Selasa, 12 Agustus 2025

Pilpres 2024

Soal Gimik Celingukan Gibran di Debat, Mahfud: Maunya Mempermalukan, Saya Permalukan Balik

Mahfud MD merespons soal gestur Gibran Rakabuming Raka yang celingukan mencari jawaban saat sesi tanya jawab di debat.

Penulis: Rifqah
tribunnews.com
Gibran memperagakan diri sedang mencari jawaban Mahfud di debat Pilpres 2024, Minggu (21/1/2024). - Mahfud MD merespons soal gestur Gibran Rakabuming Raka yang celingukan mencari jawaban saat sesi tanya jawab di debat. 

TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menunjukkan gestur debat celingukan saat debat cawapres pada Minggu (21/1/2024) lalu setelah mendengarkan jawaban dari cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.

Menanggapi hal tersebut, Mahfud menilai gestur clingak-clinguk Gibran mencari jawaban itu untuk mempermalukan dirinya.

Mahfud beranggapan, 'pelatih' Gibran menyuruhnya melakukan hal yang demikian.

"Jadi Mas Gibran tuh, Mas Gibran itu dilatih agar gini-gini (celingukan) biar mempermalukan saya," kata Mahfud dalam acara dialog Tabrak Prof! di Semarang, Selasa (23/1/2024).

"Maunya mempermalukan kan, saya permalukan balik," ujar Mahfud.

Momen celingukan Gibran tersebut muncul saat sesi tanya jawab debat keempat peserta Pilpres 2024 pada Minggu malam.

Saat itu, Gibran melontarkan pertanyaan kepada Mahfud mengenai cara mengatasi greenflation.

“Bagaimana cara mengatasi greenflation? Terima kasih,” kata Gibran.

Namun, setelah Gibran memberikan pertanyaan itu, moderator debat menyelanya.

Moderator mengatakan, sebagaimana dalam aturan debat, penggunaan istilah atau terminologi asing harus dijelaskan. 

Merespons moderator, Gibran justru menyinggung Mahfud yang merupakan seorang profesor, sehingga ia menilai tak perlu repot-repot menjelaskannya.

Baca juga: Yenny Wahid Kritik Gestur Gibran Cari Jawaban Mahfud MD saat Debat: Kesannya Melecehkan Sekali

"Tunggu, ini tadi tidak saya jelaskan karena kan beliau (Mahfud MD) kan seorang profesor,” kata Gibran sambil tersenyum.

Mendengar ucapan Gibran, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu menggeleng-gelengkan kepala.

“Greenflation adalah inflasi hijau, sesimpel itu,” kata Gibran.

Mahfud lantas menjawab pertanyaan Gibran dengan mengatakan, ekonomi sirkuler merupakan proses pemanfaatan produk lama melalui pengolahan kembali recycle sehingga menjadi barang baru.

Namun, Gibran merasa tak puas dengan jawaban Mahfud mengenai greenflation itu, sambil menempelkan tangan kanan di atas matanya, Wali Kota Solo itu menundukkan badan sambil bercelingak-celinguk.

“Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya, kok nggak ketemu jawabannya, saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau,” ucap dia.

Gibran kemudian menjelaskan, salah satu contoh greenflation adalah peristiwa demo rompi kuning di Prancis yang sangat berbahaya, karena sudah memakan korban.

Menurut Gibran, hal ini yang harus diantisipasi agar jangan sampai terjadi di Indonesia.

“Intinya transisi menuju energi itu harus super hati-hati, jangan sampai malah membebankan RND yang mahal, proses transisi yang mahal ini kepada masyarakat, pada rakyat kecil. Itu maksud saya inflasi hijau, Prof Mahfud,” lanjut putra sulung Presiden Joko Widodo itu.

Mahfud pun menanggapi Gibran kembali, tapi kali ini, Mahfud tak mau berkomentar karena menurutnya, jawaban Gibran tidak tepat dan melebar sehingga tidak layak untuk ditanggapi.

“Saya juga mencari tuh, jawabannya ngawur juga tuh. Ngarang-ngarang ndak karuan, mengaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Kalau akademis itu tanya-tanya kayak gitu recehan,” ujar Mahfud.

“Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya. Oleh sebab itu, saya kembalikan ke moderator. Ini enggak layak dijawab pertanyaan kayak gini,” kata Mahfud.

Mahfud berpandangan bahwa pertanyaan terkiat greenflation itu sesungguhnya tidak berisi, sehingga menganggap pertanyaan tersebut receh.

Ia lantas mengingatkan, sebuah pertanyaan semestinya disampaikan dengan memaparkan latar belakang peristiwa, diikuti dengan menanyakan pendapat lawan bicara atas peristiwa itu.

"Ini belum ada peristiwanya, langsung tanya, 'Apa menurut bapak tentang ini', itu kan secara akademis untuk anak SD kelas 3, secara akademis itu mentah," kata Mahfud.

Itulah sebabnya, Mahfud menolak menjawab pertanyaan Gibran karena menurutnya tak layak untuk dijawab dalam forum terhormat.

Jawaban Gibran soal Gestur Celingukan di Debat

Mahfud MD tertawa dengan Jawaban Gibran soal Food Estate di Debat Cawapres kedua, Minggu (21/1/2024) Gibran mengklaim Food Estate di Gunung Mas Kalteng berhasil walaupun ada yang gagal. (Tangkap layar YouTube KPU RI) - Mahfud MD merespons soal gestur Gibran Rakabuming Raka yang celingukan mencari jawaban saat sesi tanya jawab di debat.
Mahfud MD tertawa dengan Jawaban Gibran soal Food Estate di Debat Cawapres kedua, Minggu (21/1/2024) Gibran mengklaim Food Estate di Gunung Mas Kalteng berhasil walaupun ada yang gagal. (Tangkap layar YouTube KPU RI) - Mahfud MD merespons soal gestur Gibran Rakabuming Raka yang celingukan mencari jawaban saat sesi tanya jawab di debat. ((Tangkap layar YouTube KPU RI))

Menanggapi soal gestur celingukannya saat menanggapi jawaban dari Mahfud itu, Gibran hanya menjawabnya santai.

“Ya terima kasih masukannya,” jelasnya saat ditemui di Ngadirojo, Wonogiri, Selasa  (23/1/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

Sementara itu, Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Billy Mambrasar membela Gibran mengenai gestur yang ditunjukan saat debat itu.

Menurut Billy, saat semua kandidat berada di atas panggung, maka tak ada gap usia antara peserta dan mereka memiliki hak dan porsi yang sama dalam forum debat itu.

“Apabila di atas panggung, dalam hal hubungan pemerintahan antara Mas Gibran dengan Prof Mahfud dan Cak Imin itu tidak ada batasan usia secara teknokrasi."

"Jadi batas usia itu hanya dalam hubungan pribadi atau personal,” jelas Billy, saat ditemui di Kantor Fanta HQ, Jalan Surabaya Nomor 45, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (22/1/2024) malam, dikutip dari Wartakotalive.com.

Billy mengatakan, apa yang dilakukan oleh Gibran itulah yang ingin dirontokkan oleh putra sulung Presiden Jokowi di atas podium.

Ia juga mengingatkan, hal yang dilakukan oleh Gibran itu merupakan representasi anak muda.

“Jadi ada (sesi) di luar panggung dan di dalam panggung. Di luar panggung hubungan etis antara anak muda dan orangtua, selayaknya kita pada orangtua dan itu ditunjukkan oleh Mas Gibran sebelum debat dia salim dan sapa, dan setelah debat dia juga salim, sapa dan ucapkan permohonan maaf,” kata Billy.

Baca juga: Gimik Gibran di Debat Cawapres, Dikritik PDIP, Cak Imin hingga Yenny Wahid, TKN Beri Pembelaan

Maka dari itu, Billy menganggap gestur Gibran kepada Mahfud yang seolah mencari jawaban di tubuh Mahfud, ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki hak yang sama untuk bekerja secara teknokratis di pemerintah.

Selain itu, Gibran juga ingin menghilangkan stigma bahwa kalangan junior harus selalu mengikuti saran dan mematuhi arahan senior.

“Misalnya teknokratis, setara apabila kita berbicara dengan pekerjaan dan kita harus merontokkan hal ini yng terjadi di seluruh Pemda, di mana orangtua menutup diri kepada anak muda untuk memberikan masukan, berdiskusi dan bekerja sama,” pungkasnya.

Terpisah, Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan memang mengakui, penampilan Gibran saat debat itu sebetulnya sikap Gibran justru menjunjung kesopanan, meski menuai pro dan kontra.

Walaupun berulang kali menyerang paslon lain saat debat berlangsung, Gibran tetap menyampaikan permohonan maaf.

Hal tersebut terlihat dilakukan Gibran di tengah sesi debat, maupun di akhir acara debat.

“Banyak juga yang menyoroti bahwa Mas Gibran misalnya tidak beradab, kalau dilihat debat semalam dan sebelumnya, kurang adab apa Mas Gibran kemarin, dibanding Mas Anies dan Pak Ganjar?” tanya Arief di Kantor Fanta HQ, Jalan Surabaya Nomor 45, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024) malam.

“Mas Gibran walau serang berkali-kali tetap minta maaf dan datang (menghampiri Cawapres lain) untuk cium tangan, kalau Mas Anies jalan saja, salaman dengan Pak Prabowo juga nggak (usai debat sebelumnya),” imbuh Arief.

Arief beranggapan, bahwa Gibran yang begitu ekspresif itu sesekali menyampaikan sindiran kepada Cak Imin dan Mahfud sebagai maksud menginginkan dunia politik dijalanlan dengan riang gembira.

“Dia begitu biar mencairkan suasana, biar kami bantu juga ini Cak Imin dan Pak Mahfud biar nggak tegang-tegang,” imbuhnya.

“Kalau yang senior atau tua ini lebih gampang sensitif, baper (bawa perasaan). Jadi kami menganggap Mas Gibran ini sangat beradab," ujarnya.

"Kalau kelihatannya dia celingak-celinguk itu wujud ekspresi anak muda yang ingin membawa suasana Pilpres ini riang gembira,” imbuhnya.

Menurut dia, dinamika yang terjadi ini merupakan konsekuensi dari ajang Pilpres yang diikuti oleh kaum muda, seperti Gibran.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Di Wonogiri, Gibran Jawab Soal Gestur Tak Sopan saat Debat Cawapres: Terima Kasih Masukannya.

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar) (WartaKota)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan