Minggu, 24 Agustus 2025

Pilpres 2024

Benny Rhamdani Sebut Acara BP2MI Sempat Dilarang karena Hadirkan Ganjar

Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyebut acara pembekalan terhadap 1.500 PMI yang semula dijadwalkan semulanya digelar di gedung milik pemerintah batal.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Fersianus Waku
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersama calon presiden (capres) Ganjar Pranowo saat memberikan pembekalan terhadap 1.500 pekerja migran Indonesia (PMI) di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (9/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyebut acara pembekalan terhadap 1.500 pekerja migran Indonesia (PMI) semulanya direncanakan digelar di gedung milik pemerintah.

Namun, Benny menyebut belakangan tidak jadi karena pihak pengelola gedung tiba-tiba melarang untuk menggunakannya.

Menurutnya, pihak pengelola gedung melarang karena BP2MI mengundang calon presiden (capres), Ganjar Pranowo.

Padahal, Benny menuturkan hingga Rabu (8/11/2023) pukul 19.00 WIB, belum ada perubahan.

"Tiba-tiba ada pembatalan dan menyebut karena alasannya kehadiran Pak Ganjar," kata Benny pada sela-sela pembekalan PMI di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (9/11/2023).

Dia mengaku sempat menjelaskan kepada pihak pengelola jika pihaknya mengundang Ganjar tidak ada unsur politik.

Baca juga: Ganjar Pranowo Harap Suhartoyo Kembalikan Marwah MK 

Sebab, dalam beberapa acara BP2MI sebelum-sebelumnya mengundang tokoh politik seperti anggota DPR, menteri, ketua umum partai hingga kepala daerah.

"Jadi tidak ada unsur politik," ujar Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD ini.

Di sisi lain, Benny menegaskan Ganjar belum ditetapkan sebagai capres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Baca juga: Menangkan Ganjar-Mahfud di Jatim, Yenny Wahid Siap Bersaing dengan Khofifah

"Nah Itu yang saya sesalkan, itu artinya lembaga pemerintah tersebut politicing, itu yang membuat saya menyesal ya sehingga kita balik lagi ke sini dgn situasi yang memang tidak bisa menampung 1.500 (pekerja migran)," ucapnya.

Hanya saja, dia enggan menyebutkan gedung pemerintah yang dimaksud.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan