Pilpres 2024
Prabowo Gunakan Diksi Tak Pantas untuk Respons Sindiran Anies, Pengamat: Harus Kelola Emosi
Pengamat Kebijakan publik, Nur Iswan, menyayangkan Prabowo menggunakan kata kasar untuk merespons sindiran Anies Baswedan soal kepemilikan tanah.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden (capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto
Reaksi calon presiden (capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto, dalam menjawab sindiran capres nomor urut satu, Anies Baswedan, soal kepemilikan tanah seluas 340 ribu hektare, menuai komentar.
Diketahui, sindiran tersebut diungkapkan Anies dalam debat capres ketiga Pilpres 2024 yang digelar KPU di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Dalam acara konsolidasi relawan se-Provinsi Riau di Gelanggang Olahraga (GOR) Remaja, Pekanbaru, Selasa (9/1/2024), Prabowo bercerita soal seseorang yang menyinggung kepemilikan tanahnya.
Prabowo menegaskan tanah-tanah itu merupakan tanah milik negara dan ia hanya memiliki hak untuk mengelolanya saja.
Prabowo kemudian mempertanyakan apakah orang yang menyindirnya itu benar-benar pintar atau tidak.
Karena seharusnya, menurut Prabowo, orang itu tahu akan adanya hak guna usaha, hak guna bangunan, serta hak guna pakai dalam sistem kepemilikan tanah.
Menurut Prabowo daripada tanah negara dikuasai oleh asing, maka lebih baik tanah tersebut ia kelola.
“Saudara-saudara, ada pula yang nyinggung-nyinggung, (saya) punya tanah berapa. Dia pintar atau g***** sih?”
"Dia ngerti enggak ada HGU, Hak Guna Usaha, hak guna bangunan, hak pakai, itu tanah negara, tanah rakyat, tanah bangsa."
"Daripada dikuasai asing lebih baik Prabowo yang mengelola," kata Prabowo dalam sambutan pada acara konsolidasi relawan se-Provinsi Riau di Gelanggang Olahraga (GOR) Remaja, Pekanbaru, Selasa.
Namun, jika nantinya pemerintah memerlukan tanah tersebut, Prabowo menegaskan akan segera menyerahkan tanah tersebut kepada negara.
Baca juga: Reaksi Cuek Prabowo soal Anies Nilai 11 dari 100 untuk Kinerjanya sebagai Menhan: Emang Gue Pikirin
Untuk itu, Prabowo merasa kepemilikan tanah ini seharusnya tidak dibawa dalam ranah debat capres karena justru hanya memperlihatkan ketidakpintaran seseorang.
"Tapi manakala pemerintah memerlukan, saya segera menyerahkan. Enggak usah dibawa-bawa debat lah," ungkap Prabowo.
Menanggapi respons Prabowo tersebut, pengamat kebijakan publik, Nur Iswan, menyayangkannya.
Nur Iswan merasa penggunaan kata-kata kasar lebih baik tidak digunakan oleh capres.
Termasuk juga tidak boleh diucapkan oleh timses atau tokoh dari masing-masing kubu capres.
“Diksi kata yang kasar hendaknya tidak dipergunakan. Terlebih lagi jangan sampai diucapkan oleh paslon atau tokoh dari semua kubu,” kata Nur Iswan, Selasa, dilansir WartakotaLive.com.
Nur Iswan mengingatkan dalam kontestasi Pilpres dan Pemilu 2024 ini, semua pihak harus bisa mengelola emosi dan perasaanya.
“Hati tidak boleh panas. Hati tidak boleh didikte oleh kejengkelan dan kemarahan yang berkepanjangan."
"Pikiran tetap harus jernih. Pemimpin kan harus bisa mengelola emosi dan perasaan,” imbuh Nur Iswan.
Lebih lanjut, Nur Iswan menyampaikan, semua paslon harus fokus merebut hati pemilih dengan cara menyampaikan rekam jejak, narasi atau gagasannya.
“Semua paslon kan pasti punya gagasan. Jangan malah menyerang dengan diksi kata yang kasar. Itu malah bisa menghilangkan respek dan simpati pemilih, bukan?” imbuhnya.
Baca juga: Perubahan Citra Prabowo pada Pilpres 2024 Disorot Media Luar Negeri, Kini Lekat dengan Gemoy
Timnas AMIN Sikapi Umpatan Prabowo
Asisten Pelatih Tim Nasional (Timnas) pasangan Anies-Cak Imin (AMIN), Jazilul Fawaid, merespons soal umpatan Prabowo Subianto yang menyinggung capres lain soal pembahasan kepemilikan tanah dalam Debat Pilpres 2024, Minggu malam.
Menyikapi hal itu, Jazilul justru menilai kalau pernyataan yang disampaikan Prabowo adalah ungkapan untuk menilai diri sendiri.
"Ya itu pasti dirinya, dirinya mengatakan dirinya sendiri, ya masa ada pertanyaan bodoh, enggak ada, pertanyaan itu netral, orang bertanya (masa) itu pertanyaan bodoh, dia (Prabowo) yang enggak bisa jawab," kata Jazilul kepada awak media di NasDem Tower, Gondangdia, Selasa.
Saat ditanyakan soal etis atau tidaknya seorang capres menyatakan demikian, Jazilul menyinggung kalau ada pihak yang sudah tidak lagi memperdulikan etik.
Sebab kata Jazilul, setiap pertanyaan yang mempermasalahkan etik, Prabowo justru tidak bisa menjawabnya.
"Kayaknya sudah tidak lagi memperdulikan etik deh, kayaknya sudah tidak peduli etik, kan tidak bisa menjawab, setiap pertanyaan yang bernada mempertanyakan etik, tidak bisa jawab," kata Jazilul.
Hanya saja, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu enggan berbicara lebih jauh soal dinamika tersebut.
Baca juga: Prabowo Mengaku Tak Pernah Saling Menyakiti saat Rival dengan Jokowi, Kini Sindir Anies Baswedan
Dirinya secara terbuka menyerahkan penilaian itu kepada masyarakat sebagai pihak yang memilih dalam pilpres mendatang.
"Biarlah publik yang menilai, setiap pertanyaan etik gabisa dijawab, malah terakhir dijawab 'anda ga berhak mempertanyakan soal etika, karena anda bukan orang yang beretik' gitu-gitu, jawab aja kalau dia orang punya etika, jawab aja," kata Jazilul.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Sesalkan Diksi 'Goblok' Prabowo, Pengamat : Paslon dan Pendukung Hindari Kata Kasar.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rizki Sandi Saputra)(WartakotaLive.com/Dwi Rizki).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.