Pilpres 2024
Soal Kabar Gibran Gabung Golkar, Airlangga Hartarto Minta Publik Bersabar: Ada Waktunya Nanti
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto menjawab soal kabar Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bergabung dengan Partai Golkar.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Airlangga Hartarto, buka suara soal kabar Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, bergabung dengan Golkar.
Diketahui, kabar bergabungnya Gibran ke Golkar ini muncul setelah ia menjadi Bacawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM), mendampingi Bacapres Prabowo Subianto.
Ditambah lagi dengan adanya pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyebut Gibran telah pamit dari PDIP.
Selain itu, Hasto juga menyinggung soal warna yang semula merah berubah menjadi kuning.
Merah ini sendiri identik sebagai warna PDIP, partai bernaungnya Gibran di awal karier politiknya menjadi Wali Kota Solo, sedangkan kuning adalah warna Partai Golkar.
Menanggapi rumor bergabungnya Gibran ke Golkar ini, Airlangga hanya menjawab agar publik bisa bersabar.
Baca juga: Punya Kedekatan Khusus, Petinggi Golkar Bilang Wajar Bobby Nasution Dukung Prabowo-Gibran
Ia mengatakan pasti akan ada waktunya jika Gibran benar-benar bergabung dengan Golkar.
"Itu ada waktunya nanti, sabar-sabar dulu. Sabar-sabar dulu aja," kata Airlangga, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (7/11/2023).
Lebih lanjut, Airlangga juga mengomentari soal pernyataan Hasto Kristiyanto soal merah yang berubah menjadi kuning.
Airlangga menegaskan komunikasi antara dirinya dengan PDIP dan Hasto selama ini berjalan lancar.
Baca juga: Gibran Diimbau Mundur Jadi Cawapres Prabowo jika MKMK Temui Pelanggaran Etik Berat
Terkait pernyataan Hasto soal merah yang berubah menjadi kuning tersebut, Airlangga pun meminta publik untuk mengklarifikasi pernyataan itu langsung kepada Hasto.
"Kalau dengan Mas Hasto kan komunikasi lancar."
"Tanya lagi ke Mas Hasto (soal merah berubah jadi kuning)," ungkap Airlangga.
Baca juga: Nama-nama Tenar di Deretan TKN Prabowo-Gibran
Gibran Pasrah usai Disebut Bukan Kader PDIP Lagi
Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka buka suara soal pernyataan Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, perihal statusnya di PDIP.
Diketahui, setelah FX Rudy terus mendesak Gibran mengembalikan KTA dan mengundurkan diri sebagai kader PDIP, akhirnya FX Rudy memilih untuk tutup buku akan status Gibran di PDIP.
FX Rudy kini telah tegas menyatakan Gibran bukan lagi kader PDIP.
Menanggapi hal itu, Gibran pun memilih untuk pasrah.
Baca juga: Kariernya Bersama PDIP Disebut Sudah Berakhir, Gibran: Silakan Kalau Seperti Itu
"Ya itu silakan dari Pak Rudy kalau seperti itu," jelas Gibran, Senin (6/11/2023), dilansir Tribun Solo.
Sementara itu, FX Rudy menegaskan kini ia dan PDIP memilih untuk fokus memenangkan Bacapres Ganjar Pranowo dan Bacawapres Mahfud MD di Pilpres 2024 mendatang.
FX Rudy merasa dirinya sudah tidak perlu lagi bicara soal status Gibran di PDIP atau soal pengunduran diri dari Gibran.
Karena sudah jelas Gibran telah mencalonkan dirinya sebagai pasangan Cawapres untuk Prabowo Subianto bersaama Koalisi Indonesia Maju.
Baca juga: Sekjen PBB Nilai Wajar Bobby Nasution Dukung Prabowo-Gibran Meski Dirinya Kader PDIP
"Sudah tutup buku. Karena sudah mencalonkan, buku itu sudah ditutup."
"Kita fokus memenangkan Ganjar-Mahfud. Sudah tidak perlu bicara itu. Karena sudah mencalonkan," tegas FX Rudy.
Kini terserah pada Gibran, apakah ia akan mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP atau tidak.
"Belum (mengembalikan KTA). Terserah (mengembalikan atau tidak). Itu etika saja," jelas FX Rudy.
Baca juga: Efek Gibran, Pakar Sebut Suara PDIP di Jateng pada 2024 Bisa Berkurang
DPC PDIP Kirim Surat Resmi ke Gibran untuk Kembalikan KTA PDIP
Sebelumnya, FX Rudy mengirimkan surat resmi ke Gibran Rakabuming Raka melalui Sekretaris DPC PDI Perjuangan yang juga Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa.
Ia meminta Gibran mengembalikan KTA dan mengundurkan diri. Namun belum ada respon dari penerbitan surat ini.
"Suratnya bunyinya jelas. Untuk menghilangkan isu supaya ibu Mega tidak dianggap bermain di dua kaki dan Pak Jokowi tidak dianggap bermain di dua kaki saya hanya menyarankan."
"Namanya menyarankan tidak ada batas waktunya. Sudah tutup buku dan kita diminta fokus memenangkan Ganjar Mahfud," jelasnya.
Baca juga: Mengapa SBY Tak Masuk Daftar TKN Prabowo-Gibran? Ini Penjelasan Airlangga
Ia sendiri tidak begitu mempedulikan apakah akan ada respons lanjutan dari surat yang dikirimkannya tersebut.
Saran yang ia berikan hanya untuk menghilangkan kesan baik Ketum PDIP Megawati dan Presiden Jokowi bermain di dua kaki.
"Ya terserah (tidak ada respon). Mau dijawab dikembalikan atau tidak hak beliau. Saya hanya ingin menghilangkan Bu Mega dan Pak Jokowi bermain di dua kaki. Mau mengembalikan atau tidak itu etika. Mau dikembalikan ya diterima tidak ya terserah," jelasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Tribun Solo/Ahmad Syarifudin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.