Pilpres 2024
PDIP Tak Masalah Gibran Gabung Golkar: Tergantung Niat Baik Kembalikan KTA
PDIP mengaku tak masalah apabila kadernya yang merupakan Wali Kota Solo sekaligus cawapres, Gibran Rakabuming Raka, bergabung ke Golkar.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - PDIP mengaku tak masalah apabila kadernya yang merupakan Wali Kota Solo sekaligus calon wakil presiden (cawapres), Gibran Rakabuming Raka, bergabung dengan Partai Golkar.
Sebagaimana diketahui, Gibran telah dipinang oleh Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), kubu yang berseberangan dengan PDIP di Pilpres 2024 mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat mempersilakan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu hengkang.
Baca juga: PDIP Ungkap Gibran Disiapkan ke Tingkat Lebih Tinggi, tapi Malah Tak Sabaran dan Ambil Jalan Pintas
Menurut Djarot, kader berpindah-pindah partai itu adalah hal yang sering terjadi dalam dunia politik.
"Kalau kita sih ya silakan (maju cawapres), itu pilihan, itu hak dari masing-masing orang," ujar Djarot saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023), dikutip dari Kompas.com.
"Dan keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) memperbolehkan seperti itu. Ya bagaimana pun juga, ya monggo silakan. Ini satu hal yang sering terjadi di dalam politik," jelasnya.
Mengenai status Gibran di partai, Djarot menyatakan hal tersebut bisa ditanyakan kepada Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo.
"Kita ya monggo silakan (pindah partai), kalau status yang bersangkutan itu silakan pada Pak (FX) Rudy (menanyakannya)," kata Djarot.

Pria berusia 61 tahun itu kemudian mengatakan, secara de facto, Gibran telah izin keluar dari keanggotaanya di PDIP.
Sekarang, partai berlogo banteng itu masih menunggu niat baik dari Wali Kota Solo tersebut untuk mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP kepada FX Rudy.
FX Rudy dan Gibran pun, kata Djarot, telah berkomunikasi mengenai situasi ini.
"Yang jelas secara de facto, beliau sudah izin dan sudah keluar dari PDI-P," jelasnya.
"Tergantung sekarang niat baik dari Mas Gibran untuk bisa menyerahkan kembali KTA (Kartu Tanda Anggota) kepada ke Mas Rudy. Dan mereka sudah berkomunikasi (antara) Mas Rudy dan Mas Gibran," ucap Djarot.
Sempat Menyayangkan
Meski sekarang telah mempersilakan putra sulung Presiden Jokowi itu untuk meninggalkan PDIP, Djarot sempat menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap Gibran.
Djarot juga menceritakan bagaimana sayangnya Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kepada Presiden Jokowi dan Gibran.
Namun, rasa sayang terhadap keluarga Jokowi itu justru berujung dengan kekecewaan.
Djarot mengaku, Megawati dan seluruh kader PDIP kecewa karena Gibran memilih jalan pintas dari Wali Kota Solo untuk menjadi cawapres.
"Kami sayang sama Mas Gibran. Mengambil jalan pintas seperti ini dan ini contoh yang kurang baik, itu bentuk ekspresi dari kita semua," kata Djarot di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
"Ibu Megawati Soekarnoputri itu sangat sayang kepada Pak Jokowi, kepada Mas Gibran," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwasanya rasa sayang tersebut diungkapkan Megawati melalui penugasan dari partai kepada masing-masing kader. Oleh karena itu, ia menyayangkan langkah politik Gibran.
"Rasa sayang itu disampaikan dengan berbagai macam bentuk, gitu ya, penugasan-penugasan kepada beliau, sangat sayang. Kita semua sayang. Tetapi dengan langkah seperti ini kita menyayangkan," katanya.
Lebih lanjut, Djarot menambahkan pihaknya pun turun ke bawah untuk mendengar aspirasi dari sejumlah kader.
Hasilnya, ada kekecewaan dan kemarahan dari akar rumput PDIP.
"Ketika kita turun ke bawah memang ada kekecewaan, ada kejengkelan, ada mungkin kemarahan dari teman-teman ranting, anak ranting, PAC, satgas partai, simpatisan, pada manuver yang dilakukan oleh Mas Gibran," jelasnya.
Oleh sebab itu, Djarot menegaskan kekecewan kader ini pun nantinya akan membuat semakin bersemangat untuk memenangkan pasangan capres-cawapres yang mereka usung di Pilpres 2024 mendatang, yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"Yang bisa kita petik adalah bentuk kekecewaan itu kemudian dikonversi oleh teman-teman dalam bentuk semangat juang, yang semakin menggebu-gebu untuk memenangkan Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Deni/Igman Ibrahim)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.