anies-Muhaimin, Gerindra berkolaborasi dengan PKB namun setelah pisah, apakah Prabowo tetap mendapat dukungan dari warga NU atau tidak," katanya.

Baca juga: Cak Imin Bicara Soal Pemeriksaannya Hari ini di KPK

Karena itu menurut Adi, menjadi tantangan bagi Muhaimin sebagai cawapres pendamping Anies untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik NU dan PKB.

Langkah itu menurut Adi sangat penting karena kondisi PKB dengan PBNU terlihat berkonflik sehingga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut.

"Dalam kondisi solid (PKB-PBNU) perolehan suara PKB 9,6 persen. Lalu sekarang PKB itu terlihat berkonflik dengan PBNU," katanya.

Bisa jadi Adi benar. Jika menengok survei yang dipublikasikan Litbang 21 Agustus 2023, elektabilitas bakal calon presiden (capres) koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo, Ganjar Pranowo, moncer di kalangan pemilih berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU). 

Survei mencatat, di kalangan Nahdliyin, elektabilitas mantan gubernur Jawa Tengah itu mencapai 25,6 persen atau tertinggi dibanding capres Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Di bawah Ganjar ada Prabowo yang mengantongi 25 persen suara pemilih NU.

Sementara, mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya 12,8 persen. 

Baca juga: Alissa Wahid Ingatkan Cak Imin: Setop Jualan Nama Gus Dur untuk Cari Dukungan Politik

Seperti diketahui pemilih kalangan NU sendiri banyak tersebar di Jawa Timur. Di Jatim, sebanyak 37,1 persen responden NU mengaku bakal memilih Ganjar pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. 

Sementara sebanyak 20,8 persen mengaku akan memilih Prabowo. Sementara, yang akan memilih Anies hanya 7,5 persen. 

Memang, survei yang sama memperlihatkan, elektabilitas Ganjar paling unggul dibandingkan dua pesaingnya. Secara umum, mantan Gubernur Jawa Tengah itu mencatatkan elektabilitas 24,9 persen. 

Angka elektoral Ganjar bersaing ketat dengan Prabowo yang tingkat keterpilihannya mencapai 24 persen. 

Sementara, Anies mengekor di urutan terakhir dengan angka elektabilitas separuh di bawah Ganjar dan Prabowo, yaitu 12,7 persen. 

Minimnya suara Anies di kalangan NU dan pemilih Jawa Timur tersebut disinyalir sebagai alasan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres. 

Sebab, suara PKB mayoritas datang dari kalangan NU, utamanya di Jawa Timur.
 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan