Senin, 18 Agustus 2025

Pilpres 2024

Upaya Pemenangan Dipimpin Langsung Gibran, Jateng dan Yogyakarta Disebut Jadi Wilayah Krusial 

Jateng dan Yogya provinsi paling krusial dalam Pilpres 2024 maka upaya pemenangan dipimpin langsung oleh Gibran sebagai Panglima Pemenangan, cawapres.

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengunjungi markas relawan Prabowo-Gibran, Fanta Headquarters (HQ), di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023). Jateng dan Yogya provinsi paling krusial dalam Pilpres 2024 maka upaya pemenangan dipimpin langsung oleh Gibran sebagai Panglima Pemenangan, cawapres. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta disebut sebagai satu di antara provinsi paling krusial dalam Pilpres 2024. 

Demikian menurut Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ). Relawan tersebut hingga kini terus bekerja memenangkan capres cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran di lapangan. 

Baca juga: Sentilan Megawati Dibalas Sindiran TKN Prabowo-Gibran, Pengamat Sebut Kritik Cap Orba Bukan Hal Baru

Ketua DPP Arus Bawah Jokowi (ABJ) Supriyanto mengatakan dengan dua provinsi krusial menjadi salah satu target kemenangan, maka upaya pemenangan akan dipimpin langsung oleh Gibran Rakabuming Raka sebagai Panglima Pemenangan sekaligus Cawapres.

Diketahui, selama ini Jawa Tengah merupakan kandang PDIP atau sering disebut kandang banteng.

Gibran disebut akan terjun langsung ke gelanggang yang akan membuat tim Koalisi Indonesia Maju, Relawan, Tim Kampanye Nasional dan Daerah semakin bersemangat.

"Sangat besar peluangnya menang di Jawa Tengah dan DIY jika dilihat dari kecenderungan adanya trend naiknya elektabilitas Prabowo Gibran di wilayah ini. Jika nantinya perolehan suara Prabowo Gibran diatas 50 persen di Jateng DIY maka dampaknya akan sangat besar kemenangan secara nasional satu putaran" kata Supriyanto kepada wartawan, Rabu (28/11/2023).

Wakil Komandan Relawan (Team Golf) Tim Kampanye Nasional Prabowo Gibran ini menjelaskan, dalam sejarahnya pilpres yang diikuti tiga pasangan calon dapat diselesaikan satu putaran pada Pilpres 2009.

Saat itu, partai pemenang di Pemilu Legislatif di Jateng dan DIY ini tidak berhasil menang pada Pemilu Presiden di wilayah tersebut. 

"Mengapa? Sebab tulang punggungnya hanya dari basis dukungan satu partai saja, maka perolehan suara pilpres 2009 tidak berbeda jauh dengan perolehan suara partai di pemilu legislatif sekitar hanya 30 persen saja," kata dia.

“Realitas yang ada sekarang ini  masyarakat Jateng dan DIY masih banyak menyukai Pak Jokowi dan puas dengan kinerja pemerintah, indikatornya angka approval rating di Jateng DIY ini tinggi sekali mencapai 85 persen. Jika kita lihat data pemilu 2019 kemarin  perolehan suara Jokowi di Jateng  80 persen dan  DIY 70 persen,” papar Supriyanto. 

Apalagi, lanjut Supriyanto, figur personal Prabowo yang gemoy dan Gibran yang muda energik rajin blusukan mudah berkomunikasi dengan siapa saja ternyata mendapat sambutan meriah dan apresiasi di kalangan masyarakat dan terutama anak-anak muda milenial dan gen Z yang menjadi pemilih terbesar dalam Pemilu 20024. 

“Beliau ini paham dengan kultur Jawa yang meskipun diserang dihujat dilecehkan tetapi tidak marah dengan baper ngomel nyinyir dan balik menyerang seperti pihak lain, tetapi ngalah dan ngalih saja ini sangat njawani banget dan malah berkesan bagi masyarakat Jawa yang cinta damai menyukai harmoni dalam kehidupan,” urai Supriyanto. 

Lebih lanjut, soal isu dinasti politik, dia meyakini akan meredup dengan sendirinya seiring dimulainya masa kampanye Pileg dan Pilpres.

Sebab, menurut Supriyanto, pada pihak yang menyerang Jokowi dengan opini negatif mengenai dinasti, di pihak mereka juga banyak caleg dan kepala daerahnya dari kalangan keluarga pejabat itu juga. 

Artinya, Supriyanto menyebut tudingan itu juga akan berbalik ke pihak mereka sendiri, isu ini jadi bumerang bagi mereka juga sehingga tidak akan mereka mainkan. 

Diketahui, PDIP melalui berbagai pernyataan elite Partai menuding Jokowi sedang melanggengkan politik dinasti di Pilpres 2024.

“Orang juga mengikuti perkembangan berita dan media sosial mengetahui kronologinya, kalau istilahnya  romantika dinamika dan dialektika yang  sebenarnya, ibarat lagu yang lagi viral di tiktok "hilang.. kadang ku tak tenang ku hanya diam aku sayang tapi kau yang tak paham apa aku pendam rasa sakit dalam dah lama aku simpan" kata Supriyanto. 

Saat ini, relawan dan tim pemenangan, ditekankan Supriyanto, tetap santai sebagaimana pesan Gibran kepada relawan ABJ untuk menangkan hati rakyat dengan filosofi jawa "urip kui urup" dan  "migunani tumraping liyan", yang artinya hidup itu mengabdi menghidupi dan berguna untuk orang lain. 

“Jika target perolehan suara Prabowo Gibran di Jateng dan DIY tercapai di atas 50 persen akan berdampak signifikan pada kemenangan Pilpres satu putaran,” kata Supriyanto. 

Dia menegaskan, target menang satu putaran bukan semata-mata untuk kepentingan kandidat atau kelompok pendukungnya saja, tetapi untuk kepentingan bangsa yang lebih luas. 

“Paling konkret ada efisiensi anggaran, alokasi KPU untuk Pilpres putaran kedua sekitar 17 trilyun rupiah ini dapat digunakan untuk membangun sarana publik seperti jalan, sekolah, air bersih dan puskesmas. Selain itu masyarakat juga tidak terkuras energinya karena bulan September akan mengikuti Pilkada serentak pemilihan kepala daerah provinsi, kabupaten dan kota,” pungkasnya.


Sulit Menang Satu Putaran

Sementara itu, Pengamat politik Adi Prayitno menyebut, pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka sulit untuk memenangkan Pilpres 2024 hanya melalui satu putaran.

Namun, ia tak menampik bahwa kemungkinan mereka menang satu putaran bisa saja terjadi.

"Kemungkinan itu ada. Tapi sulit karena rumus menang satu putaran tak mudah," kata Adi, kepada Tribunnews.com, Rabu (15/11/2023).

Sebab, Adi menjelaskan, untuk menang satu putaran, Prabowo-Gibran harus meraih 50 persen plus suara nasional.

Kemudian, mereka juga harus meraih suara secara merata di separuh jumlah keseluruhan provinsi di Indonesia dan meraih 20 persen suara dari jumlah pemilih di setiap provinsi.

"Selain wajib meraih suara 50 persen plus suara nasional, suaranya itu harus merata di separuh jumlah keselurusan provinsi, dan di setiap provinsi itu minimal mendapat 20 persen suara dari jumlah pemilih," jelasnya.

Baca juga: Prabowo-Gibran Bakal Tampil Bareng Nonton Final Piala Dunia U-17 Akhir Pekan Ini di Solo

Adapun Adi mengungkapkan, saat ini belum ada kandidat capres-cawapres yang raihan suaranya mencapai 50 persen plus.

"Melihat data per hari ini saja belum ada calon mencapai 50 persen plus satu itu," tutur Adi.

Menurut Adi, untuk melihat kemungkinan raihan suara tiap pasangan capres-cawapres itu pada sepekan sebelum hari pencoblosan.

"Seminggu sebelum pencoblosan terlihat," jelasnya.


Potret Sejumlah Lembaga Survei

Adapun sejumlah hasil survei terbaru elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menunjukkan tak ada satu pun pasangan calon (paslon) yang bisa menyentuh angka 50 persen.

Misalnya, hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis pada Senin (20/11/2023).

LSI menyebut Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungguli Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Berdasarkan hasil survei, Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby menyebut Pilpres 2024 kemungkinan berlangsung dua putaran.

Prabowo-Gibran diprediksi melenggang ke putaran kedua.

Pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam kegiatan komitmen pemilu damai yang digelar KPU dan Bawaslu di Jakarta, Senin (27/11/2023.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam kegiatan komitmen pemilu damai yang digelar KPU dan Bawaslu di Jakarta, Senin (27/11/2023. (Tribunnews.com)

Sebagai informasi, Adjie menyatakan survei diambil pada 6 s.d. 13 November 2023 dengan 1.200 responden.

Survei ini menggunakan metode multi stage random sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of error 2,9 persen.

Hasilnya, Prabowo-Gibran: 40,3 persen, Ganjar-Mahfud MD: 28,6 persen, Anies-Muhaimin: 20,3 persen, dan 10,8 persen belum menentukan pilihan.

Kemudian, survei dari Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) yang dilakukan pada 9 s.d. 13 November 2023 menunjukkan hasil Anies-Muhaimin: 24,00 persen, Prabowo-Gibran: 34,25 persen, dan Ganjar-Mahfud: 38,75 persen.

Sementara itu, responden yang tidak tahu atau tidak menjawab: 3,00 persen. Jumlah responden dalam survei sebanyak 1.300 responden dengan margin of error sebesar 2,83 persen.
 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan