Sabtu, 6 September 2025

Gus Yahya Tegaskan Tak Pernah Keluar dari PKB hingga Saat Ini: Saya Ini Pendiri

Gus Yahya, salah seorang pendiri PKB mengatakan hingga saat ini masih menjadi bagian dari PKB.

(Tangkap layar YouTube Kompas TV // ISTIMEWA)
Kolase Tribunnews: Gus Yahya, salah seorang pendiri PKB mengatakan hingga saat ini masih menjadi bagian dari PKB. (Tangkap layar YouTube Kompas TV // ISTIMEWA) 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan merupakan bagian dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Yahya sendiri merupakan salah satu pendiri partai politik (parpol) yang dinakhodai Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tersebut.

Pun, dirinya menyebut hingga saat ini masih bagian dari PKB.

"Saya nggak pernah keluar dari PKB sampai hari," ujar Gus Yahya.

Namun walaupun demikian dirinya tetap rasional, tidak mencampuradukkan antara PBNU dengan PKB.

Baca juga: Gus Yahya: Hubungan PBNU dengan PKB Memang Tidak Erat

"Tapi sebagai ketua umum PBNU, saya tidak boleh menyeret-menyeret nama NU ke dalam PKB," lanjut Gus Yahya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (16/9/2023).

Dirinya pun menceritakan soal awal mula berdirinya PKB.

Bahkan sebelum adanya nama PKB, rencana pembentukan partai, lanjut Gus Yahya, dilakukan di kediamannya di Rembang, Jawa Timur.

"Saya sendiri misalnya, saya ini pendiri PKB, bahkan sebelum dibicarakan di PBNU pada waktu itu saya ikut serta memulai pembicaraan bersama sejumlah Kyai."

"Pertemuan pertama kali tentang (pembentukan) partai politik PKB ini di rumah saya di Rembang," imbuhnya.

Bahkan Gus Yahya juga masuk tim untuk mempersiapkan berbagai macam dokumen foundasional.

Dan setelah partai itu berdiri, Gus Yahya menyebut PKB berjalan mandiri, di luar PBNU.

Gus Yahya: Hubungan PBNU dengan PKB Memang Tidak Erat

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya konpers Jumat (15/9/2023) akan membentuk Dewan Pengampu Gerakan Keluarga Maslahah NU.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya konpers Jumat (15/9/2023) akan membentuk Dewan Pengampu Gerakan Keluarga Maslahah NU. (Tangkap layar Kompas Tv)

Di sisi lain Gus Yahya mengatakan terkait hubungan PBNU dengan PKB.

Gus Yahya menegaskan bahwa hubungan PBNU dan PKB memang tidak erat.

"Soal hubungan dengan PKB, memang (PBNU) tidak erat," kata kakak kandung dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tersebut.

Namun tidak hanya berlaku untuk PKB saja.

Pihaknya menegaskan PBNU tidak memiliki hubungan erat dengan partai politik (parpol) manapun.

"Sama halnya tidak eratnya (hubungan) PBNU dengan partai yang lain," tegas Gus Yahya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (16/9/2023).

Gus Yahya menegaskan bahwa PKB memang lahir dari rahim warga NU.

Namun setelah berdiri sebagai partai politik, PBNU tidak ikut terlibat dalam menjalankan tugas-tugas kepartaian.

"PBNU membentuk PKB, karena sejumlah warga NU yang jumlahnya cukup banyak, meminta PBNU membuatkan partai dan sudah dibuatkan."

Logo PKB, PKB dapat efek coattail
Logo PKB, PKB dapat efek coattail (ISTIMEWA via TribunJabar)

"PBNU tidak bisa lagi kemudian diharuskan untuk 'menyuapi' partai yang dibentuk ini (PKB)," lanjut Gus Yahya.

PKB, kata dia, harus berkompetisi secara sehat dan rasional tanpa membawa embel-embel PBNU.

Ia mempersilakan masyarakat untuk menilai dan mengamati partai politik dengan rasional.

"Silahkan berkompetisi secara rasional, kami juga persilahkan kepada masyarakat untuk menilai termasuk para warga NU, untuk menilai partai-partai politik yang ada ini secara rasional," imbuhnya.

Gus Yahya mengimbau, agar masyarakat melihat kredibilitas (parpol), dilihat prestasinya, track recordnya dan seterusnya.

"Tidak usah memperhatikan klaim-klaim atas nama NU," katanya lagi.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Rizki Sandi Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan